Program JKN Penyelamat Indra, Mahasiswa Rantau yang Berjuang Melawan Demam Berdarah

saat ini tidak perlu lagi menggunakan kartu peserta JKN fisik, cukup dengan KTP, ia sudah bisa mendapatkan jaminan dari BPJS Kesehatan.

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Indra (22), mahasiswa rantau, yang terdaftar sebagai Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas 3 ini berbagi kisahnya tentang bagaimana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG – Saat penyakit menyerang, perjalanan menuju kesembuhan seringkali penuh tantangan, terutama bagi mereka yang jauh dari keluarga.

Indra (22), seorang mahasiswa rantau, yang terdaftar sebagai Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas 3 ini berbagi kisahnya tentang bagaimana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan membantunya melewati masa-masa sulit ini.

"Seminggu ini saya terserang penyakit demam berdarah. Sebagai mahasiswa yang merantau dan jauh dari orang tua, ini adalah tantangan besar. Ketika saya dibawa ke RSUD Sambas, saya tidak membawa kartu peserta JKN saya, karena tertinggal di kampung halaman. Alhamdulillah, saya punya teman yang bisa diandalkan dalam kondisi tersebut. Teman saya membantu mengurus segala keperluan administrasi kepesertaan JKN saya di rumah sakit," jelas Indra.

Indra menceritakan bahwa temannya langsung bertanya kepada pihak rumah sakit mengenai masalah kartu peserta JKN yang tertinggal.

Ternyata, saat ini tidak perlu lagi menggunakan kartu peserta JKN fisik, cukup dengan KTP, ia sudah bisa mendapatkan jaminan dari BPJS Kesehatan.

Optimalisasi Kepesertaan JKN, BPJS Kesehatan Singkawang Gandeng PT. Permodalan Nasional Madani

Indra menceritakan bahwa pada awalnya ia cukup skeptis dengan proses pengurusan administrasi Program JKN, namun ternyata cepat dan tidak memakan waktu yang lama.

Ia benar-benar merasa lega karena dalam kondisi sakit, BPJS Kesehatan memberikan kemudahan administrasi yang sangat membantu.

"Program JKN bukan hanya sekadar jaminan kesehatan, tapi juga sahabat yang membantuku melewati cobaan ini. Prosesnya begitu mudah, seolah-olah Program JKN tidak hanya memberikan layanan, tetapi juga menciptakan ikatan kebersamaan, dalam kekhawatiran akan pembiayaan Program JKN juga memberikan kepastian. Semua biaya pengobatan saya ditanggung dan tanpa adanya biaya tambahan, saya tidak perlu lagi merasa gelisah tentang biaya yang melonjak tinggi," kata Indra saat ditemui tim Jamkesnews, Senin (27/5).

Selama perawatan, Indra merasakan bahwa fasilitas kesehatan yang ia datangi memberikan pelayanan yang setara, tanpa memandang status sosial atau keuangan. Semua pasien, termasuk dirinya mendapatkan perhatian dan perawatan yang sama.

Pasien yang menggunakan Program JKN tidak diperlakukan berbeda dengan pasien umum.

Baginya ini merupakan program kemanusiaan yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ia juga mengimbau kepada sesama mahasiswa dan perantau lainnya untuk selalu memastikan bahwa mereka terdaftar dalam Program JKN dan memahami cara menggunakan Program JKN sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"BPJS Kesehatan benar-benar membantu meringankan beban biaya. Saya bisa fokus pada kesembuhan tanpa harus khawatir dengan biaya yang harus dibayar. Ini sangat penting, terutama bagi mahasiswa perantau seperti saya yang kadang merasa cemas tentang biaya dan akses pelayanan kesehatan. Pengalaman saya menunjukkan bahwa meski kita jauh dari rumah, dengan adanya Program JKN kita tetap bisa mendapatkan perawatan yang memadai. Jangan ragu untuk menjadi peserta JKN, karena sekarang prosesnya jauh lebih mudah dan cepat," jelas Indra.

Dalam kesempatan ini, Indra juga menyoroti pentingnya deteksi dini dan tindakan cepat saat mengalami gejala penyakit.

Indra menceritakan, ketika dirinya merasakan gejala seperti demam tinggi dan nyeri pada tubuh, ia langsung dibawa ke rumah sakit.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved