berita viral

Nazwa Aliya Lulusan SMK Tewas di Kamboja, Pamit Interview Kerja Berujung Duka 2025

Kisah tragis Nazwa Aliya, lulusan SMK asal Deli Serdang yang pamit interview kerja tapi justru tewas di Kamboja.

YouTube Tribun MedanTV
TEWAS DI KAMBOJA - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun MedanTV, Senin 18 Agustus 2025, memperlihatkan kisah tragis Nazwa Aliya, lulusan SMK asal Deli Serdang yang pamit interview kerja tapi justru tewas di Kamboja. Simak kisah pilu ibunya dan harapan keluarga. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah tragis menimpa Nazwa Aliya, seorang lulusan SMK asal Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Gadis berusia 19 tahun itu berpamitan untuk interview kerja di sebuah bank di Medan, namun tak disangka perjalanan hidupnya berakhir di negeri orang. 

Ia ditemukan sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di Siem Reap, Kamboja, hingga akhirnya meninggal dunia pada 12 Agustus 2025.

Tragedi ini membuat keluarga hancur, terutama sang ibu, Lanniari Hasibuan (53), yang sempat pingsan ketika mendengar kabar putrinya wafat. 

“Awalnya anak saya minta izin ikut study tour, saya tolak. Lalu minta izin interview di bank, saya izinkan. Tapi ternyata bukan itu yang terjadi,” tutur Lanniari dengan suara bergetar.

Kisah Nazwa mencerminkan betapa rapuhnya harapan anak muda yang bermimpi bekerja di luar negeri, namun berujung pada jalan penuh bahaya.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Harapan Lulusan SMK yang Ingin Bekerja ke Luar Negeri

Sejak lama, Nazwa Aliya dikenal sebagai gadis ceria dan penuh semangat. 

Lulusan SMK Telkom 2 Medan ini memiliki cita-cita sederhana: mendapat pekerjaan layak, bahkan jika harus merantau ke luar negeri. 

Salah satu negara yang diimpikannya adalah Kamboja.

Namun, niat itu selalu ditentang oleh sang ibu. “Saya bilang Kamboja berbahaya. Saya takut terjadi sesuatu. Tapi Nazwa keras kepala. Dia ingin mencoba peruntungan di sana,” ujar Lanniari.

Meski begitu, tidak ada tanda-tanda mencurigakan saat Nazwa berpamitan. 

Ia mengatakan hanya akan mengikuti interview di salah satu bank, sehingga sang ibu mengizinkan.

Perjalanan Diam-Diam: Dari Medan ke Bangkok Hingga Kamboja

Pada 28 Mei 2025, sekitar pukul 05.00 WIB, Nazwa berpamitan dan meninggalkan rumah. 

Lanniari sempat ingin mendampingi, namun karena kelelahan ia kembali tertidur.

Keesokan harinya, sebuah pesan WhatsApp datang. Nazwa menulis bahwa ia meninggalkan kunci rumah di jendela. 

Saat dihubungi, ia hanya mau berkomunikasi lewat SMS. 

Kecurigaan mulai muncul, tapi Lanniari tidak menduga anaknya sudah jauh meninggalkan Medan.

Beberapa hari kemudian, kabar mengejutkan datang. Nazwa ternyata sudah berada di Bangkok, Thailand. 

“Saya sempat pingsan saat mendengar itu. Nazwa bilang bersama teman PKL, tapi setelah saya desak, ternyata ia pergi sendiri,” kenang Lanniari.

Dari Bangkok, jejak langkah Nazwa kemudian berlanjut ke Kamboja. 

Hingga akhirnya pada awal Agustus, kabar buruk menghantam keluarga.

Kabar dari KBRI: Dirawat, Lalu Meninggal Dunia

Pada 7 Agustus 2025, Lanniari menerima telepon dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh. 

Putrinya sedang sakit dan dirawat intensif di State Hospital, Provinsi Siem Reap.

Namun, alih-alih diizinkan menemui sang anak, Lanniari justru mendapat larangan. “KBRI bilang jangan datang, karena katanya anak saya benci melihat saya. Mereka sarankan adik saya yang berangkat,” ucap Lanniari, matanya berkaca-kaca.

Harapan masih sempat tumbuh. 

Tetapi hanya lima hari kemudian, pada 12 Agustus, kabar duka datang.

Nazwa menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit Kamboja.

Duka Seorang Ibu: Pingsan, Menangis, dan Kehilangan

Kepergian Nazwa meninggalkan luka yang dalam. 

Bagi Lanniari, kehilangan putri bungsu yang penuh mimpi itu seperti kehilangan separuh hidupnya.

“Saya dapat kabar tanggal 7 Agustus anak saya dirawat, dan kemarin 12 Agustus saya dikabarkan anak saya sudah meninggal dunia,” katanya dengan suara lirih. 

Saking tak kuasa menahan sedih, ia sempat pingsan beberapa kali mendengar kabar tersebut.

Tetangga dan kerabat yang datang ke rumah duka di Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, mencoba memberi penguatan. 

Namun air mata tak terbendung setiap kali nama Nazwa disebut.

Pemulangan Jenazah Terkendala Biaya

Kini, jasad Nazwa masih berada di rumah sakit Kamboja. 

Pemulangan ke Indonesia bukan perkara mudah, karena membutuhkan biaya sangat besar.

“Biayanya 8.500 dolar AS, sekitar Rp138 juta. Dari mana saya bisa dapat uang sebanyak itu?” ucap Lanniari sambil menahan tangis.

Ia berharap pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah, mau turun tangan membantu. 

“Saya hanya ingin anak saya pulang. Saya mohon bantuan, saya sudah tidak punya apa-apa lagi,” pintanya lirih.

Fenomena Anak Muda Indonesia Terjebak Janji Pekerjaan

Kisah Nazwa bukanlah yang pertama. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus anak muda Indonesia yang berangkat ke luar negeri dengan iming-iming pekerjaan semakin marak. 

Negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand kerap menjadi tujuan, namun tidak jarang justru berujung pada eksploitasi, penipuan, bahkan kematian.

Banyak di antaranya berangkat tanpa izin resmi, sehingga sulit mendapatkan perlindungan hukum. 

Kejadian tragis Nazwa menjadi peringatan keras bagi keluarga dan generasi muda.

Harapan Keluarga dan Seruan Pemerintah

Lanniari berharap kisah anaknya bisa membuka mata semua pihak, agar tragedi serupa tidak terulang. 

“Saya tidak mau ada lagi ibu-ibu yang merasakan sakit seperti saya. Tolong pemerintah awasi, jangan ada lagi korban seperti Nazwa,” ujarnya.

Kini, yang tersisa hanya doa dan harapan agar jenazah Nazwa segera dipulangkan ke kampung halaman. 

Sebab bagi seorang ibu, meski anaknya sudah tiada, hak terakhir yang bisa diberikan adalah memeluknya untuk terakhir kali di tanah kelahiran.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pamit Interview Kerja, Nazwa Aliya Lulusan SMK Berakhir Tewas di Kamboja, Ibu Pingsan

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved