Jemput TKI Asal Aceh Yang Terlantar di Entikong, Haji Uma Ceritakan Proses Pemulangan

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPD RI H. Sudirman saat menjemput para TKI yang menjadi korban penipuan agen penyalur dan terlantar untuk dipulangkan kembali ke Aceh. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SANGGAU - Anggota DPD RI H. Sudirman atau lebih dikenal dengan panggilan Haji Uma menceritakan proses pemulangan 11 TKI asal Aceh yang ditelantarakan agen di Entikong,  Kalbar. 

Dirinya yang hadir langsung pada saat proses pemulangan tersebut mengatakan, pada awalnya dirinya mengetahui 11 TKI asal Aceh yang terlantar itu dari media.

"Staf saya memberitahu, pak itu bagaimana ada TKI kita yang terlantar di Entikong dia bilang gitu. Dan kronologinya sudah tahu dari media yang memberitakan. Dan jelas disebutkan bahwa mereka ini (TKI) ditipu oleh agen penyalur," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Rabu (29/8).

Baca: Merasa Ditipu, 11 TKI Asal Aceh Pulang Berjalan Kaki dari Malaysia Menuju Perbatasan Entikong 

Mengetahui hal tersebut, dirinya mengatakan kepada staffnya untuk stand by dulu. Karena, kata dia, melihat dari sisi anggaran belum ada, sebab untuk memulangkan para TKI tersebut tentu harus menggunkan biaya pribadinya. 

Anggota DPD RI H. Sudirman saat menjemput para TKI yang menjadi korban penipuan agen penyalur dan terlantar untuk dipulangkan kembali ke Aceh.  

"Oleh sebab itu kita menunggu terlebih dahulu untuk mengambil tindakan. Dan kita juga menunggu dari pihak pemerintah untuk membantu dan terus berkomunikasi. Namun setelah lama menunggu tidak pihak yang merespon. Dan melihat kondisi ini dan di media juga terus menjadi berita hangat, yang menceritakan merka berjalan kaki 3 hari 3  malam sehingga pada akhirnya mereka bertemu dengan Polisi Indonesia di Entiking, dan ditampung di Polsek Entikong," urainya. 

Karena belum ada juga respon dari berbagai pihak tentang kondisi para TKI tersebut, dan juga media terus memberitakan tentang nasib mereka. Akhirnya dirinya mencoba untuk berkomunikasi dengan Ketua DPD RI yakni Oesman Sapta Odang atau OSO. 

"Saya kemudian konsultasi dengan pak OSO. Saya bilang, pak ada TKI kita dari Aceh yang terdampar disana (Entikong), mereka juga tidak punya keluarga disana dan juga sudah tidak memiliki biaya untuk pulang. Dan pak OSO langsung merespon dengan mengatakan oke akan membantu dan sama-sama membantu," jelasnya. 

Berdasarkan hal tersebut, dirinya kemudian menghubungi kantor penanggung Jawab DPD RI yang ada di Kalbar. Dalam komunikasi tersebut dirinya meminta bantuan untuk menjemput para TKI yang sedang terlantar akibat penipuan agen di Entikong. 

"Saya hubungi bu Dian untuk minta bantuan agar para TKI ini dijemput yang sedang ditampung di Polsek Entikong,  beliau menyanggupi dan menjemput TKI yang telah diperiksa oleh Polsek Entikong. Dan saya langsung berangkat ke Kalbar dari Jakarta tadi malam,  menjemput mereka setelah dijemput oleh ibu Dian ini dari Entikong ke Pontianak. Saat ini saya sudah menuju bandara bersama para TKI setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak di Kalbar," ungkapnya. 

Haji Uma juga mengatakan, bahwa pada dasarnya 11 TKI ini merupakankorban penipuan. Mereka dijanjikan bekerja di Malaysia di sebuah perusahaan sawit dengan gaji Rp. 7 sampai 9 Juta, namun nyatanya mereka hanya menerima gaji sekitar Rp. 3 Juta yang kemudian dipotong lagi biaya perjalan, makan, tempat tinggal dan sebagainya. 

"Oleh sebab itu mereka mengambil tindakan untuk melarikan diri karene merasa mereka telah ditipu. Mereka dapat melarikan diri meskipun penjagaan cukup ketat dari pengawasan pihak agen dan juga perusahaan. Mereka melarikan diri dengan berjalan kaki menuju perbatan dan bertemu dengan Polisi Indonesia di Polsek Entikong dengan jarak tempuh 3 hari 3 malam berjalan kaki," ceritanya.

Setelah melakukan proses pemulangan para TKI tersebut, Haji Uma juga langsung menghubungi Dinas Sosial Provinsi Aceh, untuk dibantu agar tidak kembali lagi ke Malaysia. 

"Saya pesan ke Dinas Sosial agar dibantu mereka supaya tidak kembali lagi ke Malaysia. Selain itu nanti mereka juga akan dipertemukan dengan Wakik Gubernur untuk membicarakan yang tebaik buat mereka," tukasnya. 

Berita Terkini