Petani di Sambas Tanam Jagung Hadapi Kendala Cuaca dan Hama, Sukses Panen Perdana Hasilkan 2 Ton
Gerakan tangannya tampak lincah dan teliti mengupas. Satu persatu jagung ia lepas kulitnya. Ada ribuan batang pohon jagung yang ia kerjakan.
Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS -- Terik matahari menyengat, sementara jam baru menunjukkan pukul 10.00 WIB. Di lahan kebun jagung Dusun Sepinggan Besar, berdiri seorang pria, Selasa 20 Mei 2025.
Keringat mengucur deras dari wajahnya. Kulitnya agak memerah sedikit gelap. Baju yang ia kenakan dibasahi oleh keringat.
Pria itu bernama Jumadi, (43) seorang petani Dusun Sepinggan Besar, Desa Sepinggan, Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Jumadi tampak sibuk mengupas kulit jagung hibrida di lahan setengah hektar yang siap panen. Ia berbekal pisau kater untuk memotong daun dan kulit jagung.
Gerakan tangannya tampak lincah dan teliti mengupas. Satu persatu jagung ia lepas kulitnya. Ada ribuan batang pohon jagung yang ia kerjakan.
• Pemdes Sepinggan Sambas Gandeng Polsek Semparuk Panen Jagung 2 Ton
"Ada sekitar 4000 benih yang sudah tumbuh dan siap panen, dari awalnya kita tanam sekitar 7 ribu sampai 8 ribu benih," kata Jumadi bercerita, Selasa 20 Mei 2025.
Jumadi mengatakan, ia sudah mulai mengerjakan membuang kulit jagung sejak beberapa hari belakangan. Pekerjaan itu bagian persiapan panen perdana bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Sepinggan.
"Untuk persiapan panen perdana saya sudah mulai mengupas kulit jagung dari beberapa hari lalu," ungkap Jumadi.
Jumadi menambahkan, ia berbekal pisau kater untuk membuang kulit jagung. Ia tidak sendiri, pengerjaannya dibantu oleh beberapa petani lain.
"Di sini kami mulai menggarap hingga panen ada beberapa petani, dari kelompok Tani Bintang Timur," imbuh Jumadi.
Menurut Jumadi, proses menanam jagung hingga panen ini menjadi yang perdana di lakukan di Semparuk, bahkan di Kabupaten Sambas. Keberhasilan panen jagung ini kebanggaan terdiri untuknya.
"Kami bangga karena kami berhasil panen, di Sambas kami ini yang pertama berhasil, di lahan lain itu banyak yang gagal," ucapnya.
Dia menuturkan, banyak rintangan dan kendala yang dihadapi ketika mulai menanam hingga proses perawatan jagung. Dua diantaranya kendala cuaca dan serangan hama.
"Kendala ada, pertama itu cuaca, awal-awal itu ada tertimpa hujan. Lalu ada serangan hama yang cukup merusak batang jagung," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya pun mensiasati kendala cuaca dengan menunggu musim kemarau tiba. Dia melangkah awal dengan mengusulkan bibit yang bagus.
"Kami agak belakangan menanam, di tempat lain sudah nanam kami belum, jadi kami tunggu cuaca mulai panas, kami bersabar sambil mengajukan bibit bagus," terangnya.
"Sebagian batang jagung itu ada yang rusak karena semut, hama tanah lain," imbuhnya.
Dia bilang, dalam menghadapi kendala itu koordinasi yang baik dan intens terus dilakukan dengan Polsek Semparuk yang memotori program menanam jagung.
"Setiap ada kendala kami koordinasi dengan tim Polsek Semparuk, sejauh ini pendampingan yang diberikan juga bagus," terangnya.
Dia juga mengapresiasi program menanam jagung untuk mewujudkan ketahanan pangan ini didukung penuh Pemdes Sepinggan.
"Tentu kami berterima kasih petani diberikan kepercayaan menggarap lahan ini, dukungan dari Pemdes dan Polsek," katanya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Mahasiswa IAIN Pontianak Meninggal, Saksi : Rio Sempat Berdarah dari Hidung |
![]() |
---|
Kapolres Landak Kunjungi Mako Kodim 1210/Landak |
![]() |
---|
Misteri Kematian Rio Fanderi , Antara Revisi Skripsi dan Takdir yang Tak Bisa Direvisi! |
![]() |
---|
Resmi, 156 Kopdes Merah Putih di Kabupaten Landak Siap Beroperasi |
![]() |
---|
Dua Akta Kelahiran Anak di Pontianak Bukan Korban Perdagangan, Ini Penjelasan Disdukcapil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.