Rp 100 Juta Raib karena SMS Palsu Bank, Tabungan Nasabah Terkuras oleh Aksi Siber Asing

Sayangnya, AEK bukan satu-satunya korban. 

Kepolisian mengungkap bahwa sedikitnya 15.000 orang di Indonesia telah menerima pesan serupa. 

Sebagian dari mereka diduga mengalami kerugian, meski belum semuanya melapor.

Siapa di Balik Aksi Kejahatan Siber Ini?

Dua Warga Negara Asing Ditangkap, Satu Masih Buron

Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya berhasil membongkar sindikat pelaku di balik kasus phishing ini. 

Mereka menangkap dua warga negara asing (WNA) asal Malaysia, masing-masing berinisial OKH (53) dan CY (29). 

Sementara satu pelaku lainnya, LW (35), juga warga Malaysia, kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Ada tiga pelaku dalam kasus ini," kata AKBP Reonald Simanjuntak, Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, dalam konferensi pers pada Selasa (24/6/2025).

Reonald menjelaskan bahwa OKH dan CY berperan melakukan pengiriman massal (blasting) SMS phishing, sementara LW menjadi otak di balik peralatan teknis. 

Ia mengirimkan perangkat dari Malaysia dan juga membiayai operasional kedua tersangka lainnya.

Bagaimana Cara Mereka Menjalankan Aksi Phishing?

Perangkat Canggih Disembunyikan di Dalam Mobil

Yang membuat aksi ini begitu terorganisir adalah penggunaan perangkat elektronik canggih yang dipasang di mobil untuk mengirimkan SMS secara masif. 

Mobil tersebut ditempatkan di lokasi-lokasi strategis yang ramai, seperti Bundaran HI, pusat perbelanjaan, pertokoan, hingga kawasan bisnis.