Kunci Jawaban

Ringkasan Materi Seni Rupa Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Unit 4 Berkarya Seni Untuk Perubahan

Dalam seni tradisi, individu berbakat dari masyarakat dipilih untuk membuat karya seni untuk keperluan sehari-hari dan upacara.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ringkasan Materi Seni Rupa Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Unit 4 Berkarya Seni Untuk Perubahan. Dalam seni tradisi, individu berbakat dari masyarakat dipilih untuk membuat karya seni untuk keperluan sehari-hari dan upacara. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -  Berikut ini adalah rangkuman materi Seni Rupa Kurikulum Merdeka untuk Kelas 7 SMP / MTs sederajat Unit 4 Berkarya Seni Untuk Perubahan.

Siswa dapat memanfaatkan rangkuman materi Seni Rupa sebagai bahan belajar di sekolah dan di rumah.

Berikut ada juga link download materi Seni Rupa Kurikulum Merdeka untuk Kelas 7 SMP / MTs semester 1 hingga 2.

Inilah rangkuman materi Seni Rupa Kurikulum Merdeka untuk Kelas 7 SMP / MTs sederajat Unit 4 Berkarya Seni Untuk Perubahan.:

Ringkasan Materi Seni Rupa Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Membuat Tripografi dan Logo

Hubungan Dengan Sejarah Seni Rupa

Dalam seni tradisi, individu berbakat dari masyarakat dipilih untuk membuat karya seni untuk keperluan sehari-hari dan upacara. Namun, dengan kemajuan seni rupa modern di abad ke-20, seni tradisi dan seni rupa yang dipamerkan di galeri atau museum menjadi terpisah, mengurangi keterlibatan langsung seni dalam kehidupan masyarakat. Pasca Reformasi 1998, terjadi pergeseran dengan seniman kembali berkarya di tengah masyarakat dan memberikan dampak langsung.

Contohnya, Tisna Sanjaya yang mengembangkan Imah Budaya di Bandung, menghijaukan dan memperbaiki kawasan Cigondewah, serta Arief Yudi Rahman yang merubah pabrik genting keluarganya menjadi Jatiwangi Art Factory di Majalengka, menjadi pusat seni dan budaya.

Di bidang desain, Singgih Susilo Kartono kembali ke Temanggung untuk mengatasi masalah ekonomi lokal dengan membuat produk radio kayu bersama Magno, juga fokus pada keberlanjutan lingkungan. Ini menunjukkan bahwa seni dan desain yang mengakar pada tradisi lokal dan sumber daya setempat cenderung berkembang dan diakui secara internasional karena keunikan mereka.

A. Merasakan

Dalam sebuah gerakan seni dan desain, umumnya pelaku/pekerja seni membuat identitas visual (logo). Logo dari sebuah kelompok atau merek dimaksudkan untuk membantu dalam penyampaian gagasan tentang kelompok tersebut. Contohnya logo Magno yang berasal dari produk pertama Singgih sebelum radio, yaitu kaca pembesar.

Nama Magno berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu “magnifying” yang berarti memperbesar. Ia ingin semua produk Magno memiliki keunikan bentuk dan juga kesederhanaan yang sama dengan produk pertamanya tersebut. Jika sebuah produk unik dan sederhana, maka nilai keindahannya secara tidak langsung akan mengundang semua orang untuk memperhatikannya secara rinci.

B. Membayangkan

Pada tahap kedua yaitu “Membayangkan”, peserta didik berdiskusi dan menentukan permasalahan apa yang ingin dan mampu mereka selesaikan dengan sebuah karya seni atau desain, serta mengembangkan alternatif solusi seni atau desain.

Pada tahap ini pula, peserta didik bisa mendengarkan bagaimana seorang seniman/desainer/pekerja seni yang ada di sekitar mereka membuat karya yang berdampak pada masyarakat sekitar, baik itu secara ekonomi, sosial, maupun budaya, berikut rinciannya :

1. Latar belakang menjadi seniman/desainer.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved