TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Emha Ainun Najib atau yang dikenal dengan panggilan Cak Nun, menaruh hormat kepada para ulama di Indonesia, termasuk Ustadz Abdul Somad.
Karena itulah, dirinya meminta agar tidak ada lagi yang menghina Ustadz Abdul Somad atau pun ulama-ulama lainnya.
Apalagi dengan membanding-bandingkan dengan dirinya.
Penegasan itu terlihat dalam sebuah video yang menyebar di media sosial Twitter, Sabtu (9/9/2018).
Satu di antaranya dibagikan oleh pemilik akun Twitter, @RajaPurwa.
“Takjub atas kerendahan hati dari Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) secara beliau sdh matang secara ilmu, umur dan pengalaman,” cuit @RajaPurwa.
Baca: Postingan Ustadz Abdul Somad Bersama Wanita Non Muslim Ini Jadi Perbincangan
“Tapi mampu memperingatkan yang lain utk menghormati dan tidak menghina Ustadz Abdul Somad serta tdk membanding2kan dgn dirinya,” cuit @RajaPurwa lagi.
Dalam video itu, Cak Nun menjelaskan fenomena di medsos.
“Sekali lagi tentang medsos-medos ini, saya bersyukur ehh. Anda menghina Ustadz Abdul Somad kalau membanding-bandingkan saya dengan beliau. Karena beliau orang yang pintar, orang yang menguasai banyak kitab,” kata Cak Nun.
“Beliau orang yang kuliah di Al Azhar sangat lama. Beliau orang yang tepelajar. Baik secara Islam maupun secara modern yah,” katanya lagi.
Sementara, dirinya tidak sekolah.
“Kalau saya kan tidak sekolah. Saya tidak pernah lulus dari setiap sekolah yang saya masuki. Bahkan tidak pernah keluar baik-baik dari sekolah yang saya masuki,” ujar Cak Nun disambut tawa jamaah.
Baca: Posting Rangkaian Kegiatannya di Pontianak, Ustadz Abdul Somad Banjir Ucapan Terima Kasih
Dengan alasan itulah, Cak Nun tidak mau dibanding-bandingkan dengan Ustadz Abdul Somad atau ustadz siapapun karena, dirinya merasa tidak sebanding dengan mereka.
“Sehingga Anda jangan menghina Ustadz Abdul Somad atau ustadz siapapun, dengan membandingkannya dengan saya. Karena saya sama sekali tidak level untuk dibandingkan dengan para schoolar dan para cendikiawan atau para apa yah, muta awinul quran wah hayat yah,” tegas Cak Nun.
Cak Nun merasa tidak punya kredibilitas keilmuan.
“Saya tidak bisa dibandingkan karena saya tidak punya kredibilitas ilmu, saya tidak punya keabsahan agama juga,” tegas suami dari Novia Kolopaking itu.
Ia pun menekankan apa yang selama ini ia kupas bersama dengan para jamaahnya.
“Apa yang saya bicarakan bukan ajaran. Cuman teman bicara Anda yang Insya Allah saling bertemu karena kita saling mencintai. Tapi kalau disebut ini pengajian ini ajaran wah, jangan menghina Ustadz Abdul Somad, jangan menghina maiyahan,” tegasnya.
Baca: TERPOPULER - Ria Norsan Hadiri Ceramah Ustadz Abdul Somad Hingga Amalan dan Puasa Muharram
Video ini pun mendapat tanggapan dari netizen.
“Semakin tinggi ilmu, hatinya akan merunduk. Hanya karena politik seseorang atau sekelompok orang begitu mudah menghina Pak UAS,” tulis Abu Hafsah.
“Lagi pula orang yg hatinya picik aja yg suka banding2an seperti itu, udah tau beda mau diadu,” tulis Adiak_u.
“Mbah Nun hanya takut Allah marah padanya,” tulis Sefry_Di_01.
“NU Garis Lurus, beliau,” tulis Koswara.
“Kangen maiyahann,” tulis Mas Aji.
“Makin takjub gw sama kerendahan hati cak nun..the best lah,” tulis Mike Tobing.
Dalam ceramah selanjutnya, mengutip bangkapos.com, Cak Nun jmemberi pesan kepada para warganet yang kerap mengadu domba antara dirinya dengan Ustadz Abdul Somad.
Baca: Ustadz Abdul Somad Disambut Meriah di Pontianak, 4 Orang Ini Sempat Menghinanya di Media Sosial
Menurutnya itu tidak benar dan sengaja didengungkan untuk membuat provokasi antara pengikut dirinya dengan Ustadz Abdul Somad.
Tonton videonya di sini:
Mengutip wikipedia, Cak Nun lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953.
Ia adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami.
Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian kalimatnya diadopsi oleh Soeharto.
Baca: Sutarmidji: Kalbar Selalu Terbuka Untuk Ustaz Abdul Somad dan Ulama
Kalimat itu berbunyi "Ora dadi presiden ora patheken".
Cak Nun juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.
Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensi rakyat.
Di samping aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang Bulan, ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara.
Rata-rata 10 sampai15 kali per bulan bersama Gamelan Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40 sampai 50 acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung.
Baca: Ustadz Abdul Somad Usap Kepala Bocah Ini Berkali-kali Saat Ceramah di Pontianak
Kajian-kajian islami yang diselenggarakan oleh Cak Nun antara lain:
* Jamaah Maiyah Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki.
* Kenduri Cinta adalah salah satu forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas gender, yang diadakan di Jakarta setiap satu bulan sekali.
* Mocopat Syafaat Yogyakarta
* Padhangmbulan Jombang
* Gambang Syafaat Semarang
* Bangbang Wetan Surabaya
* Paparandang Ate Mandar
Baca: Dakwah di Pontianak, Ustadz Abdul Somad Posting #LelahBerpisah! Ini Maksud Mulia Sang Ustadz
* Maiyah Baradah Sidoarjo
* Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali
* Juguran Syafaat Banyumas Raya
* Maneges Qudroh Magelang
Dalam pertemuan-pertemuan sosial itu ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas
nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metode perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat. (*)