Polnep Bekali Warga Desa Pulau Lemukutan dengan Kewirausahaan Berbasis Produk Unggulan Lokal

Masyarakat telah mengolahnya menjadi berbagai produk seperti manisan pala basah dan kering, serta sirup pala.

|
Editor: Mirna Tribun
DOK POLNEP
BEKERJA SAMA - Program Studi Manajemen Perkebunan Politeknik Negeri Pontianak bekerja sama dengan organisasi PKK dan Organisasi Wisata Desa Pulau Lemukutan melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kecamatan Sungai Raya Kepulauan yang berjarak sekitar 129 kilometer dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, merupakan kawasan strategis yang menyimpan potensi besar, khususnya dalam sektor pariwisata dan pertanian.

Terletak tidak jauh dari Pelabuhan Internasional Kijing, hanya sekitar 36 kilometer, kecamatan ini terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan, menjadikannya sebagai destinasi yang potensial untuk dikembangkan secara terpadu.

Salah satu desa yang menonjol dari sisi potensi adalah Desa Pulau Lemukutan, yang terdiri dari dua pulau utama: Pulau Lemukutan dan Pulau Randayan.

Desa ini memiliki tiga sektor unggulan sekaligus, yaitu pertanian, perikanan, dan pariwisata.

Data dari BPS Kabupaten Bengkayang (2024) menunjukkan bahwa Sungai Raya Kepulauan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga setelah Kecamatan Bengkayang dan Monterado.

Pulau Lemukutan dikenal dengan daya tarik wisata baharinya.

Baca juga: DAIKIN Goes To Campus Polnep, Perluas Wawasan Solusi Tata Udara dan Peluang Karir di Perusahaan

Pantai berpasir putih, batu karang alami, serta keindahan terumbu karang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. 

Tercatat sebanyak 12.762 tiket wisata terjual hanya dalam kurun waktu Juli hingga Oktober 2023.

Bahkan pada pekan pertama bulan Syawal 1446 H, lebih dari 5.000 pengunjung datang dari dalam maupun luar Kalimantan Barat, menurut Kepala Desa Pulau Lemukutan, Ahmad Yusuf.

Namun, potensi pertanian di desa ini belum tergarap maksimal, padahal memiliki komoditas unggulan yakni buah pala.

Masyarakat telah mengolahnya menjadi berbagai produk seperti manisan pala basah dan kering, serta sirup pala.

Sayangnya, pemasaran produk tersebut masih terkendala.

Beberapa permasalahan utama yang dihadapi pelaku usaha olahan pala di antaranya (1) Tidak adanya kejelasan dalam menentukan harga jual, akibat minimnya pemahaman tentang perhitungan harga pokok produksi (HPP), (2) Pemasaran masih dilakukan secara tradisional dan individu, serta belum memanfaatkan teknologi informasi, (3) Belum terbentuk sistem kemitraan pemasaran yang terstruktur dan berkelanjutan.

Untuk menjawab tantangan ini, Program Studi Manajemen Perkebunan Politeknik Negeri Pontianak bekerja sama dengan organisasi PKK dan Organisasi Wisata Desa Pulau Lemukutan melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Kegiatan ini bertujuan membekali masyarakat dengan keterampilan kewirausahaan, manajemen keuangan usaha kecil, dan pemanfaatan media digital untuk pemasaran produk.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved