Kalender 2025

Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei Libur Tanggal Merah atau Tidak? Cek Sejarah Harkitnas

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) adalah hari peringatan nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.

Editor: Dhita Mutiasari
Kemdikbud
HARI KEBANGKITAN NASIONAL - Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei .Hari ini merupakan momen penting untuk mengenang berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Apakah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 termasuk libur nasional atau tidak?

Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) adalah hari peringatan nasional di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.

Tahun ini Hari Kebangkitan Nasional bertepatan dengan hari Selasa, 20 Mei 2025.

Hari ini merupakan momen penting untuk mengenang berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan. 

Tanggal 15 Mei Hari Apa? Simak Makna Hari Keluarga Sedunia

Tidak Termasuk Libur Nasional

Mengutip dari SKB 3 Menteri, tanggal 20 Mei 2025 bukan termasuk tanggal merah.

Tidak ada libur nasional memperingati Hari Kebangkitan Nasional, meskipun masuk dalam kategori hari besar nasional,

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional.

Dikutip dari Kompas.com, pada 20 Mei 1908, berdiri sebuah organisasi bernama Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr Soetomo dan mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen).

Sejak saat itu, Indonesia memasuki masa pergerakan nasional yang merupakan masa bangkitnya rasa nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran yang tinggi untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan demikian, adanya organisasi Boedi Oetomo tersebut, Dr Soetomo dan rekan-rekannya ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia, sesuai dengan gagasan dr Wahidin Sudirohusodo.

Adapun, gagasan dr Wahidin muncul dari rasa keprihatinanya dengan kondisi masyarakat Indonesia yang saat itu tidak mampu mendapatkan pendidikan formal atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk mencapai tujuannya, dr Wahidin mengumpulkan dana dari para bangsawan Jawa dan Belanda. Ia juga berencana membentuk Studiefonds atau pengelolaan beasiswa.

Idenya itu kemudian ia sampaikan selagi berkeliling Jawa dan pada akhirnya singgah di STOVIA. Kemudian, di hadapan pelajar STOVIA, dr Wahidin menyampikan gagasan yang ingin ia capai.

Adapun dari sana, Soetomo dan Suraji bertemu dengan dr Wahidin, serta membahas pentingnya organisasi demi mewujudkan cita-cita tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved