Operasi Patuh Kapuas 2016

Kasat Lantas Menepis Isu Tak Sedap Ada Polisi Anarkis Terhadap Pengendara Saat Razia

Penulis: Dhita Mutiasari
Editor: Steven Greatness
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Razia sepeda motor di Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (23/5/2016) sekitar pukul 09.00 WIB. Sebanyak 84 pengendara terjaring razia Operasi Patuh Kapuas 2016 di hari ketujuh yang bertempat di depan Dekranasda Provinsi Kalbar. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kasat Lantas Polres Mempawah, AKP Tri Budianto, menepis isu-isu viral di media sosial, khususnya terkait tindakan anarkis oknum Polres Mempawah saat melakukan razia gabungan di kawasan Pasar Sungai Pinyuh adalah tidak benar.

"Kami luruskan masalah kejadian di Sungai Pinyuh itu, dimana dalam razia kami diperintahkan untuk melaksanakan hunting," ujarnya kepada tribunpontianak.co.id, Selasa (24/5/2016) sore.

Hunting itui dimaksudkan untuk melakukan tindakan dengan mencari, lantaran jika razia dilakukan statis bisa dipastikan pihaknya tidak maksimal untuk menindak pelanggar lalu lintas.

"Karena biasa yang lewat itu yang sudah lengkap semua, karena kalau yang melanggar malah mencari jalan tikus melalui lorong-lorong," ujarnya.

Karena itu, hunting dilakukan aparat Polres Mempawah dengan memaksimalkan kendaraan patroli.

Terkait santernya beredar isu di media sosial terutama pengguna facebook dimana Polres Mempawah melakukan kekerasan saat razia kepada pelanggar lalu lintas diakuinya saat itu memang banyak warga berkerumun di lokasi kejadian saat melihat pelanggar cekcok dengan aparat.

"Saat kita laksanakan hunting dengan patroli, kita pergoki ada warga tidak menggunakan helm, ketika akan dilakukan penindakan tidak mau, padahal tidak membawa SIM, helm dan kaca spion," ujarnya.

Bahkan saat akan dilakukan penindakan atau penilangan warga yang bersakutan malah enggan. Hingga akhirnya aparat memintanya untuk ke Pos Lantas.

"Saat diajak ke pos lantas itu, bahasanya dia tidak mau, katanya saya bukan maling, kita bukan maling. Kita bukan menindak dia maling atau tidak malingnya namun masalah pelanggarannya itu," jelas Kasat.

Lantaran saat itu situasi panas, maka sempat bersitegang antara pelaku pelanggaran dan anggota Lantas maka masyarakat ramai mengerumun.

"Jadi kalau dikatakan melakukan anarkis, seperti diberitakan di media sosial ini tidak benar, katanya bapak-bapak tua, padahal itu bapak masih muda," ujarnya.

Menurut Kasat, cara hunting tersebut bukan untuk menakuti-nakuti masyarakat. Meski begitu, kasat juga minta maaf kepada masyarakat. Apakah kisah dramatis selanjutnya, ada di harian cetak Tribun Pontianak edisi Rabu (25/6/2016) 

Berita Terkini