Paus Fransiskus Wafat

Siapa Calon Pengganti Paus Fransiskus yang Wafat? Ini Daftarnya dan Proses Pemilihannya

Kepergian Paus Fransiskus tidak hanya menyisakan kesedihan, tetapi juga membuka babak baru dalam sejarah Gereja Katolik yakni pemilihan Paus baru.

|
Vatican Media
LEPAS MERPATI - Paus Fransiskus melepaskan seekor merpati putih sebagai simbol perdamaian pada tanggal 15 Mei 2013 sebelum wafatnya pada Senin 21 April 2025 pukul 07.35 pagi waktu setempat. Beberapa nama muncul sebagai kandidat kuat Paus Baru, termasuk Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Pietro Parolin dari Italia, hingga Peter Turkson dari Ghana. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dunia Katolik tengah berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin 21 April 2025 pukul 07.35 pagi waktu setempat. 

Kepergian Paus Fransiskus tidak hanya menyisakan kesedihan, tetapi juga membuka babak baru dalam sejarah Gereja Katolik yakni pemilihan Paus baru.

Proses pemilihan ini akan berlangsung melalui Konklaf, sebuah ritual rahasia yang dipimpin oleh Dewan Kardinal di Kapel Sistina, Vatikan. 

Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih, dan calon terpilih harus memperoleh dukungan dua pertiga suara. 

Beberapa nama muncul sebagai kandidat kuat, termasuk Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Pietro Parolin dari Italia, hingga Peter Turkson dari Ghana. 

“Beberapa misteri memang berasal dari sifat tertutup dari konklaf itu sendiri. Sangat menarik,” ujar Gregg Gassman, pustakawan dan editor podcast Pontifacts seperti disadur dari kompas.com, Selasa 22 April 2025.

Konklaf sendiri biasanya dimulai 15 hingga 20 hari setelah wafatnya seorang Paus dan akan terus berlangsung hingga dunia menyambut pemimpin rohani Katolik yang baru.

[Cek Berita dan informasi Paus Fransiskus Wafat KLIK DISINI]

Bagaimana Proses Pemilihan Paus Baru Setelah Paus Wafat?

Apa Itu Konklaf Kepausan dan Mengapa Penting?

Pemilihan Paus baru dilakukan melalui prosesi tertutup yang disebut Konklaf Kepausan (Papal Conclave). 

Istilah "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave yang berarti “dengan kunci”, merujuk pada sistem isolasi yang ketat saat para kardinal berkumpul untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

Konklaf harus dimulai dalam waktu 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus.

Selama masa ini, Camerlengo Vatikan akan mengambil alih urusan administratif Takhta Suci. 

Saat ini, posisi tersebut dipegang oleh Kardinal Kevin Farrel, warga Amerika pertama yang menjabat camerlengo.

Siapa yang Bisa Memilih Paus?

Hanya Kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara dalam Konklaf. 

Mereka akan menginap di Domus Sanctae Marthae, semacam wisma atau hotel di dalam kompleks Vatikan, dekat dengan Kapel Sistina, tempat utama berlangsungnya pemungutan suara.

Bagaimana Konklaf Dilakukan Secara Tradisional dan Rahasia?

Konklaf dimulai dengan Misa Roh Kudus yang dipimpin oleh dekan College of Cardinals. 

Setelah itu, para kardinal berjalan bersama menuju Kapel Sistina sambil menyanyikan lagu-lagu liturgi.

Setibanya di sana, mereka mengucapkan sumpah rahasia dalam bahasa Latin sambil menyentuh Kitab Suci. 

Lalu, semua orang yang tidak berhak ikut serta diperintahkan keluar dengan ucapan, “Extra omnes”, yang artinya “semua orang keluar!”.

Bagaimana Cara Pemungutan Suara Paus Dilakukan?

Pada malam pertama, hanya satu putaran pemungutan suara dilakukan. 

Setelah itu, pemungutan suara dilanjutkan dengan dua putaran setiap pagi dan dua putaran setiap sore.

Seorang kandidat harus meraih dua pertiga suara dari total jumlah pemilih untuk dinyatakan terpilih sebagai Paus.

Jika belum ada hasil, surat suara dibakar menggunakan bahan kimia untuk menghasilkan asap. 

Asap hitam berarti belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan telah terpilihnya seorang Paus baru.

Siapa Saja Calon Kuat Pengganti Paus Fransiskus?

Berikut beberapa nama kardinal yang dianggap memiliki peluang besar untuk menjadi Paus berikutnya, berdasarkan latar belakang, pengaruh teologis, serta arah kepemimpinan yang mereka wakili:

1. Luis Antonio Tagle – Kardinal dari Filipina

Kardinal Tagle (67 tahun) dikenal dekat dengan mendiang Paus Fransiskus. 

Ia merupakan mantan kepala Kongregasi untuk Evangelisasi Umat dan memiliki visi inklusif dalam pelayanan Gereja. 

Banyak pihak menilai Tagle sebagai simbol pertumbuhan Katolik di Asia, khususnya Filipina yang memiliki populasi Katolik besar.

2. Pietro Parolin – Kardinal dari Italia

Sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin memiliki pengalaman diplomatik luas, terutama dalam hubungan dengan China dan Timur Tengah. 

Ia dianggap moderat secara teologis dan bisa menjadi pilihan kompromi antara kubu progresif dan konservatif. 

Usianya saat ini 70 tahun.

3. Peter Turkson – Kardinal dari Ghana

Turkson dikenal vokal dalam isu keadilan sosial, perubahan iklim, dan kemiskinan. 

Jika terpilih, ia akan menjadi Paus kulit hitam pertama dalam sejarah modern. 

Ia pernah memimpin Departemen untuk Pengembangan Manusia Seutuhnya dan kini berusia 76 tahun.

4. Peter Erdo – Kardinal dari Hongaria

Sebagai tokoh konservatif, Erdo (72 tahun) adalah pakar hukum kanonik dan mantan Ketua Dewan Konferensi Uskup Eropa. 

Ia dianggap sebagai representasi dari tradisi ortodoks Gereja, yang bisa mengembalikan arah kepemimpinan Gereja ala Paus Benediktus XVI.

5. Angelo Scola – Kardinal Senior dari Italia

Mantan Uskup Agung Milan ini sempat menjadi kandidat kuat dalam Konklaf 2013. 

Dengan latar belakang teologis yang mendalam, ia dianggap sebagai tokoh spiritual yang dihormati. 

Namun, usianya yang sudah mencapai 82 tahun membuatnya tak memenuhi syarat untuk ikut memilih atau dipilih dalam konklaf mendatang.

Apa yang Terjadi Setelah Paus Baru Terpilih?

Begitu seorang kandidat menerima pemilihannya, ia akan ditanya dua hal:

Apakah ia menerima tugas sebagai Paus?

Nama apa yang akan ia pilih sebagai nama Kepausannya?

Setelah itu, Paus baru dibawa ke “Ruang Air Mata” (Stanza delle Lacrime) ruang pribadi tempat ia merenung dan berdoa sebelum muncul ke publik. 

Di ruangan inilah Paus baru mengenakan jubah putih, topi zucchetto, dan sepatu merah khas Kepausan.

Kemudian, dekan College of Cardinals akan berdiri di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dengan kalimat legendaris:

“Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam”
(Saya mengumumkan kepada Anda dengan sukacita besar: Kita memiliki seorang Paus)

Paus yang baru akan muncul untuk memberikan berkat apostolik pertamanya kepada umat Katolik dan dunia.

Kapan Paus Baru Akan Diumumkan?

Jika mengikuti tradisi sebelumnya, konklaf kemungkinan akan berlangsung selama dua hingga empat hari. 

Paus Fransiskus sendiri terpilih pada hari kedua konklaf tahun 2013. 

Artinya, umat Katolik di seluruh dunia dapat berharap melihat asap putih dari Kapel Sistina dan mengetahui nama Paus baru pada awal Mei 2025.

Harapan Baru bagi Gereja Katolik Dunia

Wafatnya Paus Fransiskus menjadi momen refleksi bagi Gereja Katolik global.

Pemilihan Paus baru bukan sekadar seremonial, melainkan momen penting untuk menentukan arah Gereja dalam menghadapi tantangan modern, mulai dari sekularisme, krisis lingkungan, hingga kesenjangan sosial.

Siapakah yang akan melanjutkan warisan Paus Fransiskus? 

Dunia menunggu, dan asap putih dari Kapel Sistina akan menjadi penandanya.

(*)

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved