Berita Viral

Tragedi Pernikahan Pengantin Pria Tewas karena Tembakan Perayaan di Turkiye

Pengantin pria tewas akibat tembakan perayaan di pesta pernikahan Turkiye. Simak kisah tragis, risiko budaya ini, dan pentingnya edukasi keselamatan.

YouTube Tribun Sumsel
PERNIKAHAN BERUJUNG DUKA - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun Sumsel, Kamis 28 Agustus 2025, memperlihatkan viral pesta pernikahan berujung duka, pria tewas tertusuk badik saat prosesi adat. Kasus lain pengantin pria tewas akibat tembakan perayaan di pesta pernikahan Turkiye. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari yang seharusnya penuh sukacita berubah menjadi duka mendalam di sebuah desa di kawasan Laut Hitam, Turkiye. 

Seorang pengantin pria tewas akibat tembakan perayaan saat pesta pernikahannya sendiri. 

Korban bernama Ali K, seorang pemuda berusia 23 tahun yang baru saja mengucap janji suci. 

Namun, kebahagiaan yang diharapkan keluarga berubah menjadi tragedi berdarah hanya dalam hitungan menit.

Menurut laporan dari AFP pada Rabu 27 Agustus 2025, insiden ini terjadi ketika pesta pernikahan berlangsung meriah.

Tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api yang sejatinya dimaksudkan sebagai bentuk “perayaan”. 

Namun, peluru justru mengenai tubuh sang mempelai pria, membuat suasana pesta berubah menjadi panik dan penuh tangisan.

Polisi bergerak cepat dan menangkap seorang perempuan berusia 47 tahun yang diduga menembakkan pistol. 

Dari kebunnya, aparat menemukan dua pucuk senjata api tanpa izin. 

Peristiwa ini kini sedang dalam penyelidikan jaksa setempat.

Kematian pengantin pria akibat tembakan perayaan bukanlah kasus pertama di Turkiye. 

Tradisi ini, meski dianggap sebagai simbol kegembiraan, sudah berulang kali menelan korban jiwa.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Tradisi Tembakan Perayaan di Turkiye: Antara Kebanggaan dan Bahaya

Akar Budaya Tembakan Udara

Tembakan ke udara dalam pesta pernikahan bukan hal asing di Turkiye, terutama di wilayah Laut Hitam. 

Bagi sebagian masyarakat, suara letusan pistol atau senapan melambangkan kegembiraan, kebanggaan keluarga, dan status sosial. 

Tradisi ini diyakini sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Namun, di balik sorak gembira dan dentuman senjata, tersimpan bahaya nyata. 

Peluru yang dilepaskan ke udara bisa berbalik arah dan melukai siapa saja di area pesta.

“Setiap kali peluru ditembakkan ke udara, ada risiko besar bahwa peluru tersebut akan jatuh dan mengenai seseorang. Ini bukan hanya tradisi berbahaya, tapi ancaman nyata bagi nyawa manusia,” ujar seorang pakar keselamatan publik yang dikutip Anadolu Agency.

Tragedi yang Berulang

Kasus serupa juga terjadi sepekan sebelum insiden Ali K. 

Seorang pria tewas dan dua orang lainnya luka-luka akibat tembakan perayaan sebelum pesta pernikahan digelar di Provinsi Trabzon, Turkiye timur laut. 

Pernikahan itu bahkan terpaksa dibatalkan, sementara dua orang termasuk seorang polisi ditahan karena keterlibatan mereka.

Luka yang Ditorehkan pada Hari Bahagia

Kehilangan pengantin pria di hari pernikahan bukan hanya duka bagi keluarga inti, tapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi sang pengantin wanita. 

Alih-alih mengenang hari bahagianya sebagai momen paling indah, ia harus menerima kenyataan pahit: suaminya meninggal di hari pernikahan mereka.

Bagi para tamu undangan, momen itu berubah menjadi pengalaman traumatis. 

Dari keriuhan musik dan tawa, berganti jerit tangis dan kepanikan. 

Hal ini membuktikan bahwa sebuah “tradisi kecil” yang dianggap lumrah dapat mengubah nasib sebuah keluarga selamanya.

Edukasi Publik: Mengapa Tradisi Ini Harus Dihentikan?

Bahaya Fisik yang Nyata

Menurut data dari berbagai lembaga keselamatan internasional, peluru yang ditembakkan ke udara dapat meluncur kembali dengan kecepatan mematikan. 

Di beberapa kasus, korban tidak hanya terluka, tapi langsung meninggal di tempat.

Di Turkiye, catatan polisi menunjukkan puluhan orang menjadi korban tembakan perayaan setiap tahunnya. 

Ironisnya, banyak di antaranya terjadi di momen bahagia seperti pernikahan, pertunangan, atau pesta kemenangan olahraga.

Perspektif Agama dan Sosial

Para pemuka agama di Turkiye juga telah berulang kali mengingatkan bahwa tindakan melepaskan tembakan perayaan bukanlah simbol kegembiraan yang benar. 

Sebaliknya, hal ini dianggap sebagai pemborosan, pelanggaran hukum, dan merugikan orang lain.

“Kebahagiaan tidak seharusnya dirayakan dengan cara yang membahayakan nyawa. Ada banyak cara yang lebih aman untuk mengekspresikan rasa syukur dan sukacita,” kata seorang ulama lokal.

Alternatif Perayaan yang Aman dan Bermakna

Untuk mengurangi risiko tragedi serupa, berbagai pihak di Turkiye mulai mendorong masyarakat meninggalkan tradisi berbahaya ini.

Musik dan Tari Tradisional

Alih-alih menembakkan senjata, pesta bisa diwarnai dengan musik lokal, tarian rakyat, dan instrumen tradisional yang lebih meriah dan aman.

Kembang Api yang Terawasi

Jika masyarakat ingin pesta lebih megah, kembang api bisa menjadi alternatif. 

Namun, penggunaannya tetap harus dalam pengawasan profesional agar tidak menimbulkan kebakaran atau kecelakaan lain.

Edukasi Generasi Muda

Pemerintah dan tokoh masyarakat bisa mengambil peran penting dengan mengedukasi generasi muda bahwa nilai sebuah pernikahan bukan ditentukan oleh suara tembakan, melainkan doa, kebersamaan, dan cinta kasih.

Dari Duka Menjadi Pelajaran

Kematian tragis Ali K pada hari pernikahannya seharusnya menjadi alarm keras bagi masyarakat Turkiye dan dunia. 

Tradisi tembakan perayaan mungkin dimaksudkan untuk membawa sukacita, namun kenyataannya kerap berujung pada air mata.

Momen kebahagiaan seharusnya menjadi kenangan indah sepanjang hidup, bukan berubah menjadi kabar duka. 

Dengan kesadaran bersama, edukasi publik, dan keberanian untuk meninggalkan tradisi berbahaya, tragedi seperti ini bisa dicegah di masa depan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tragedi Hari Bahagia, Pengantin Pria Tewas karena Tembakan Perayaan

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved