Berita Viral

Oknum Sopir Ambulance Berulah, Dinas Kesehatan & RSUD Ade M Djoen Sintang Sampaikan Permohonan Maaf

"Yang paling penting adalah bagaimana kita mencegah itu kedepannya. Kita eksternal dan internal akan melakukan pencegahan. Kalau eksternal kan kita de

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Seorang nenek di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) memilih keluar dari mobil ambulance seraya menggendong jenazah cucunya yang baru saja lahir. Peristiwa ini terjadi, Senin 15 Juli 2024 malam WIB, di sekitar kawasan Tugu Beji, Sintang, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Dinas Kesehatan dan RSUD Ade M Djoen Sintang sudah melakukan investigasi terhadap viralnya oknum sopir yang meminta uang biaya BBM ke keluarga pasien saat hendak mengantar jenazah bayi ke Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir.

Tindakan oknum berstatus ASN tersebut menyebabkan keluarga berduka memutuskan untuk menggendong jenazah bayi laki-laki keluar dari ambulance karena tak mampu membayar biaya tambahan di luar peraturan Bupati. Hingga akhirnya, jenazah bayi dibawa ke rumah duka menggunakan mobil rental.

"Soal sopir ambulance ini kita sudah investigasi bersama teman-teman dari RSUD. Memang ada petugas yang melakukan itu. Tentu itu di luar prosedur. Prosedur kita sesuai SOP," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edi Harmaini, Rabu 17 Juli 2024.

Menurut Edi, tindakan oknum sopir tersebut telah mencoreng nama baik pemda Sintang dan memberikan kesan tidak baik terhadap RSUD Ade M Djoen Sintang.

"Kita ambil tindakan kepada yang bersangkutan. Tentu ada sesuai dengan prosedur. Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat," ujar Edi.

BKPSDM Akan Temui Direktur RSUD Ade M Djoen untuk Konfirmasi Soal Oknum Sopir Ambulance di Sintang

Edi menilai, kedepan perlu dilakukan pencegahan supaya kejadian seperti ini tidak terulang. Pengawasan gabungan dari Dinas Kesehatan dan RSUD termasuk dari masyarakat akan dilakukan.

Selain itu, secara regulasi juga harus diubah untuk menghindari terjadinya pungutan liar di luar aturan.

"Yang paling penting adalah bagaimana kita mencegah itu kedepannya. Kita eksternal dan internal akan melakukan pencegahan. Kalau eksternal kan kita dengan semua petugas selalu mengingatkan. Kemudian kedepan regulasinya akan kita persiapkan lebih matang, kemudian pengawasan masyarakat. Lalu pembayaran dengan CMS non tunai harus dilakukan. Kita harus berikan penegakan sanksi untuk memberikan efek jera. Nanti kita rumuskan bersama," kata Edi.

Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Hasiholan Pane menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada seluruh masyarakat terkhusus keluarga pasien atas ulah oknum sopir ambulance yang meminta biaya BBM.

"Terkait tentang pelayanan ambulance RSUD Ade M Djoen Sintang Kami selaku direktur dan seluruh Jajaran memohon permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten sintang secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani. Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Tetapi kami akan berusaha meningkatkan pelayanan dan profesionalisme individu," kata Ridwan.

Managamen rumah sakit kata Ridwan berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh masyarakat.

"Kami siap menerima saran juga kritik untuk peningkatan pelayanan," ujarnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved