Kunci Jawaban

45 Soal dan Jawaban PTS Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Semester Ganjil Kurikulum Merdeka Tahun 2025

Inilah soal dan jawaban latihan PTS Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Semester 1 Tahun 2025

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
SOAL KURIKULUM MERDEKA - Template kunci jawaban untuk soal Kurikulum Merdeka yang dibuat Selasa (5/7/2025). Berikut soal Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Semester 1 Kurikulum Merdeka. 

Hanya karena pedukuhan itu bernama Dukuh Paruk maka penghuninya mampu memperlambat datangnya busung lapar. Orang-orang di sana pintar mengolah iles-iles, ubi gadung, atau keladi-keladi gatal seperti senthe urang dan lompong badung. Bahan-bahan itu diolah dengan cara-cara khusus sehingga mereka tidak mabuk oleh racun iles-iles atau ubi gadung. Lidah mereka tidak menjadi kelu oleh gatalnya keladi-keladi liar. Anehnya, orang-orang Dukuh Paruk enggan ikut mengganyang daging tikus. Padahal pada masa itu soal makan daging tikus ramai dipropagandakan orang. Tidak jarang para penganjur berdemonstrasi memakan sate daging tikus di tengah-tengah rapat umum.

(Ronggeng Dukuh Paruk : Ahmad Tohari. 2004)

Amanat yang dapat diambil dari penggalan novel di atas adalah ….

A.    Olahan makanan harus diperhatikan agar keluarga tidak keracunan saat mengonsumsinya.

B.    Penderita busung lapar sebaiknya diobati dengan mengonsumsi macam-macam ubi atau keladi.

C.    Saat kelaparan melanda desa, orang diperbolehkan berpropaganda untuk makan daging tikus.

D.    Jangan menyerah pada keadaan yang sulit dan sebaiknya tetap berusaha dengan jalan yang baik.

E.     Demonstrasi adalah salah satu cara jitu untuk mengatasi kekurangan bahan makanan.

13.   Bacalah kutipan-kutipan di bawah ini!

1)    Dari tempatnya yang tinggi kedua burung bangau itu melihat Dukuh Paruk sebagai sebuah gerumbul kecil di tengah padang yang amat luas. Dengan daerah pemukiman terdekat, Dukuh Paruk hanya dihubungkan oleh jaringan pematang sawah, hampir dua kilometer panjangnya. Dukuh Paruk, kecil dan menyendiri. Dukuh Paruk yang menciptakan kehidupannya sendiri.

2)    Meski Santayib dan istrinya meninggal ketika hari masing siang, mayat mereka tidak segera ditanam. Semua orang di Dukuh Paruk sibuk dengan mayat keluarga masing-masing. Atau merawat orang-orang yang masih bertahan hidup.

3)    “Kalian datang membawa persoalan ke rumah ini. Kalau kalian tidak ingin aku membatalkan rencana, beri kami kesempatan memecahkan persoalan itu. Hendaknya kalian mau diam sebentar di tempat masing-masing. Jangan mencoba bertengkar kembali. Aku hendak bermusyawarah sebentar di dalam.”

4)    Anak gembala itu membalikkan tabung hingga isinya jatuh ke tanah. Srintil menjerit dan melompat, tepat seperti gadis kecil yang ketakutan. Seekor ular rangon merayap bebas setelah sekian lama terkurung dalam tabung bambu. Sekali lagi terdengar sorak-sorai anak-anak gembala.

5)    Siti, seorang gadis seusia Srintil. Setiap pagi dia membeli singkong di pasar Dawuan. Ibunya menjadi penjual berjenis-jenis makanan yang terbuat dari umbi akar tersebut. Ibu Siti tidak berjualan di pasar itu. Tetapi di pasar Dawuan, orang dengan mudah mendapat segala macam keterangan. Demikian, maka aku tahu banyak tentang Siti dan ibunya.

(Ronggeng Dukuh Paruk :Ahmad Tohari. 2004)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved