Viral Siswi SMP Gendong Adik Bayinya ke Sekolah, Terpaksa Bagi Waktu Sejak Ditinggal Ibu Meninggal

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Viral di media sosial, kisah seorang siswi SMP di Papua Pegunungan bernama Vivin menyita perhatian publik setelah video dirinya menggendong adik bayi ke sekolah beredar luas. 

Vivin, pelajar kelas 7 di SMP Negeri Eregi, Kabupaten Yalimo, terpaksa membawa adik kandungnya yang baru berusia 1 tahun ke ruang kelas karena tidak ada yang mengasuh. 

Sang ibu, Via, meninggal dunia beberapa bulan lalu akibat hanyut terbawa banjir, meninggalkan tujuh anak yang kini diasuh seadanya oleh sang ayah. 

Menurut sang guru, Ardiansyah, Vivin sering terlihat lelah dan mengantuk saat belajar karena semalaman menjaga sang adik. 

Meski demikian, ia tetap berusaha mengikuti pelajaran, sembari mendampingi adiknya yang tertidur di pangkuan. 

Kisah Vivin menjadi simbol ketangguhan sekaligus potret keterbatasan sistem perlindungan anak dalam kondisi darurat. 

Banyak warganet tersentuh dan berharap bantuan konkret segera datang untuk mendukung masa depan Vivin dan adiknya.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Mengapa Vivin Harus Membawa Adik Bayinya ke Sekolah?

Apa yang Terjadi pada Ibunda Vivin?

Menurut Ardiansyah, guru Vivin yang mengunggah video tersebut ke media sosial, Vivin terpaksa membawa adiknya yang masih berusia satu tahun ke sekolah setiap hari karena ibunya telah meninggal dunia. 

Ibunda Vivin, Via, dilaporkan meninggal dunia beberapa bulan lalu setelah hanyut terbawa arus banjir.

“Namanya Vivin, siswa saya kelas 7. Sejak ibunya meninggal beberapa bulan lalu karena hanyut terbawa air banjir, maka ia harus membagi waktu antara sekolah dan menjaga adiknya yang baru berusia sekitar 1 tahun,” jelas Ardiansyah, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (28/5/2025).

Mengapa Tidak Ada yang Mengurus Sang Adik?

Vivin berasal dari keluarga dengan tujuh orang anak. 

Saat ini, lima dari mereka tinggal bersama sang ayah, termasuk Vivin dan adiknya yang paling kecil. 

Dua anak lainnya tinggal bersama kerabat.

“Bapaknya sulit melepas anak-anak. Pikirnya cukup kehilangan istri saja,” ungkap Ardiansyah.

Karena keterbatasan pengasuhan dan minimnya dukungan, Vivin harus menggantikan peran ibunya meski masih duduk di bangku SMP.

Bagaimana Kondisi Vivin di Sekolah?

Apakah Ia Bisa Tetap Fokus Belajar?

Meski terbebani tanggung jawab yang berat, Vivin tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. 

Dalam video yang direkam Ardiansyah, tampak Vivin mengerjakan tugas sambil memangku adiknya yang tertidur.

Ardiansyah mengakui bahwa Vivin kerap mengantuk di kelas, kemungkinan besar karena harus begadang menjaga adiknya di malam hari. 

Namun para guru memahami kondisinya.

“Yang sabar ya, Nak. Bapak guru mengerti, mungkin setiap malam kamu begadang menjaga adikmu yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu,” tulis Ardiansyah menyemangati Vivin.

Bagaimana Tanggapan Guru dan Warga Sekolah?

Para guru di SMP Negeri Eregi menunjukkan empati yang besar terhadap kondisi Vivin. 

Mereka juga merasa kehilangan sosok Via, ibunda Vivin, yang dikenal baik dan sering membantu guru-guru di sekolah.

“Sedih rasanya mengingat ibunya sangat baik kepada kami guru-guru,” ujar Ardiansyah.

Kisah ini kemudian menyebar luas di media sosial dan menuai simpati dari netizen, bahkan banyak yang ingin memberikan bantuan kepada Vivin.

Apakah Kisah Seperti Ini Pernah Terjadi di Daerah Lain?

Siapa Nuraeni, Bocah SD dari Sinjai yang Nasibnya Serupa?

Fenomena pelajar perempuan yang terpaksa mengurus adiknya setelah kehilangan ibu juga terjadi di Sinjai, Sulawesi Selatan. 

Seorang bocah SD bernama Nuraeni, yang masih duduk di kelas dua Madrasah Ibtidaiyah (MI), setiap hari harus menggendong adiknya, Akbar, ke sekolah.

Ibunya meninggal dunia setahun lalu karena sakit kanker, dan sejak itu Akbar selalu ingin diasuh oleh sang kakak.

“Kalau ini anak memang tidak mau pisah sama kakaknya, dia maunya diasuh sama kakaknya,” ujar Firman, Kepala Desa Barania.

Apa Bentuk Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat?

Kisah Nuraeni juga mengundang perhatian banyak pihak. Kapolres Sinjai, AKBP Fery Nur Abdullah, bahkan menyalurkan bantuan berupa tali asih. 

Ia juga menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan jangka panjang.

“Perlu ada upaya bantuan jangka menengah hingga jangka panjang untuk membantu Nuraeni dan keluarganya,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat setempat yang memiliki lahan pertanian untuk memberi pekerjaan kepada ayah Nuraeni, yang berprofesi sebagai petani.

Apa Pelajaran yang Bisa Diambil dari Kisah Vivin dan Nuraeni?

Bagaimana Anak-anak Ini Bertahan di Tengah Keterbatasan?

Baik Vivin maupun Nuraeni adalah simbol ketangguhan anak-anak Indonesia yang bertahan di tengah keterbatasan dan kehilangan. 

Mereka terpaksa memikul tanggung jawab orang dewasa demi menjaga keluarga.

Kisah mereka menyadarkan publik tentang pentingnya dukungan sosial dan peran negara dalam menjamin hak anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa beban yang terlalu berat.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Dukungan tidak hanya harus datang dari lembaga atau institusi, tetapi juga dari masyarakat luas. 

Baik itu dalam bentuk bantuan pendidikan, pengasuhan, maupun sekadar menyebarkan kisah mereka agar mengetuk lebih banyak hati.

“Peluk jauh nak… tak terasa air mata terjatuh melihat ini,” tulis seorang warganet yang tersentuh oleh perjuangan Vivin.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pilu Vivin, Siswi SMP Gendong Adik Bayinya ke Sekolah, Terpaksa Bagi Waktu Sejak Ibu Meninggal

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!