TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berdasarkan pantauan Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, TTA Nyarong melalui satelit NOAA-18 tangga 11 April 2016 pukul 16.27 WIB, tidak ditemukan adanya titik api (hotspot) di Kalbar.
Begitu juga dengan hasil pantauan satelit Sensor MODIS tanggal 12 April 2016 pukul 05.00 WIB, di 14 kabupaten/kota se-Kalbar tidak ada terlihat titik api.
"Pastinya kita tetap upaya melakukan langkah-langkah yang konkret ketika ada asap yang menyelimuti Kalbar," ujar Nyarong kepada Tribunpontianak.co.id, Selasa (12/4/2016).
Untuk melakukan antisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Kalbar, BPBD Provinsi Kalbar, jelas Nyarong, dalam waktu dekat akan melakukan kegiatan evaluasi mobilisasi sumberdaya dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Kita juga telah melakukan terus himbau dan sebagainya kepada pihak perusahaan perkebunan dan masyarakat sendiri, agar tetap bersama-sama menjaga lahan dan hutan masing-masing tidak terbakar," ucapnya.
Terkait kabut asap yang sudah mulai nampak di Kalbar sendiri, Nyarong menggangap itu bisa datang dari luar daerah Kalbar. Karena sudah jelas dalam pantaun satelit NOAA dan MODIS Kalbar tidak ada titik api atau hotspot.
"Sekali lagi Kalbar tidak ada titik api, mungkin yang ada kabut asap yang dirasakan oleh masyarakat datang dari luar Kalbar," ungkapnya.
Apa yang akan dilakukan Pemprov Kalbar jika ada pelaku pembakaran lahan? Baca selengkapnya pada edisi cetak Tribun Pontianak, Rabu (13/4/2016).