Berita Viral

Viral Video Bayi Dilempar-lempar, Apa Dampaknya pada Kesehatan Bayi?

Sejumlah dokter menilai bahwa melempar bayi dapat berisiko menyebabkan cedera serius, seperti perdarahan otak. 

Tangkapan layar X (@ariPrianggono) via kompas.com
BAYI DILEMPAR - Momen saat sebuah video memperlihatkan bayi dilempar-lempar dalam Tradisi Turun Mandi supaya kuat dan tidak kaget saat dewasa. Sebagian besar mengkhawatirkan keselamatan bayi yang dilemparkan, menyebut potensi bahaya seperti Shaken Baby Syndrome, yang dapat terjadi akibat goyangan keras pada bayi yang tubuhnya masih rapuh. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Sebuah video yang memperlihatkan bayi dilempar berulang kali ke atas sebagai bagian dari tradisi, baru-baru ini menjadi viral di media sosial X. 

Video yang diunggah oleh akun @ariPriangg*** pada 5 Mei 2025 ini memicu beragam reaksi dari warganet. 

Sebagian besar mengkhawatirkan keselamatan bayi yang dilemparkan, menyebut potensi bahaya seperti Shaken Baby Syndrome, yang dapat terjadi akibat goyangan keras pada bayi yang tubuhnya masih rapuh. 

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa tindakan ini adalah bagian dari tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun. 

Lantas, bagaimana pandangan para ahli kesehatan mengenai tradisi ini? 

Sejumlah dokter menilai bahwa melempar bayi dapat berisiko menyebabkan cedera serius, seperti perdarahan otak. 

Sementara itu, seorang sosiolog mengungkapkan bahwa tradisi "turun mandi", yang melibatkan melempar bayi, tetap dilestarikan meski berpotensi membahayakan. 

Perbedaan pandangan antara nilai tradisi dan ilmu medis ini menjadi sorotan dalam kasus viral tersebut.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Apa yang Terlihat dalam Video Viral Ini?

Video yang diunggah oleh pengguna akun @ariPriangg*** pada 5 Mei 2025 ini menunjukkan seorang bayi yang dilemparkan berulang kali ke atas oleh beberapa orang. 

Bayi tersebut tampak ditangkap dan ditopang setelah terjatuh. 

Di sekitarnya, terlihat sejumlah orang yang hanya merekam kejadian tersebut tanpa memberikan bantuan langsung. 

Tindakan ini diyakini oleh sebagian orang sebagai bagian dari tradisi yang sudah ada sejak lama. 

Namun, video ini juga memicu perdebatan hangat di media sosial.

Sebagian warganet menilai tindakan ini sangat berbahaya. 

Salah satu komentar mengingatkan tentang "Shaken Baby Syndrome", yang dapat terjadi akibat goyangan keras pada bayi yang tubuhnya masih sangat rapuh. 

"Tau gak resikonya apa? Shaken syndrome. Semua organ bayi masih rapuh, rentan, dan masih tahap berkembang alias belum sempurna betul," tulis salah satu warganet.

Ada pula yang menyoroti kelembutan tempurung kepala bayi yang masih belum terbentuk sepenuhnya, yang membuatnya rentan terhadap cedera fatal. 

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari tradisi yang tidak boleh diubah begitu saja. 

Lalu, bagaimana pendapat para ahli kesehatan mengenai hal ini?

Apa Kata Ahli Kesehatan Tentang Melempar Bayi?

Menurut Dr. dr. Hari Wahyu Nugroho, Sp A (K), M.Kes, seorang dokter spesialis anak di RSUD Dr. Moewardi Solo, aksi melempar-lempar bayi dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan bayi tersebut. 

Tindakan ini, katanya, berpotensi menyebabkan pendarahan di otak bayi karena benturan keras. 

Selain itu, bayi yang tubuhnya masih sangat rentan dapat mengalami pendarahan di organ tubuh lainnya.

"Perdarahan bisa terjadi bahkan tanpa adanya benturan yang keras. Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap pendarahan karena tubuh mereka belum memiliki kemampuan untuk mencegah perdarahan secara maksimal," jelas Dr. Hari.

Dr. Hari juga mengingatkan tentang bahaya kekurangan vitamin K pada bayi, yang dapat menyebabkan perdarahan yang lebih serius. 

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa segala bentuk perlakuan kasar terhadap bayi, termasuk melempar atau menggoyang bayi dengan keras, sangat berisiko dan sebaiknya dihindari.

Mengapa Tradisi Ini Masih Dilakukan?

Di sisi lain, tradisi melempar bayi ini memang masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat, khususnya dalam upacara adat tertentu. 

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, menjelaskan bahwa tradisi yang dikenal dengan nama "turun mandi" ini berasal dari masyarakat Minangkabau. 

Tradisi ini dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi, dengan tujuan agar bayi dan ibunya bisa mandi di sungai dan keluar rumah setelah masa pemulihan.

"Tradisi ini dilakukan kepada bayi dan ibunya agar dapat mandi di sungai dan keluar rumah dengan bebas setelah masa pemulihan. Selain itu, tradisi ini juga mengandung doa-doa untuk memperkenalkan bayi kepada masyarakat," ujar Drajat dalam wawancara dengan Kompas.com.

Drajat juga menyebut bahwa tradisi ini merupakan bagian dari ritus peralihan, yaitu upacara yang menandai tahapan penting dalam kehidupan manusia. 

Tidak hanya ada di Minangkabau, tradisi serupa juga ditemukan di daerah lain dengan berbagai nama dan cara pelaksanaan.

Bagaimana Tradisi dan Ilmu Rasional Berhadapan?

Drajat menjelaskan bahwa tradisi turun mandi dan sejenisnya sudah mengakar dalam budaya masyarakat. 

Hal ini disebabkan oleh komunikasi yang terus menerus tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai budaya dalam masyarakat. 

Menurutnya, peran tokoh masyarakat juga sangat penting dalam melestarikan tradisi ini.

Namun, ada perbedaan pandangan antara tradisi dan ilmu pengetahuan rasional. 

Dari perspektif medis, melempar bayi tentu saja memiliki risiko yang besar, seperti yang dijelaskan oleh Dr. 

Hari. Namun, menurut Drajat, bagi sebagian masyarakat yang menjalankan tradisi ini, tidak ada masalah yang muncul dalam pelaksanaan tradisi tersebut selama bertahun-tahun.

"Tradisi itu sudah bertahan dari generasi ke generasi, dan tidak ada masalah dengan bayinya. Namun, jika dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan dan medis, tentu saja ada bahaya yang perlu diperhatikan," ujarnya.

Apakah Tradisi ini Perlu Dilestarikan atau Dihentikan?

Drajat menilai bahwa meskipun tradisi ini memiliki nilai budaya yang sangat penting, masyarakat perlu memahami bahwa ada perbedaan antara nilai tradisi dan ilmu pengetahuan. 

Tradisi turun mandi dan sejenisnya mungkin sudah bertahan selama berabad-abad, namun risiko kesehatan bayi yang terlibat tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Tradisi itu lebih mengarah ke rasional nilai. Namun, kita perlu mempertimbangkan dampak negatifnya jika tradisi tersebut dapat membahayakan keselamatan bayi," tambah Drajat.

Tradisi vs Kesehatan Bayi

Video viral tentang bayi yang dilempar-lempar dalam tradisi turun mandi menyoroti ketegangan antara pelestarian budaya dan perhatian terhadap keselamatan. 

Sementara tradisi ini memiliki makna sosial dan budaya yang dalam, bahaya medis dari perlakuan kasar terhadap bayi, seperti yang dijelaskan oleh ahli kesehatan, tidak bisa diabaikan. 

Ke depan, penting bagi masyarakat untuk merenungkan kembali tradisi tersebut dengan mempertimbangkan risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral, Video Bayi Dilempar-lempar sebagai Tradisi, Apa Bahayanya?"

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved