Karhutla di Kalbar, Erwin Tobing Minta Utamakan Pencegahan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erwin Tobing Anggota DPRMPR RI PDIP Dapil Kalbar, Mantan Kapolda Kalbar

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kabut asap yang menyelimuti Wilayah Kota Pontianak dalam beberapa minggu terakhir ini sudah menimbulkan dampak yang negatif terhadap kehidupan masyarakat. Dimana kabut asap ini sudah berdampak terhadap lalu lintas udara, pendidikan dan juga menganggu terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian. 

Selanjutnya kabut asap ini timbul adalah akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan kebun  yang terjadi hampir diseluruh kabupaten dan kota di Kalbar.

Walaupun pemadaman sudah dilakukan secara maksimal namun kebakaran hutan dan lahan semakin meluas dan kabut asap semakin tebal.

Baca: Terkait Karhutla, DPRD Sanggau Tegaskan Jangan Salahkan Petani sebagai Peladang

Hal itu dikatakan Anggota DPR RI Komisi III Irjen Pol (Purn) Drs Erwin TPL Tobing kepada wartawan pada Minggu (26/8/2018) sesuai dengan rilis tertulisnya.

Ia mengapresiasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh Kapolda beserta jajarannya, Pangdam XII Tanjung Pura bersama jajarannya dan DamKar swasta serta juga BNPB Kuburaya dan dinas instansi lainnya. Walaupun upaya pemadaman karhutla itu belum dapat membawa hasil secara maksimal.

Menurutnya, upaya pemadaman Karhutla sudah dilakukan dengan baik dengan dana, sarana dan prasarana yang sangat-sangat minim dan sangat terbatas. Tetapi aktifitas pemadaman api tetap dilakukan.

Dikatakan demikian karena luas Kalbar sangat luas yaitu mencapai dua kali Pulau Jawa di tambah Madura. Sementara tanah di Kalbar sebagian besar adalah lahan bergambut.

"Dalam menangani karhutla, jajaran Polda Kalbar yang dipimpin langsung Kapolda, dengan Pangdam XII Tanjung Pura sudah melaksanakan tugas pemadaman api secara maksimal dengan harapan api dapat cepat padam. 
Kesulitan ini dikarenakan luas lahan yang terbakar semakin bertambah dan suhu udara Kalbar saat ini sangat tinggi . Apalagi Kalbar termasuk lintasan garis Equator," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam menangani karhutla hendaknya jangan difokuskan untuk pemadaman api saja . Tetapi harus mengupayakan bagaimana cara agar masyarakat tidak mengambil jalan pintas dengan membakar lahan.

"Seperti yang diketahui bahwa membuka lahan dengan cara membakar merupakan cara yang sudah dilakukan sejak lama dan dapat dikatakan sudah merupakan satu budaya dalam membuka lahan dimana mana di Indonesia ini . Artinya kita harus dapat mengubah budaya membuka lahan dengan cara membakar kepada cara yang lebih hemat, lebih baik dan efektif," tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, maka karhutla di Kalbar dapat diminimalisir atau di cegah sejak dini. Sehinga kabut asap yang menyelimuti Wilayah Kalbar tidak terjadi lagi. Sekarang ini karhutla yang menyebabkan timbulnya kabut asap sudah berdampak terhadap semua aspek kehidupan.  

"Informasi yang saya terima aparat Kepolisian sudah menangkap 29 orang pelaku pembakar lahan. Saya sangat mendukung perintah dari Kapolri Prof H Muhammad Tito Karnavian Phd kepada semua Kapolda untuk menindak tegas Para pelaku pembakaran hutan, dan  sangat diharapkan Polda Kalbar dapat mengungkap otak di belakang ini semua, karena tidak tertutup kemungkinan keterlibatan  pengusaha-pengusaha besar yang akan membuka lahan baru untuk Perkebunan," imbuhmya.

Upaya yang perlu dilakukan, kata Mantan Kapolda Kalbar ini yaitu merubah budaya masyarakat dalam rangka pembukaan lahan.

Bahkan jika perlu pihak Pemda atau pihak yang berwenang, lanjutnya, tidak memberi izin kepada Pengusaha untuk membuka perkebunan sawit atau lainnya kalau ternyata ada bukti bahwa lahan tersebut pernah teriindikasi saat land clearing, di bersihkan, diratakan dengan cara membakar.

Halaman
12

Berita Terkini