Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bhakti Bersama, Samsuri menyampaikan, untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, satu-satunya irigasi, meskupun tanaman padi sebenarnya bukan tanaman air, cuman memerlukan air.
Ia pun mengucapkan terima kasih apabila bendungan Merowi betul-betul diperbaiki, soalnya dari 1982 bendungan Merowi itu tidak berfungsi dengan baik, memang sebelumnya sempat mengalir tapi hanya tiga bulan saja.
“Meskipun begitu, kita tetap nanam dua dan bahkan tiga kali dalam setahun. Kita manfaatkan sumur bor untuk pengairan di sawah, ” jelasnya.
(Baca: Launching Ekspor Beras, Mentan RI Duduk Lesehan di Saung Sawah )
Kendati begitu, petani masih bisa menjual beras dari hasil sawah yang digarap tersebut. Bahkan menjualnya di wilayah kembayan dan kecamatan lainya.
“Dari hasil sawah, biasanya sepertiganya untuk konsumsi dalam jangka waktu empat bulan, sisanya di jual ke Kembayan, Balai Karangan, Sosok. Terutama yang rumah makan mesan dari kita, ” jelasnya.
Dikatakanya, seluas 100 lebih hektare sawah di kelola enam kelompok tani. Denganya adanya ekspore ke Malaysia, lanjutnya, apabila harganya memenuhi standar kami, kita siap tapi kalau dibawh harga standar kita, agak keberatan.
“Karena biaya perawatannya lebih besar. Kita biasa jual Rp 11 ribu per kilo gramnya. Apabila harganya nanti sesuai dengan standar, kita siap dan semakin semangat lagi, ” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI, Agung Hendriardi menjelaskan, apabila kita jualan, pastinya ada harga dan kualitas. Apabila kualitas bagus harga bisa lebih tinggi.
“Yang di ekspor saat ini, kualitasnya sudah dinilai oleh tim peneliti dari Malaysia dan masuk kualitas premium di Malaysia. Harga kita lebih tinggi dari harga di Vietnam, harga yang kita Rp 7500 rupiah, ” jelasnya.
Akan tetapi, mereka tetap mengambil dengan kita, karena kualitasnya yang masuk kualitas premium.
Sementara itu, Perwakilan dari Pemerintahan Malaysia, Salehhudin menegaskan, kita masih mengimpor beras dan lebih dekat. “25 ton ekspor beras ini sebagai percobaan kita, selain beras, kita juga butuhkan jagung, cabai dan bawang, ” ujarnya.
Tokoh masyarakat desa Tunggal Bakti, Wiji mengucapkan terima kasih atas adanya wacana perbaikan jaringan irigasi bendungan Merowi.
“Tinggal kita tunggu realisasinya di tahun 2018 nanti, saya yakin pasti dipenuhi dari Pemerintah, ” jelasnya.