CERITA Pilu Dibalik Kader JKN yang Jalani Fungsi BPJS Kesehatan, Sering Dimarah hingga Bawa Agama

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dibalik BPJS Kesehatan yang manfaatnya banyak dirasakan warga Indonesia, ternyata menyimpan cerita pilu.

Ya, cerita pilu itu dirasakan oleh kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Sebagai informasi, Kader JKN adalah mitra BPJS Kesehatan yang ditunjuk untuk membantu menjalankan sebagian fungsi BPJS Kesehatan di wilayah tertentu.

Kader JKN ini biasanya berasal dari masyarakat setempat dan memiliki tugas untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang JKN-KIS, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjadi peserta, dan membantu pembayaran iuran.  

Salah seorang Kader JKN di wilayah Arang Limbung, Kubu Raya, Kalimantan Barat bernama Susi Sri Untarsih membagikan pengalamannya saat menjalankan tugas menagih tunggakan iuran BPJS Kesehatan kepada warga di Arang Limbung Kubu Raya.

Salah satu warga yang sempat ia kunjungi bahkan menolak membayar dan memarahinya dengan dalih agama.

“Saya awalnya edukasi dulu, terus dia marah-marah karena tidak mau bayar. Dia bilang BPJS nagih gini menurut agama tidak boleh,” ujar Susi saat ditemui di Kubu Raya, Jumat 16 Mei 2025. 

• CARA Mengubah Data BPJS Kesehatan Secara Online Lewat Pandawa dan Mobile JKN

Susi mengaku sempat diceramahi oleh warga tersebut.

Namun ia memilih diam agar situasi tidak semakin memanas. 

Setelah suasana mereda Susi pun menjelaskan dampak apabila iuran BPJS tidak dibayarkan.

“Saya sampaikan, kalau nanti tiba-tiba sakit dan iuran belum dibayar selama 45 hari, bisa dikenakan denda pelayanan. Tapi dia bilang tidak masalah, kalau sakit mau pakai jalur umum saja,” ucapnya.

Dua minggu kemudian, teman Susi mengabarkan bahwa warga tersebut masuk puskesmas dan meminta bantuan untuk mengecek status iurannya.

Setelah dicek, diketahui tunggakannya mencapai lebih dari Rp5 juta.

“Langsung dibayar semua saat itu juga,” kata Susi.

• 312 Ribu Jiwa Warga Mempawah Terdaftar Sebagai Peserta JKN-KIS, 253 Ribu Peserta Aktif

Beberapa hari kemudian, Susi datang menjenguk ke rumah sakit.