Imlek dan Cap Go Meh 2025

Suhu Phen Mutaji Sudah Menjalani Tradisi Tatung Sejak Usia 12 Tahun

Sebelum pawai tatung dimulai, Suhu Phen menjelaskan setiap Tatung terlebih dahulu melakukan sembahyang di kelenteng masing-masing.

Penulis: Widad Ardina | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Widad Ardina
TRADISI TATUNG - Suhu Phen Mutaji (33), seorang Tatung asal Singkawang, membagikan kisahnya dalam menjalani tradisi ini sejak usia 12 tahun. Hingga kini, ia terus menjalankan berbagai ritual, termasuk menjaga pola makan dan menjauhi pantangan yang telah ditetapkan dalam kepercayaan Tatung. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pria asal Singkawang, Suhu Phen Mutaji (33) membagikan kisahnya dalam menjalani tradisi menjadi Tatung.

Suhu mengatakan telah menjadi Tatung dari usianya masih 12 tahun hingga sekarang.

Berbagai ritual pun ia jalani termasuk menjaga pola makan dan menjauhi pantangan yang telah ditetapkan dalam kepercayaan Tatung.

"Ritual tatung itu, kita harus menjaga makan, menjauhi yang buruk dan pantangan yang seharusnya untuk tidak dilakukan," katanya saat ditemui tribunpontianak.co.id, Jumat 7 Februari 2025 di Pekong Mutaji Singkawang.

Menurut Suhu Phen, ritual ini bukan sekadar persiapan fisik, tetapi juga bentuk penghormatan kepada roh dewa dan leluhur yang akan merasuki tubuh Tatung. Ia percaya bahwa ritual-ritual tersebut juga berfungsi untuk memohon perlindungan bagi Kota Singkawang.

"Menghargai dewa dengan segala pantangan itu, dan juga lebih dijagain semoga seluruh Kota Singkawang ini kedepan tahun ular ini lebih baik," ungkapnya.

Sebelum pawai tatung dimulai, Suhu Phen menjelaskan setiap Tatung terlebih dahulu melakukan sembahyang di kelenteng masing-masing.

Baca juga: Kasat Lantas Polres Singkawang Beri Himbauan Kepada Pelaku Aksi Balap Liar

Para Tatung akan saling mendoakan agar prosesi berlangsung dengan baik dan penuh berkah.

Khusus di Pekong Mutaji, ia menerangkan seorang tatung akan menjalani ritual untuk menghargai roh dewa-dewa.

"Kalau khusus kita di sini, menjalani ritual menghargai untuk menghormati roh dewa-dewa. Apa yang diperlukan, kita hargai, semacam sembayang, sebagai bentuk penghormatan," tutupnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved