Berita Viral

Ibu dari Sumsel Nyaris Bunuh Diri karena Anak Pecandu, Datangi Dedi Mulyadi di Jabar

Dalam kondisi putus asa, Dian mengaku sempat berniat mengakhiri hidupnya sendiri karena tak kuat menghadapi perilaku sang anak. 

YouTube Tribunnews Bogor
CURHAT SEORANG IBU - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribunnews Bogor, Senin 23 Juni 2025, memperlihatkan Dian Nurhayati, seorang ibu asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, nekat menempuh perjalanan jauh ke Purwakarta, Jawa Barat, demi menyelamatkan anaknya dari jerat narkoba. Dalam kondisi putus asa, Dian mengaku sempat berniat mengakhiri hidupnya sendiri karena tak kuat menghadapi perilaku sang anak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Dian Nurhayati, seorang ibu asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, nekat menempuh perjalanan jauh ke Purwakarta, Jawa Barat, demi menyelamatkan anaknya dari jerat narkoba. 

Ia datang membawa anaknya, Rehan (19), yang telah kecanduan sabu sejak duduk di bangku SMP dan tak kunjung sembuh meski sudah dua kali direhabilitasi.

Dalam kondisi putus asa, Dian mengaku sempat berniat mengakhiri hidupnya sendiri karena tak kuat menghadapi perilaku sang anak. 

“Sudah saya rehab dua kali, perbuatannya rusak,” curhat Dian kepada mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. 

Pengakuan Rehan bahwa ia pertama kali memakai sabu karena ajakan teman semasa sekolah membuat Dedi terkejut. 

Kesulitan ekonomi, lingkungan buruk, hingga lemahnya sistem rehabilitasi menjadi bagian dari lingkaran masalah yang dihadapi keluarga ini. 

Merasa tak ada lagi tempat mengadu, Dian berharap Dedi Mulyadi bisa membina anaknya melalui program barak militer yang kerap ia unggah di media sosial.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Mengapa Dian Rela Datang dari Lubuklinggau ke Jawa Barat?

Seorang ibu asal Lubuklinggau, Sumatera Selatan, bernama Dian Nurhayati nekat menempuh perjalanan jauh ke Purwakarta, Jawa Barat, demi mencari pertolongan. 

Ia bukan warga Jawa Barat, tapi keputusasaannya menghadapi tingkah anaknya membuatnya memberanikan diri mendatangi kediaman mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

Dalam tayangan Kang Dedi Mulyadi Channel di YouTube, Dian terlihat membawa langsung putranya, Rehan (19), yang menjadi sumber keputusasaan itu. 

Rehan adalah seorang pecandu narkoba sejak usia sekolah menengah pertama (SMP), dan meski telah direhabilitasi dua kali, kebiasaannya belum juga hilang.

“(Anak) sudah saya rehab dua kali, perbuatannya rusak,” ungkap Dian dengan wajah lelah.

Apa yang Membuat Dian Sampai Ingin Bunuh Diri?

Tekanan Hidup dan Harapan yang Pupus

Dian mengungkapkan, kondisi anaknya yang semakin rusak akibat narkoba membuatnya nyaris bunuh diri. 

Ia merasa putus asa karena segala upaya yang dilakukan tak membuahkan hasil. 

Dalam curhatnya kepada Dedi, ia mengaku sempat berpikir untuk mengakhiri hidup karena tidak tahan menghadapi kenyataan.

"Sempat saya mau bunuh diri, Pak. Saya enggak kuat," ujar Dian lirih.

Dian merupakan ibu tunggal yang menghidupi empat anak. 

Sehari-hari ia berjualan di kantin rumah sakit dengan penghasilan yang sangat terbatas. 

Sementara itu, sang anak justru menggunakan uang untuk membeli sabu, menghabiskan antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu sekali pakai.

"Sudah tahu ibunya susah jualan, tapi malah beli sabu," sindir Dedi Mulyadi.

Bagaimana Rehan Bisa Terjerumus ke Narkoba Sejak SMP?

Dihadapan Dedi, Rehan mengakui bahwa ia mulai menggunakan sabu-sabu sejak SMP, setelah dikenalkan oleh temannya. 

Saat pertama kali ditawari, ia tidak tahu bahwa benda itu adalah narkoba. Ia mengira hanya rokok yang dibakar menggunakan botol.

"Waktu itu enggak ngerti, Pak. Disangka rokok pakai botol. Waktu puasa, betul-betul lapar, jadi saya coba," tutur Rehan.

Sekali mencoba, Rehan langsung ketagihan. 

Ia mulai membeli sabu secara rutin, hingga kecanduan parah dan sulit lepas. 

Bahkan, setiap mencoba berhenti, ia mengalami gejala putus zat seperti panas tubuh, gelisah, dan emosi meledak-ledak.

Apakah Rehabilitasi Sudah Pernah Dilakukan?

Dua Kali Rehabilitasi, Tapi Tak Berhasil

Dian telah membawa Rehan ke tempat rehabilitasi sebanyak dua kali. 

Namun sayangnya, proses itu tidak memberikan hasil yang signifikan. 

Yang mengejutkan, konselor rehabilitasi yang menangani Rehan juga diketahui mengonsumsi narkoba.

“Justru yang jadi konselor pendampingnya itu konsumsi narkoba juga,” kata Dian kecewa.

Dedi Mulyadi pun terlihat prihatin mendengar fakta tersebut. 

Ia mempertanyakan sistem rehabilitasi yang seharusnya menjadi tempat pemulihan, namun justru diwarnai oleh penyalahgunaan.

Mengapa Dian Memilih Mengadu ke Dedi Mulyadi?

Barak Militer Sebagai Harapan Terakhir

Putus asa dengan semua jalan yang sudah ditempuh, Dian kemudian menemukan titik harapan dari unggahan media sosial Dedi Mulyadi. 

Dalam unggahan tersebut, Dedi memperlihatkan program pembinaan karakter di barak militer yang ditujukan bagi anak-anak bermasalah.

“Saya lihat terus postingan bapak sejak Oktober. Dari situ, saya merasa ada harapan satu-satunya di sinilah,” ungkap Dian.

Dian berharap, dengan pendekatan disiplin dan pembinaan karakter, anaknya bisa berubah. 

Ia tidak meminta uang atau bantuan materi, hanya ingin anaknya kembali menjadi pribadi yang baik.

Apa Respons Dedi Mulyadi terhadap Permintaan Ini?

Rehan Siap Dikirim ke Barak Militer

Mendengar kisah pilu Dian, Dedi Mulyadi langsung bersedia membantu. 

Ia menyatakan kesiapannya untuk membawa Rehan ke barak militer miliknya agar bisa dibina secara intensif.

“Saya akan fokus ke anak ibu. Kalau hari ini dimasukkan ke barak, saya yang akan antar langsung. Nanti tinggal buat surat pernyataan saja,” ujar Dedi.

Dedi menilai, Rehan masih bisa diselamatkan jika mendapat pendekatan yang tepat dan lingkungan yang mendukung. 

Ia pun menegaskan bahwa proses pembinaan ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga perubahan perilaku dan akhlak.

Catatan Redaksi:

Cerita Dian mencerminkan betapa peliknya perjuangan orang tua tunggal dalam menghadapi anak yang terjerumus narkoba. 

Harapannya kepada Dedi Mulyadi adalah refleksi dari harapan banyak orang tua di luar sana yang merasa terabaikan oleh sistem rehabilitasi formal. 

Kisah ini juga menjadi pengingat pentingnya pengawasan lingkungan pergaulan remaja dan pentingnya reformasi serius dalam sistem rehabilitasi narkoba di Indonesia.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nyaris Akhiri Hidup Lihat Kelakuan Anaknya, Ibu Penjaga Kantin Rela Pergi Jauh Temui Gubernur: Rusak

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved