Siswi Cantik Sambas Terpaksa Berhenti Sekolah! Sang Ayah: Bapak Jokowi Tolong Kami

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Marlen Sitinjak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NEVAWATI terbaring lemah di ranjang Kamar C Bangsal Kelas 2 Umum RSUD Sambas, Rabu (18/10/2017). Lantaran tak berdaya dengan biaya pengobatan Eva, ayahnya Murni (kanan) memohon bantuan Presiden Jokowi.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Murni (47), ayah Nevawati, remaja berusia 12 tahun yang mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening mengharapkan perhatian dan bantuan dari pemerintah.

Wajah cantiknya kini seolah tidak tampak lagi, seiring penyakit yang terus menggerogoti. 

Bahkan meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk membantu penyembuhan putrinya yang sudah sekitar 6 bulan menderita penyakit hingga akhirnya terpaksa tak lagi sekolah.

"Kepada Bapak Bupati, Bapak Presiden Jokowi, tolonglah bantu kami mengobati anak kami Nevawati yang kena penyakit kelenjar getah bening," ujarnya pelan, Kamis (19/10/2017).

(Baca: Kisah Inspiratif Anggota TNI ALTiap Hari Angkut Anak Sekolah Terobos Sungai Sambas )

Nevawati adalah remaja perempuan berusia 12 tahun asal RT 04/ RW 02, Dusun Setia Darma, Desa Parit Setia, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas.

Ia kini terbaring lemah di ranjang Kamar C Bangsal Kelas 2 Umum RSUD Sambas.

Dalam 3 bulan terakhir, siswi Kelas V SDN 10 Parit Setia ini tak dapat lagi ke sekolah karena tak mampu menahan sakit yang dideritanya sejak 6 bulan lalu.

"Sudah sekitar 6 bulan, dimulai dari timbulnya benjolan kecil di lehernya, terasa sakitnya sekitar 3 bulan terakhir ini, kalau 3 bulan sebelumnya belum terasa sakit," jelas Murni.

Bungsu dari lima bersaudara anak pasangan Murni dan Nursiah ini sudah diperiksakan ke berbagai tempat, baik ke rumah sakit, tabib maupun tempat-tempat pemeriksaan kesehatan alternatif lainnya.

(Baca: Penyakit Seolah Bom Waktu Mematikan Ini Kini Mulai Ada Obatnya )

"Pernah juga di teraphy ke Pontianak, sama nek aki asal orang Sambas juga. Sudah 3 kali saya bawa ke Pontianak. Pernah kami bawa ke rumah sakit untuk mengetahui apa sebenarnya penyakitnya ini. Cuma karena dana memang kurang," terangnya.

Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangat keluarga ini untuk mengobati Eva.

Murni hanyalah seorang petani kopra, istrinya pun begitu, sehari-harinya hanya bergelut mengurus ladang. Saat ini, keluarga petani ini hanya berharap dari sumbangan para dermawan yang galang guru sekolah Eva dan sejumlah relawan dari berbagai komunitas dan organisasi.

Halaman
12

Berita Terkini