Breaking News

GASING Berputar, Budaya Tetap Terjaga: 24 Tim Ramaikan Gemilang Budaya Kalbar 2025

Sebanyak 24 tim berlaga dalam Lomba Permainan Tradisional Gasing yang menjadi salah satu daya tarik utama event Gemilang Budaya Kalbar 2025.

Editor: Syahroni
TribunPontianak.co.id/Faisal Ilham Muzaqi
BERI KETERANGAN - Ari, satu diantara juri lomba permainan tradisional gasing dari KPOT (Komite Pelestari Olahraga Tradisional), saat menjelaskan sistem penilaian dalam ajang Gemilang Budaya Kalbar 2025 yang digelar di halaman Museum Kalimantan Barat, Jumat 8 Agustus 2025. Berbeda dari tahun sebelumnya yang bersifat perorangan, tahun ini panitia mencoba sistem beregu untuk mendorong semangat kebersamaan dan strategi tim. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Suara dentingan kayu dan deru gasing berputar memenuhi halaman Museum Kalimantan Barat, Jumat 8 Agustus 2025. 

Sebanyak 24 tim berlaga dalam Lomba Permainan Tradisional Gasing yang menjadi salah satu daya tarik utama event Gemilang Budaya Kalbar 2025.

Peserta datang dari beragam latar belakang mulai dari komunitas pecinta budaya, instansi pemerintah, hingga pelajar sekolah.

Sejak pukul 08.00 WIB, riuh sorak penonton mengiringi adu keterampilan para pemain, yang kali ini bertanding dengan format beregu.

Ari, salah satu juri sekaligus anggota Komite Pelestari Olahraga Tradisional (KPOT), menjelaskan bahwa setiap tim beranggotakan tiga orang.

Baca juga: Permainan Teka-Teki Bertema HUT RI ke-80, Asah Otak Sambil Meriahkan Hari Kemerdekaan

Masing-masing pemain mendapat dua kesempatan bermain, baik sebagai penjamu maupun pemangka, dengan total skor dihitung dari semua penampilan.

"Kalau gasing tetap berputar di dalam lingkaran tanpa terpukul keluar, poin akan bertambah. Kalau dua-duanya keluar, tidak ada yang dapat nilai," jelas Ari.

Situasi unik yang disebut Ari ketika dua gasing masih berputar usai bertabrakan menjadi momen paling menegangkan.

Pasalnya pemenangnya ditentukan dari siapa yang paling lama bertahan.

Baca juga: KRONOLOGI HONDA Brio Maut di Pagi Buta Kubu Raya! Pejalan Kaki Tewas Tragis Terseret & Hantam Truck

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bersifat perorangan.

Panitia tahun ini menghadirkan format beregu untuk menumbuhkan strategi, kerja sama, dan kekompakan.

Bagi Ari, lomba ini bukan sekadar adu teknik, tapi misi menjaga warisan budaya.

"Anak muda harus kenal permainan seperti ini. Gasing punya ciri khas di setiap daerah, tapi semangatnya sama melestarikan budaya," tegasnya.

Ia berharap lomba ini bisa menjadi agenda tahunan dan semakin dikenal luas oleh masyarakat.

"Kita ingin animo masyarakat meningkat. Budaya seperti ini tidak boleh hilang," pungkasnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved