Ragam Contoh

Perintah Shalat dan Isra Mi’raj: Mengapa Allah Tidak Mengutus Jibril untuk Menyampaikan Wahyu?

Setelah peristiwa Isra, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Mi'raj, yakni perjalanan menembus lapisan-lapisan langit hingga mencapai Sidratul

Freepik.com
PERINTAH SHOLAT- Kewajiban shalat langsung diberikan kepada Nabi Muhammad karena saat itu Rasulullah dalam keadaan suci, dan ini menjadi simbol bahwa ibadah shalat harus dilakukan dalam keadaan suci. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Satu diantara peristiwa paling agung dalam sejarah Islam adalah perjalanan spiritual yang dialami Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai Isra dan Mi'raj.

Kejadian ini tidak hanya menjadi bukti kebesaran Allah SWT, tetapi juga menandai momen penting dalam syariat Islam, yaitu diterimanya perintah shalat secara langsung oleh Rasulullah tanpa perantaraan Malaikat Jibril.

Isra adalah perjalanan luar biasa yang terjadi pada suatu malam, ketika Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina dalam waktu yang sangat singkat.

Perjalanan ini bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam, menghubungkan dua masjid suci dan menegaskan pentingnya Masjidil Aqsha dalam ajaran Islam.

Selain itu, isra dan mi’raj menjadi awal mula diwajibkannya shalat lima waktu, yang diberikan secara langsung kepada nabi oleh Allah. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

فُرِضَتِ الصَّلاَةُ عَلَى رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم لَيْلَةَ الإِسْرَاءِ خَمْسِينَ صَلاَةً، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا

“Diwajibkan shalat kepada Rasulullah di dalam isra dan mi’raj sebanyak 50 shalat, kemudian dikurangi hingga menjadi lima (shalat).” (HR. Abu Said al-Hudri)

CARA Menurunkan Berat Badan 10 Terakhir Ramadan dengan Metode Diet 30-30-30

Lantas, kenapa shalat diwajibkan dalam peristiwa isra mi’raj, dan langsung diberikan kepada nabi, tanpa melalui perantara malaikat Jibril,sebagaimana wahyu pada umumnya?

Kenapa Perintah Shalat Diberikan Secara Langsung Pada Nabi

Syekh Sulaiman bin Umar al-Jamal (wafat 1204 H) dalam kitabnya mengatakan karena semua itu menjadi sebuah simbol bahwa setiap ibadah harus dilakukan dalam keadaan suci.

Sebelum isra dan mi’raj ditempuh oleh nabi untuk menerima beberapa syariat dari Allah, terlebih dahulu ia dibersihkan dan disucikan oleh malaikat Jibril dzahir dan batinnya dari semua sifat-sifat tercela.

Oleh karena itu, kewajiban shalat langsung diberikan kepada Nabi Muhammad karena saat itu Rasulullah dalam keadaan suci, dan ini menjadi simbol bahwa ibadah shalat harus dilakukan dalam keadaan suci.

Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa shalat memiliki nilai keistimewaan yang lebih agung dan lebih luhur melebihi ibadah wajib lainnya. Oleh karenanya, Allah langsung memberikan kewajiban shalat ini kepada nabi,

وَمِنْ شَأْنِ الصَّلَاةِ أَنْ يَتَقَدَّمَهَا الطُّهْرُ نَاسَبَ ذَلِكَ أَنْ تُفْرَضَ فِي تِلْكَ الْحَالَةِ وَلِيَظْهَرَ شَرَفُهُ فِي الْمَلَأِ الْأَعْلَى

“Termasuk kewajiban dalam shalat adalah harus diawali dengan suci. Maka (Rasulullah yang suci pada peristiwa isra mi’raj dari hadats, dhahir, dan segala sifat tercela, batin) sudah cocok untuk menerima kewajiban dalam keadaan tersebut.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved