Mohlis Saka Nyatakan Siap Maju Penjaringan Ketua MABM Mempawah, Harap Mekanisme Secara Terbuka

Ia pun mengungkapkan bahwa dirinya siap maju dan berkompetisi dalam proses penjaringan ketua MABM Mempawah jika mekanisme yang dijalankan

Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
MABM MEMPAWAH - Sekretaris DPD Laskar Pemuda Melayu Kabupaten Mempawah, Mohlis Saka. Ia menegaskan bahwa MABM tidak seharusnya hanya menjadi simbol organisasi adat semata, melainkan harus hadir secara nyata di tengah masyarakat, khususnya masyarakat adat Melayu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Mempawah yang direncanakan berlangsung pada 30 Juli 2025 nantinya, sejumlah tokoh mulai menyatakan kesiapannya untuk turut serta dalam proses penjaringan calon ketua.

Salah satunya adalah Mohlis Supriandi atau yang kerap disapa Mohlis Saka, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPD Laskar Pemuda Melayu Kabupaten Mempawah.

Dalam keterangannya, Mohlis menegaskan bahwa MABM tidak seharusnya hanya menjadi simbol organisasi adat semata, melainkan harus hadir secara nyata di tengah masyarakat, khususnya masyarakat adat Melayu.

"MABM bukan hanya lambang atau wadah organisasi, lebih dari itu ia harus menjadi kekuatan yang berpihak dan membersamai masyarakat adat Melayu dalam berbagai persoalan yang dihadapi," ujarnya, Rabu 16 Juli 2025.

Ia pun mengungkapkan bahwa dirinya siap maju dan berkompetisi dalam proses penjaringan ketua MABM Mempawah jika mekanisme yang dijalankan berlangsung secara terbuka dan adil.

Musda VI MABM Kabupaten Mempawah Digelar 30 Juli 2025, Bakal Pilih Ketua Baru Masa Khidmat 2025-2030

"Saya mendapat kabar bahwa pada Juli ini akan digelar Musda MABM Kabupaten Mempawah. Insya Allah, saya siap maju sebagai calon jika proses penjaringannya terbuka dan tidak ada permainan kepentingan," tegas Mohlis.

Menurutnya, MABM adalah organisasi besar yang menjadi milik bersama masyarakat adat Melayu. Karena itu, setiap individu Melayu memiliki hak yang sama untuk terlibat dan berkontribusi membesarkan organisasi ini.

"Selama ini saya melihat, MABM Mempawah cenderung terkesan dikuasai oleh oknum penguasa atau pejabat tinggi kabupaten. Dari waktu ke waktu, posisi ketuanya selalu diisi oleh pejabat daerah, entah bupati atau lainnya. Padahal MABM ini milik semua orang Melayu," kata Mohlis.

Ia mencontohkan MABM Kabupaten Sambas, di mana saat ini ketuanya tidak sedang menjabat di pemerintahan namun tetap mampu menjalankan roda organisasi dengan baik.

Lebih lanjut, Mohlis menyerukan pentingnya peran generasi muda Melayu dalam kepengurusan MABM.

Ia menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan seluruh elemen organisasi guna membawa MABM Mempawah menjadi lebih progresif dan dekat dengan masyarakat.

"Saatnya generasi muda Melayu ambil bagian. Saya siap bekerja sama dengan seluruh pengurus untuk memberikan kontribusi terbaik bagi MABM Mempawah," katanya.

Ia juga mengkritisi aktivitas MABM yang selama ini dinilai hanya sebatas kegiatan seremonial. Menurutnya, MABM harus lebih proaktif menyentuh persoalan riil yang dihadapi masyarakat adat.

"Masih banyak warga adat Melayu yang belum mendapatkan hak-hak dasar mereka. MABM harus turun langsung, bukan sekadar mengadakan acara seremonial," tegas Mohlis.

Di tengah geliat pembangunan nasional seperti Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Mempawah, ia menekankan pentingnya MABM untuk bersikap tegas dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved