Pendidikan

Jawaban Soal Latihan 1.2 Matematika Kelas 7 Kurikulum Merdeka Bab 2 Tugas Buku

Dalam meningkatkan kemampuan diri serta mendapatkan pembelajaran terbaru....................................

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase Tribunpontianak.co.id / sid / google
Soal Matematika Kelas 7 SMP/MTs ujian akhir semester 1 Bab 2. Setiap soal dilengkap kunci jawaban sebagai panduan belajar 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Inilah soal latihan pada pelajaran matematika Kelas 7 kurikulum merdeka bab 2.

Pada pelajaran ini siswa akan belajar soal latihan pada 1. 2.

Setiap soal sudah memiliki jawaban sebagai panduan belajar.

Dalam meningkatkan kemampuan diri serta mendapatkan pembelajaran terbaru.

Untuk mendapatkan seluruh pemahaman dalam mempelajari buku paket.

Baca juga: 45 SOAL Ulangan Ekonomi Kelas 10 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Ulangan Semester 1 Tahun 2024

Latihan 1.2

1. Tuliskan hasil dari operasi hitung bilangan berikut ini.

a. 2+(-6)-7 =
b. (-4) x (-8) : 2 =
c. 5 x 6 + (-3) x 9 =
d. ((-10) + (-4)) : 7 =

Jawaban : 

Berikut adalah hasil dari operasi hitung bilangan yang diberikan:

a. 2 + (-6) - 7 = -11 
b. (-4) x (-8) : 2 = 16 
c. 5 x 6 + (-3) x 9 = 30 - 27 = 3 
d. ((-10) + (-4)) : 7 = (-14) : 7 = -2

2. Ibu Ratih meminjam uang di Koperasi Desa sebesar Rp1.000.000,00.
Pada bulan berikutnya, ia hanya mampu mengembalikan sebesar Rp750.000,00. Berapa sisa utang Ibu Ratih? Jelaskan jawaban kalian dalam bentuk bilangan bulat positif atau negatif.

Jawaban : 

Ibu Ratih meminjam uang sebesar Rp1.000.000,00 dan mengembalikan Rp750.000,00. Untuk menghitung sisa utangnya, kita dapat menggunakan operasi pengurangan:

Sisa Utang = Pinjaman Awal - Pembayaran Sisa Utang = Rp1.000.000,00 - Rp750.000,00 = Rp250.000,00

Jadi, sisa utang Ibu Ratih adalah Rp250.000,00. Sisa utang ini merupakan bilangan bulat positif karena ia masih memiliki utang yang harus dibayarkan.

3. Pada tes penerimaan siswa baru SMP Bakti Utama, calon siswa diminta untuk mengerjakan 30 soal. Setiap jawaban benar mendapat poin 5, jawaban salah bernilai , serta tidak menjawab mendapat poin 0. Jika Saka hanya menjawab 20 soal dengan benar L dari total 25 soal yang dikerjakannya, berapa total nilai yang diperoleh Saka?

Jawaban : 

Dalam tes tersebut, setiap jawaban benar mendapatkan 5 poin, jawaban salah mendapatkan 0 poin, dan jika tidak menjawab mendapatkan 0 poin juga. Saka menjawab 20 soal dengan benar dari total 25 soal yang dikerjakannya.

Untuk menghitung total nilai yang diperoleh Saka, kita bisa menggunakan rumus:

Total Nilai = (Jumlah Jawaban Benar x Nilai untuk Jawaban Benar) + (Jumlah Jawaban Salah x Nilai untuk Jawaban Salah)

Dalam kasus Saka:

Jumlah jawaban benar (L) = 20 soal
Jumlah jawaban salah = Total soal yang dikerjakan (25 soal) - Jumlah jawaban benar (20 soal) = 25 - 20 = 5 soal
Nilai untuk jawaban benar = 5 poin
Nilai untuk jawaban salah = 0 poin
Menggunakan rumus di atas:

Total Nilai = (20 x 5) + (5 x 0) = 100

Jadi, Saka memperoleh total nilai sebesar 100.

4. Raja seorang YouTuber terkenal. Tapi karena sering membuat konten prank yang tidak bermanfaat, maka subscriber-nya turun secara drastis. Dalam 4 bulan terakhir, Raja sudah kehilangan sebanyak 200 subscriber. Subscriber berkurang dalam jumlah yang sama tiap bulannya. Berapa jumlah subscriber yang turun setiap bulannya? Nyatakan dalam bentuk bilangan bulat positif atau negatif.

Jawaban : 

Jika dalam 4 bulan terakhir Raja kehilangan 200 subscriber dan kehilangan subscriber dalam jumlah yang sama tiap bulannya, maka kita dapat mencari jumlah subscriber yang turun setiap bulannya dengan membagi total kehilangan subscriber (200) dengan jumlah bulan (4):

Jumlah subscriber yang turun setiap bulannya = Total kehilangan subscriber / Jumlah bulan Jumlah subscriber yang turun setiap bulannya = 200 / 4 = 50

Jadi, jumlah subscriber yang turun setiap bulannya adalah 50. Jumlah ini merupakan bilangan bulat negatif karena Raja kehilangan subscriber.

5. Pada saat melakukan praktikum di laboratorium, guru meminta siswa untuk memanaskan cairan beku yang bersuhu untuk dipanaskan. Ketika proses pemanasan, setiap 3 menit suhu naik sebesar 30C. Jika cairan beku tersebut dipanaskan selama 15 menit, berapa suhu akhir yang dicapai?

Jawaban : 

Untuk menghitung suhu akhir cairan beku setelah dipanaskan selama 15 menit dengan peningkatan suhu 30°C setiap 3 menit, kita dapat menggunakan perbandingan sederhana.

Setiap 3 menit, suhu naik sebesar 30°C. Jadi, dalam 15 menit, ada 5 interval 3 menit (15 ÷ 3 = 5).

Kemudian, kita dapat mengalikan peningkatan suhu per interval (30°C) dengan jumlah interval (5) untuk menentukan peningkatan suhu total:

Peningkatan Suhu Total = Peningkatan Suhu per Interval × Jumlah Interval Peningkatan Suhu Total = 30°C × 5 = 150°C

Selanjutnya, kita tambahkan peningkatan suhu total ini pada suhu awal cairan beku:

Suhu Akhir = Suhu Awal + Peningkatan Suhu Total Suhu Akhir = 0°C + 150°C = 150°C

Jadi, suhu akhir yang dicapai setelah cairan beku dipanaskan selama 15 menit adalah 150°C.

Ayo Berefleksi

Dari beberapa aktivitas yang telah kalian lakukan mengenai operasi
hitung bilangan bulat, jawablah pertanyaan di bawah ini serta berikan
penjelasan.

a. Apakah sifat komutatif dan asosiatif berlaku pada semua operasi hitung bilangan bulat? Jelaskan.

Jawaban : 

Sifat komutatif dan asosiatif berlaku pada beberapa operasi hitung bilangan bulat, tetapi tidak berlaku pada semua operasi. Mari kita bahas keduanya:

Sifat Komutatif: Sifat komutatif berlaku jika urutan operandanya dapat diubah tanpa mengubah hasil operasi.

1. Penambahan: Sifat komutatif berlaku pada penambahan bilangan bulat. Artinya, a + b = b + a untuk semua bilangan bulat a dan b. Contoh: 3 + 4 = 4 + 3.

Perkalian: Sifat komutatif juga berlaku pada perkalian bilangan bulat. Artinya, a * b = b * a untuk semua bilangan bulat a dan b. Contoh: -2 * 5 = 5 * -2.

Namun, sifat komutatif tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian bilangan bulat. Misalnya, 3 - 2 ≠ 2 - 3 dan 8 ÷ 4 ≠ 4 ÷ 8.

Sifat Asosiatif: Sifat asosiatif berlaku jika pengelompokan operandanya dapat diubah tanpa mengubah hasil operasi.

2. Penambahan: Sifat asosiatif berlaku pada penambahan bilangan bulat. Artinya, (a + b) + c = a + (b + c) untuk semua bilangan bulat a, b, dan c. Contoh: (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4).

Perkalian: Sifat asosiatif juga berlaku pada perkalian bilangan bulat. Artinya, (a * b) * c = a * (b * c) untuk semua bilangan bulat a, b, dan c. Contoh: (2 * 3) * 4 = 2 * (3 * 4).
Sifat asosiatif juga berlaku pada pengurangan dan pembagian bilangan bulat, meskipun operasi ini tidak komutatif. Contoh: (7 - 3) - 2 = 7 - (3 - 2) dan (12 ÷ 3) ÷ 2 = 12 ÷ (3 ÷ 2).
Jadi, sifat komutatif berlaku pada penambahan dan perkalian, sementara sifat asosiatif berlaku pada penambahan, perkalian, pengurangan, dan pembagian bilangan bulat. Namun, penting untuk diingat bahwa sifat-sifat ini tidak berlaku pada semua operasi matematika, terutama jika kita mempertimbangkan operasi yang lebih kompleks. 
 

b. Bagaimana hasil dari operasi hitung perkalian dan pembagian dari dua bilangan bulat yang sejenis yaitu antar dua bilangan bulat positif atau antar dua bilangan bulat negatif?

Jawaban :

Hasil dari operasi perkalian dan pembagian antara dua bilangan bulat sejenis (baik keduanya positif atau keduanya negatif) memiliki karakteristik tertentu:

- Perkalian Bilangan Bulat Sejenis:

Jika dua bilangan bulat sejenis dikalikan (positif dengan positif atau negatif dengan negatif), hasilnya selalu positif.
Contoh: (+3) * (+4) = +12 dan (-2) * (-5) = +10.

- Pembagian Bilangan Bulat Sejenis:

Jika dua bilangan bulat sejenis dibagi (positif dengan positif atau negatif dengan negatif), hasilnya selalu positif.
Contoh: (+12) ÷ (+3) = +4 dan (-15) ÷ (-5) = +3.
Jadi, saat melakukan perkalian atau pembagian antara dua bilangan bulat yang sejenis (positif dengan positif atau negatif dengan negatif), hasilnya selalu positif.

c. Bagaimana hasil dari operasi hitung perkalian dan pembagian dari dua bilangan bulat yang berbeda, yaitu antar bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif atau sebaliknya?

Jawaban : 

Hasil dari operasi perkalian dan pembagian antara dua bilangan bulat yang berbeda, yaitu antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif atau sebaliknya, memiliki karakteristik tertentu:

- Perkalian Bilangan Bulat Berbeda (Positif dan Negatif):

Jika satu bilangan bulat positif dan yang lainnya negatif dikalikan, hasilnya selalu negatif.
Contoh: (+3) * (-4) = -12 dan (-2) * (+5) = -10.

- Pembagian Bilangan Bulat Berbeda (Positif dan Negatif):

Jika satu bilangan bulat positif dibagi oleh bilangan bulat negatif atau sebaliknya, hasilnya selalu negatif.
Contoh: (+12) ÷ (-3) = -4 dan (-15) ÷ (+5) = -3.
Jadi, saat melakukan perkalian atau pembagian antara dua bilangan bulat yang berbeda (salah satunya positif dan yang lainnya negatif), hasilnya selalu negatif.

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW di sini

Cek berita dan artikel menarik lainnya melalui akses Google News


 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved