Ragam Contoh
Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi pada Pelajaran Kurikulum Merdeka Siswa SD, SMP dan SMA
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara mengajar dimana guru dapat menerapkan atau memakai berbagai metode belajar efektif yang menyesuaikan denga
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Mari kita simak contoh Pembelajaran Berdiferensiasi untuk siswa SD SMP SMA pada materi Kurikulum Merdeka.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara mengajar dimana guru dapat menerapkan atau memakai berbagai metode belajar efektif yang menyesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Dengan metode ini, guru akan fokus pada meningkatkan karakter, kemampuan, minat, dan gaya belajar dari masing-masing siswa.
Tujuannya sederhana, yaitu agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang tepat dan efektif, sehingga setiap siswa bisa memaksimalkan potensi terbaik mereka dan meningkatkan semangat siswa.
Dengan menerapkan metode ini, guru juga dapat lebih memahami perbedaan di antara siswa dan menerapkan pendekatan yang sesuai untuk masing-masing siswa.
Hal ini juga bisa membantu mengatasi perbedaan kemampuan belajar di kelas, memberikan dukungan yang tepat, dan memastikan setiap siswa bisa mendapatkan perhatian sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan begitu, siswa bisa jadi lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena cara mengajar akan disesuaikan dengan kebutuhan siswa sekolah.
• Contoh Laporan Studi Kasus LSK UKPPPG Guru 2024-2025
Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi memiliki banyak manfaat terutama bagi guru dan siswa.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi membantu mengurangi kesenjangan belajar di kelas, dan memastikan semua siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Selain itu, beberapa manfaat pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan Merata untuk Semua Siswa
Salah satu manfaat pembelajaran berdiferensiasi yaitu dapat mendorong pertumbuhan yang merata di setiap siswa.
Dengan menerapkan pendekatan ini, guru bisa menyesuaikan strategi pengajaran, sehingga setiap siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda, dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pembelajaran yang Lebih Menyenangkan
Pembelajaran berdiferensiasi juga bertujuan agar menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
Dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa, apakah itu dengan gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik sehingga pembelajaran kan menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa.
Pembelajaran yang Dipersonalisasi
Manfaat lain dari pembelajaran berdiferensiasi adalah menciptakan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Dengan kata lain, pembelajaran dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran Diferensiasi
- Bersifat Proaktif
- Mengutamakan Kualitas, Bukan Kuantitas
- Berdasarkan Asesmen yang Berkelanjutan
- Menyediakan Berbagai Pendekatan
- Berorientasi pada Peserta Didik
- Metode Campuran Pembelajaran Individu dan Klasikal
Kurikulum yang Berkualitas
Salah satu prinsip penting dalam pembelajaran diferensiasi yaitu kurikulum yang berkualitas. Hal ini berarti, kurikulum harus dirancang untuk memastikan siswa benar-benar memahami materi, bukan hanya menghafal informasi.
Kurikulum harus mencerminkan keterlibatan siswa melalui tugas-tugas yang diberikan dan asesmen yang dilakukan.
Asesmen yang Berkelanjutan
Pada pembelajaran diferensiasi, akan dilakukan beberapa asesmen oleh guru. Awal asesmen akan dilakukan sebelum membahas materi pelajaran, untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa terhadap materi.
Kemudian, asesmen kedua yaitu asesmen formatif, yang bertujuan untuk mengetahui apakah masih ada materi yang belum dipahami oleh siswa serta masalah belajar yang dihadapi siswa.
Terakhir asesmen yang dilakukan pada pembelajaran berakhir, yaitu untuk mengevaluasi hasil belajar.
• Contoh dan 6 Fakta Unik Suku Maya hingga Penemuan Sejarah Suku Kuno di Dunia
Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi
SD
Salah satu contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi di Sekolah Dasar (SD) adalah ketika guru menjelaskan tentang fenomena alam, seperti hujan, angin, atau pelangi. Guru dapat memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan materi ini, seperti video, gambar, atau bahkan simulasi sederhana.
Contoh lain penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SD adalah ketika mengajarkan materi Matematika, khususnya tentang bentuk simetri. Guru dapat meminta siswa untuk mencari benda-benda di sekitar rumah yang memiliki bentuk simetri, lalu membawanya ke sekolah.
Setelah semua siswa membawa benda yang mereka temukan, guru bisa meminta beberapa siswa untuk menjelaskan benda yang mereka bawa. Guru bisa mengajak siswa berdiskusi mengenai alasan pemilihan benda tersebut dan bagaimana mereka bisa mengidentifikasi simetri pada benda tersebut.
SMP
Pada pembelajaran Matematika di sekolah, khususnya materi Geometri, guru dapat membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Pembagian kelompok ini sebaiknya dilakukan berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa, misalnya, visual, auditori, atau kinestetik. Sehingga, setiap siswa bisa belajar sesuai dengan cara yang paling efektif bagi mereka.
Setelah kelompok terbentuk, siswa diberi kebebasan untuk memilih media dan metode pembelajaran yang ingin mereka gunakan.
Namun, sebelum memberikan pilihan ini, guru perlu menentukan terlebih dahulu beberapa metode dan media pembelajaran yang relevan, seperti penggunaan model 3D, video interaktif, atau aplikasi simulasi geometri.
Hal ini akan memudahkan siswa dalam menentukan pilihan yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.
• Contoh dan Fakta Unik Suku Dayak yang Ada di Kalimantan, Matrei Pelajaran PPKn Kelas 5 SD
SMA
Pada pelajaran Sejarah di jenjang Sekolah Menengah Atas, siswa dapat diberikan kesempatan untuk memilih topik penelitian yang sesuai dengan minat dan ketertarikan mereka masing-masing.
Misalnya, siswa bisa memilih untuk meneliti mengenai sejarah yang berkaitan dengan daerah asal mereka, sejarah dunia seperti peristiwa perang, atau bahkan sejarah sosial yang membahas perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
Kebebasan dalam memilih topik ini memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan terlibat aktif dalam proses belajar.
Kemudian setelah topik pembahasan masing-masing kelompok dipilih, guru dapat menawarkan berbagai metode penelitian dan penulisan yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa.
Metode ini bisa mencakup penulisan esai, proyek penelitian, atau bahkan presentasi. Setiap metode dapat disesuaikan dengan minat dan keterampilan siswa, sehingga mereka bisa menggali lebih dalam mengenai sejarah dengan cara yang mereka sendiri yang mereka anggap paling efektif dan menarik.
Siswa juga diberikan kebebasan dalam memilih bentuk output dari proyek yang mereka kerjakan. Misalnya, siswa yang gemar menulis dapat menyusun makalah. Siswa yang suka dengan teknologi bisa menyusun dalam video dokumenter dan lainnya.
Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
6 Dampak Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Pemerintah Janji Bertahap Mulai 2026 |
![]() |
---|
45 TOP Soal Ujian Agama Kristen Kelas 11 Lengkap Jawaban Kurikulum Merdeka |
![]() |
---|
CARA Menghitung Weton atau Wetonan dalam Kalender Jawa untuk Tanggal Baik |
![]() |
---|
Lagu Sound Horeg Viral di TikTok, Ternyata Begini Liriknya |
![]() |
---|
Tak Semua Bisa! Ini Jenis Usaha yang Boleh Ajukan KUR BRI 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.