Petrus Lengkong Tutup Usia

Petrus Lengkong Wafat, Ini Profil Lengkapnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seniman Dayak, Petrus Lengkong.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Seniman Dayak, Petrus Lengkong wafat di Sakit Santo Vincentius, Jalan Diponegoro, Kota Singkawang, Jumat (5/1/2018).

Petrus Lengkong meninggal di usia 67 tahun, meninggalkan 1 orang istri, 5 orang anak terdiri dari 4 laki-laki, 1 perempuan dan 9 cucu.

Kepiawaiannya dalam seni pahat menghantarkannya sebagai penerima anugerah kebudayaan tahun 2013 kategori pelestarian dan pengembangan warisan budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Petrus Lengkong setidaknya telah memproduksi 37 karya patung berbagai model dari kayu, 14 lukisan sehingga memperoleh 14 penghargaan.

Dalam memperkenalkan seni budaya Dayak, nama Petrus Lengkong sudah tidak asing lagi di tengah masyarakat.

Berbagai presetasi sudah pernah diraihnya bahkan sampai pada kancah Internasional Petrus Lengkong sudah mengharumkan budaya suku Dayak dan tentu saja membawa nama bangsa Indonesia ke pentas dunia.

Setidaknya ia sudah membawa seni budaya Dayak di China, Belanda dan Jepang.

Lahir di Rangkang Kabupaten Bengkayang, 25 Desember 1950, Petrus Lengkong dapat dikatakan berdarah Sulawesi Utara dari kedua orangtuanya dan berjiwa Dayak.

Meski darah Sulawesi mengalir dalam darahnya, namun jiwa dan raganya pula dibaktikan bagi kemajuan budaya Dayak yang sangat dicintainya.

Bertahun tahun bahkan berpuluh tahun sudah ia menggeluti seni budaya Dayak yang kaya, mulai dari tarian, seni ukir, ornamen, seni musik, mendesain sekaligus menjahit berbagai pakaian adat Dayak dan masih banyak Iagi.

Petrus Lengkong memutuskan untuk pensiun dari TNI AD pada tahun 1994 dengan pangkat Kopral Kepala dan terus menekuni dunia seni budaya Dayak sampai sekarang.

Berita Terkini