Berita Viral

Harga BBM Subsidi Pertalite Terbaru Per 14 Oktober 2024 di SPBU Lengkap Aturan Diganti Rendah Sulfur

Update harga BBM Subsidi Pertalite terbaru per 14 Oktober 2024 di SPBU Pertamina seluruh Indonesia lengkap aturan pengganti BBM rendah sulfur.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Pertamina
Ilustrasi. Suasana pelayanan pengisian BBM di SPBU. Harga BBM Subsidi Pertalite Terbaru Per 14 Oktober 2024 di SPBU Lengkap Aturan Diganti Rendah Sulfur. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Update harga BBM Subsidi Pertalite terbaru per 14 Oktober 2024 di SPBU Pertamina seluruh Indonesia lengkap aturan pengganti BBM rendah sulfur.

Pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga BBM terbaru menyesuaikan kondisi harga minyak dunia hari ini Minggu 13 Oktober 2024..

Terakhir perubahan Harga BBM Pertamina terjadi pada awal bulan tepatnya Selasa, 1 Oktober 2024.

Beberapa jenis BBM nonsubsidi lainnya yang mengalami penurunan harga di antaranya Pertamax 92, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo 98, Pertamina Dex, dan Dexlite.

Sedangkan untuk BBM Pertamina subsidi jenis Pertalite tidak mengalami perubahan harga.

Resmi Berlaku Aturan Baru Isi BBM Subsidi Per 14 Oktober 2024 di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, harga BBM nonsubsidi selalu dievaluasi secara berkala.

Penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang dilakukan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus serta juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM nonsubsidi rutin dilakukan. Bisa tetap, bisa naik dan bahkan bisa turun, tergantung trend harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah," ujar Heppy.

Heppy mengatakan, mulai 1 Oktober 2024 semua harga BBM nonsubsidi Pertamina mengalami penurunan harga

Dengan adanya penyesuaian harga BBM nonsubsidi Pertamina, maka harga yang berlaku per liternya mulai 1 Oktober 2024 sebagai berikut:

- Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.250

- Pertamax Green (RON 95): Rp 12.700

- Pertamax (RON 92): Rp 12.100

- Dexlite (CN 51): Rp 12.700

- Pertamina Dex (CN 53): Rp 13.150.

Heppy menegaskan, harga tersebut berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

“Kami terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.

Daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina

Dilansir dari MyPertamina, berikut daftar lengkap harga BBM Pertamina mulai 1 Oktober 2024 per liter:

Pertalite

- Rp 10.000: Seluruh Indonesia

Biosolar

- Rp 6.800: Seluruh Indonesia

Pertamax

- Rp 11.100: Free Trade Zone (FTZ) Sabang

- Rp 11.500: Free Trade Zone (FTZ) Batam

- Rp 12.100: Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

- Rp 12.400: Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat Daya

- Rp 12.650: Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara.

Pertamax Turbo

- Rp 12.500: Free Trade Zone (FTZ) Batam

- Rp 13.250: Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

- Rp 13.550: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua

- Rp 13.850: Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara.

Pertamax Green 95

- Rp 13.900: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta , Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Pertamina Dex

- Rp 13.800: Free Trade Zone (FTZ) Batam

- Rp 13.150: Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

- Rp 13.450: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua Barat

- Rp 13.750: Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara.

Dexlite

- Rp 11.700: Free Trade Zone (FTZ) Sabang Rp 12.100: Free Trade Zone (FTZ) Batam

- Rp 12.700: Aceh, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

- Rp 13.000: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat Daya, Papua Barat

- Rp 13.250: Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara.

BBM Rendah Sulfur

Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penerapan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur akan diterapkan secara bertahap, dimulai dari solar.

Menurut peta jalan yang telah dibuat, distribusi solar rendah sulfur akan dimulai dari Jakarta, Cikampek, dan Balongan.

Setelah itu dilanjutkan ke Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga Maluku.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, BBM bersulfur rendah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi emisi.

Dia menuturkan, selama ini penggunaan BBM dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar.

Agus berujar, dengan latar belakang tersebut, implementasi BBM rendah sulfur menjadi sebuah keharusan agar kualitas udara tidak bertambah buruk. "BBM rendah sulfur adalah sebuah kebutuhan.

Karena kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," kata Agus dilansir dari siaran pers, Jumat 4 Oktober 2024.

PENYEBAB Daftar QR Code BBM Subsidi Pertalite Selalu Ditolak Lengkap Cara Mudah Mengatasinya

Agus menambahkan, pelaksanaan implementasi dan distribusi BBM rendah sulfur mengacu pada peta jalan yang telah dibuat.

"Peta jalan pemanfataan BBM rendah sulfur sudah tersedia, tentunya pelaksanannya akan mengikuti peta jalan tersebut," ujar Agus.

(*)

# Berita Viral

‎Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved