Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Sebanyak 54 calon jamaah umrah asal Kabupaten Sambas, gagal berangkat umroh ke Tanah Suci pada akhir bulan Desember 2017.
Hingga kini mereka masih menunggu kepastian kapan bisa berangkat.
Baca: PT SBL Diduga Kelabui Jemaah Umroh dengan Money Game
Satu di antara calon jamaah umroh yang gagal berangkat, Hairuddin (60), mengungkapkan sepengetahuannya 54 calon jamaah umroh asal Kabupaten Sambas tersebut berasal dari Kecamatan Sebawi, Galing, Paloh, dan Sajingan.
Baca: Mendulang Sukses di Tahun Kemaren, Kini Film Pengabdi Setan Akan Ditayangkan di 42 Negara
"Untuk di Kecamatan Sebawi sendiri ada sebanyak 9 warga yang batal berangkat, di antaranya saya dan istri saya Ratna Hartati (58). Awalnya dijanjikan Travel Umroh dari PT Solusi Balad Lumampah (SBL) diberangkatkan akhir Desember 2017, namun batal," ungkapnya saat ditemui di Kediamannya di RT 10/ RW 05 Desa Sempalai Sebedang, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Senin (19/2/2018).
Baca: Mahasiwa Kedokteran yang Tenggelam Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya!
Selanjutnya, pada saat penyuntikan vaksin, para calon jamaah umroh asal Kabupaten Sambas, dijanjikan keberangkatan pada tanggal 29 Januari 2018.
"Namun, ternyata saat latihan manasik di Sambas, kami mendapatkan kabar bahwa keberangkatan tanggal 29 Januari 2018 itu, ditunda lagi, dan kami tidak diberitahu jadwal selanjutnya kapan," jelasnya.
Latihan manasik yang dilaksanakan di sebuah aula kantor di Sambas, menurut kisahnya diikuti seluruh calon jamaah umroh sebanyak 54 orang.
Bahkan ada satu orang calon jamaah umroh asal Kota Singkawang, yang menumpang ikut serta latihan manasik.
"Pada saat latihan manasik tanggal 7 Januari 2018, ada calon jamaah umroh yang bertanya, kapan jadwal keberangkatan sebenarnya. Pengurusnya bernama Chaswa Ala Subhana biasanya kami panggil dengan Nana, usianya sekitar 30-an, perempuan, dia bilang sangat berat untuk mengatakan bahwa keberangkatan kita ditunda lagi," terangnya.
Selanjutnya pengurus tersebut menjanjikan akan mengurus keberangkatan secepatnya. "Makanya dia bilang akan berangkat ke Bandung. Benar-benar berangkat ke Bandung dia, di urusnya. Setelah itu tidak ada informasi sama sekali lagi, apakah kami dikumpulkan atau dikirim berita SMS atau telepon, tidak ada sama sekali. Ndak tahu lah dengan calon jamaah yang lain," tegasnya.
Setelah bos PT SBL, Aom Juang Wibowo, ditahan pihak kepolisian dan dimuat media massa, malam harinya adik Nana yang bernama Didin mendatangi kediaman Hairuddin.