Pengawas Pemilu Bunuh Diri

Rudi Bunuh Diri Diduga Dapat Tekanan Dari Caleg dan Warga

Penulis: Ali Anshori
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MELAWI  -  Petugas Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) Pelaik Keruap Kecamatan Menukung, Rudi Hartono (32) yang tewas bunuh diri, pada Jumat kemarin diduga mengalami banyak tekanan. 

Satu diantara kerabat korban, Saleh (40) mengungkapkan, selain menjadi petugas PPL, korban juga menjadi tim sukses satu diantara caleg di desa tersebut. Kata Saleh korban sudah mendapatkan uang dari caleg untuk mencari suara di desa tersebut, sayangnya setelah proses rekap suara caleg, justru tak memuaskan.

"Warga Pelaik Keruap mengancam korban kalau tetap membagikan bantuan dari caleg, karena mereka tidak mau mendukung, sementara sang caleg yang sudah menitipkan uang kepada juga mengancam akan menuntut kalau tak dapat suara di desa tersebut," kata Saleh Sabtu (12/4/2014).

Karena mendapat tekanan dari berbagai pihak, korban akhirnya stres, usai pleno ditingkat PPS korban langsung kembali ke rumah. Tak disangka dia justru memilih mengakhiri hidupnya dengan cara menusukan benda tajam ke dadanya. "Kemungkinan juga dia sudah terpengaruh dengan alkohol, kalau tidak mana mungkin berani bunuh diri apalagi pakai pisau dan menusuk ulu hatinya," kata Saleh.

Saleh mengungkapkan, korban memang tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga dia mencoba menjadi tim sukses caleg sekaligus merangkap petugas PPL, sementara istrinya menjadi guru honor. Saat ini korban sudah dikebumikan di desa setempat.

Sebagaimana diberitakan Tribun sebelumnya, Rudi mengakhiri hidupnya dengan cara menusukan benda tajam ke dadanya, sekitar pukul 14.30 di kediamannya. Saat itu korban baru saja pulang dari pleno PPS di desa Pelaik Keruap.

Berita Terkini