Bertemu Julang Emas saat Fieldtrip di Lubuk Baji

Penulis: Stefanus Akim
Editor: Mirna Tribun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Julang emas.

Citizen Reporter

Petrus Kanisius
Yayasan Palung

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Beragam hal menarik dijumpai saat Sispala Repatones, SMA St Yohanes bersama Yayasan Palung melakukan field trip (kunjungan lapangan) bersama di Lubuk Baji, Kawasan Zona Penyangga Taman Nasional Gunung Palung, pada 4-6 September 2015, lalu.

Dalam perjalanan menuju Camp Lubuk Baji, peserta disuguhi hal menarik. Menariknya adalah ketika peserta bertemu dengan burung julang emas jantan. Seperti diketahui, burung julang emas yang dalam bahasa latinnya Aceros undulatus tersebut termasuk burung jarang ataupun sulit dijumpai.

"Suatu kesempatan langka dan menarik," ujar Muhammad Rizal Alqadrie.

Langka dan menariknya karena mendokumentasikan (memotret) julang emas tersebut ketika berada di atas pohon di ketinggian ± 25 meter. Julang emas atau Aceros undulatus merupakan spesies burung dari keluarga Bucerotidae, dari genus Aceros. Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah-buahan, Ficus (Kayu ara), kepiting, kodok yang memiliki habitat di hutan dataran rendah dan perbukitan.

Julang emas tersebar hingga ketinggian 2.000 m dpl. Ciri-ciri dari julang emas antara lain memiliki tubuh berukuran besar (100 cm). Punggung, sayap, perut hitam, ekor putih.

Untuk burung jantannya dengan ciri-ciri, kepala krem, bulu halus kemerahan bergantung dari tengkuk. Kantung leher kuning tidak berbulu dengan setrip hitam.

Sedangkan burung betina memiliki ciri-ciri kepala dan leher hitam, kantung leher biru. Iris merah, paruh kuning dengan tanduk kecil kerenyut, kaki hitam. Terbang dengan kepakan sayap yang berat dan suara keras. Terbang berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Adapun wilayah sebaran burung julang emas di dunia seperti di India Timur, Cina Barat daya, Asia tenggara, dan Semenanjung Malaysia. Di Indonesia terdapat di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Dalam status IUCN, julang masuk dalam status resiko rendah (LC).

Sedangkan keanekaragaman hayati lainnya yang sempat ditemui selain bertemu burung julang emas, para peserta field trip juga menjumpai tumbuhan seperti anggrek cantik yang tumbuh di tanah diperkirakan anggrek ini jenis baru. Selain itu juga peserta bertemu jamur, katak hijau kekuning-kuningan di atas daun dan katak bintik-bintik berwarna cokelat, berkepala segitiga menyerupai daun kering dan berjumpa dengan sejenis tumbuhan Amorphophallus Titanum.

Selama berada di Camp Lubuk Baji, rangkaian kegiatan fieldrip Sispala dilaksanakan juga melakukan pengamatan dan identifikasi daun dan pengamatan satwa pada malam hari.

Selain itu, peserta fieldtrip melihat keanekaragaman hayati dengan menempelkan jenis daun media kertas (palete warna). Sebelumnya peserta fieldtrip melakukan inventarisir daun dengan membuat petak, mereka terbagi dalam tiga kelompok.

Berbagai permainan (game), seperti jembatan gantung, tarik tambang manusia dan metode pengenalan survei satwa. Adapun pematerinya adalah Mariamah Achmad yang menjabat Manager Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung dan Ranti Naruri, Koordinator Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung.

Tidak hanya itu, peserta melakukan pengamatan satwa di pagi hari melalui jalur menuju batu bulan. Dari Batu Bulan, peserta bisa melihat sebagian besar wilayah KKU dari ketinggian sekitar kurang lebih 700 mdpl. Di atas ketinggian Batu Bulan juga, peserta disuguhi kepak burung enggang melewati tepat di depan mata.

Pada kesempatan tersebut, Sispala Repatones yang ikut dalam kegiatan 20 orang, dua orang guru pendamping (Agustinus Bunadi dan Hendri) dan dari Yayasan Palung tiga orang.

Kegiatan fieldtrip tersebut mendapat respon baik dari peserta Sispala Repatones dan berjalan sesuai rencana.

Berita Terkini