Ramadan 2025

Keutamaan Itikaf Lengkap hingga Niat dan Rukun dan Syarat

Majelis Tarjih dan Tajdid dalam buku Tuntunan Ramadhan menjelaskan I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu

Editor: Dhita Mutiasari
Freepik.com
MALAM LAILATUL QADAR – Grafis tentang malam Lailatul Qadar yang di upload Minggu (23/3/2025). I'tikaf adalah amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadan, terlebih di sepuluh malam terakhir. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  I'tikaf merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan umat muslim saat bulan Ramadan. 

Selain ibadah puasa, mari kita laksanakan ibadah lain selama Ramadhan dengan penuh ketekunan, seperti salat malam, membaca dan memahami Al-Qur’an, berdzikir, berdo’a, menyediakan buka puasa, bersedekah, dan i’tikaf.

Amalan yang terakhir disebutkan menurut bahasa artinya berdiam diri dan menetap dalam sesuatu.

Baca juga: Makna Iktikaf hingga Manfaat dan Keutamaan pada 10 Malam Terakhir Ramadhan

Pengertian I’tikaf

Majelis Tarjih dan Tajdid dalam buku Tuntunan Ramadhan menjelaskan I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalan-amalan (ibadah-ibadah) tertentu untuk mengharapkan ridha Allah.

I'tikaf adalah amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadan, terlebih di sepuluh malam terakhir.

Secara harfiah, I'tikaf berarti "berdiam diri" di masjid dengan niat khusus untuk beribadah. 

Secara etimologi, ibadah ini mengandung makna berdiam diri atau mengabdikan diri terhadap sesuatu, yang dalam bahasa Arab disebut al-lubtsu atau 'akafa ala syai'. Praktik I'tikaf adalah menetap di dalam masjid dengan tujuan mengabdikan diri kepada Allah Swt. Imam Syafi'i berkata:

Artinya: "I'tikaf adalah seseorang yang berdiam diri di suatu tempat, dan mengurung dirinya di sana, baik untuk kebaikan maupun keburukan." (Abi Husain al-'Imrani asy-Syafi'i, al-Bayan fi Mazhab al-Imam Asy-Syafi'i, [Kairo; Darul Minhaj, tt], Jilid III, halaman 571)

Mengapa i'tikaf banyak dilaksanakan di 10 malam terakhir Ramadhan? karena pada periode ini terdapat malam Lailatul Qadar, sebuah malam yang lebih mulia daripada seribu bulan, dan merupakan kesempatan istimewa untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Rasulullah SAW sendiri senantiasa beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA. Beliau beri'tikaf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berharap dapat meraih malam Lailatul Qadar. 

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW beritikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadan sampai beliau wafat. Kemudian para istrinya mengikuti itikaf pada waktu tersebut setelah wafatnya beliau.

Ibadah i'tikaf disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187. Allah berfirman;

Artinya: "Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beri'tikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."

Lebih dari sekadar mengasingkan diri, i'tikaf merupakan bentuk pengabdian yang mendalam kepada Allah SWT.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved