Laporan Wartawan Tribun Pontianak Sahirul Hakim
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Sejumlah orang tua di Kabupaten Kapuas Hulu merasa bingung terkait pro dan kontra masalah imunisasi rubella dan campak untuk anak-anak.
Sebab, hingga kini masih menjadi perbincangan atau pro dan kontra antara Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesi (MUI).
Baca: Lagi, Gempa 6,9 SR Guncang Lombok, Dua Orang Dilaporkan Tewas
Pihak MUI telah menyatakan kalau bahan yang terkandung dalam vaksin rubella dan campak mengandung babi.
Seorang Ibu asal Putussibau, Asnah menyatakan dari pihak sekolah sudah memberikan undangan terkait mengikuti imunisasi rubella dan campak tersebut.
"Pada dasarnya kami sebagai orangtua sangat mendukung karena baik untuk kita anak-anak," ujarnya kepada Tribun, Senin (20/8/2018).
Baca: Jaga Stabilitas BBM dan Gas LPG, Maman Dorong Pertamina untuk Memastikan Jumlah Stock
Tapi dari sisi lain, ibu dua anak ini masih ragu untuk mengizinkan anaknya dilakukan imunisasi rubella dan campak tersebut. Karena MUI dan Pemerintah masih belum satu dana apakah boleh atau tidak.
"Jadi buat kami bingung, dari sisi lain imunisasi itu penting untuk kesehatan anak. Tapi ditinjau dari segi agama katanya mengandung daging babi. Sementara belum ada keputusan boleh atau tidak," ucapnya.
Orangtua lainnya, Dewi menuturkan kalau dirinya masih menunda sementara anaknya dilakukan imunisasi Rubella dan Campak di Sekolah. Karena masih menunggu hasil rapat pleno dari MUI bersama Pemerintah di Jakarta.
"Apabila sudah ada keputusan boleh, kita izinkan anak dilakukan imunisasi Rubella dan Campak, dan sebaliknya kalau tak boleh atau haram karena bahkan mengandung daging babi maka tidak diizinkan," ujarnya.
Dewi menjelaskan, pada dasarnya orangtu sangat mendukung adanya imunisasi Rubella dan Campak tersebut.
"Kita tahu bersama bahwa, imunisasi tersebut sangat baik untuk kesehatan anak-anak. Tapi karena belum jelas dari pemerintah dan MUI, untuk sementara kita pending dulu," ungkapnya.
--