Hidup Penuh Luka! Kisah Sutarman Dari Bangun Usaha Hingga Kehilangan Segalanya di Pontianak

Lelaki asal Cilacap, Jawa Tengah, ini telah merantau sejak tahun 2001 demi mengadu nasib di tanah Borneo.

Editor: Syahroni
TribunPontianak.co.id/Faisl Ilham Muzaqi
PERANTAU CILACAP - Potret Sutarman (59) saat di wawancarai di sekitar Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Kamis 21 Agustus 2025. Saya ini orang kecil, pendidikan tidak ada, modal juga tidak ada. Jadi apa saja saya kerjakan yang penting halal. 

Setiap kali melihat perabot atau gerobak jualan yang dulu pernah ia miliki, hatinya terasa perih.

Ia bahkan kerap meneteskan air mata saat mengenang masa lalu.

Hidup Pas-pasan, Tetap Mandiri

Usai perceraian, Sutarman sempat menumpang hidup di rumah saudara. Ia membantu mencuci piring hingga mengantar jemput anak sekolah demi sekadar bisa makan.

Namun karena merasa tidak dihargai, ia memilih hidup mandiri dengan mengontrak rumah sendiri meski harus berjuang keras untuk bertahan hidup.

Tiga tahun terakhir, Sutarman kembali berjualan perabot rumah tangga tradisional seperti sapu, tudung saji, nyiru, hingga lesung batu.

Barang dagangannya didatangkan dari Jawa maupun daerah Kalbar seperti Sambas dan Sungai Pinyuh.

Harga barang bervariasi, mulai Rp15 ribu untuk centong sayur berbahan tempurung kelapa hingga Rp250 ribu untuk tudung saji rotan.

Sayangnya, dagangannya semakin sulit laku.

“Barang-barang ini awet, bisa dipakai tahunan bahkan turun ke anak cucu. Jadi sekali orang beli, lama rusaknya. Ditambah sekarang pedagang makin banyak,” jelasnya.

Dulu, Sutarman bisa meraup penghasilan hingga Rp2 juta sehari. Kini, laku satu-dua barang saja sudah sangat disyukuri.

Ditambah lagi, penyakit asam urat membuat kakinya sulit diajak berjalan jauh untuk berjualan.

“Kalau jualan jauh, berangkatnya masih kuat. Tapi pas pulang, kaki bengkak. Jadi mikir dua kali untuk jalan jauh,” tuturnya.

Rindu Kampung Halaman, Tapi Malu Pulang

Meski berat menjalani hidup, Sutarman tetap berusaha ikhlas. Ia pasrah dengan keadaan dan terus bekerja halal demi menyambung hidup.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved