Kalender 2024

Apa Itu May Day? Simak Sejarah Hari Buruh Internasional yang diperingati pada 1 Mei 

Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai May Day, adalah hari di mana orang memperingati hak-hak buruh dan delapan jam kerja yang mereka lakukan

Editor: Peggy Dania
TribunPontianak.co.id/net/ka
Ilustrasi Hari Buruh Interasional 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari Buruh Internasional, yang biasanya disebut sebagai Hari May, diperingati sebagai hari penghormatan kepada para pejuang buruh yang berjuang untuk hak dan perlindungan yang layak.

Seperti yang diketahui bahwa 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh Internasional memiliki sejarah yang panjang.

Istilah "May Day" merujuk pada perayaan pergantian musim semi di Amerika sebelum abad ke-19.

Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai May Day, adalah hari di mana orang memperingati hak-hak buruh dan delapan jam kerja yang mereka lakukan.

Kondisi kerja buruh Amerika pada saat itu sangat buruk, terutama di sektor industri.

Buruh harus bekerja 16 jam sehari dan menerima kompensasi yang tidak layak.

Selain itu, mereka tidak memiliki jaminan keselamatan dan layanan kesehatan yang memadai.

Daftar Tanggal Merah Hingga Cuti Bersama, Bulan Mei 2024 Bisa Libur Selama 4 Hari, Ini Rinciannya!

Maka dari itu mereka pun melakukan unjuk rasa yang melibatkan tiga organisasi yaitu, Federation of Organized Trades and Labor Unions, Knight of Labor, dan yang terakhir International Workingmen's Association atau dikenal sebagai First International.

Aksi unjuk rasa itu memakan korban hingga sebelas orang.

Empat di antaranya adalah para demonstran dan tujuh orang lainnya adalah para polisi.

Setelah kejadian ini berakhir, banyak sekali para aktivis yang ditangkap dan masuk ke dalam jeruji besi.

Setelah itu, para aktivis, politisi dan tentu saja buruh, terutama di bagian Negara Eropa Timur memperingati tanggal tersebut sebagai hari kemanangan bagi buruh.

Apakah bagi tanah air kita juga berlaku demikian? Atau malah sebaliknya?

Mengingat pada hari itu, justru digunakan sebagai momentum untuk merenung kekalahan yang dialami para buruh seperti menganggur atas diberlakukannya PHK.

Pada tanggal 1Mei 1889, diadakannya kongres Internasional yang kedua.

Disitulah para buruh serta politisi yang beraliran sosialis mengadakan pertemuan Internasional dalam rangka mengaplikasikan seruan Karl Marx

Seruan Karl Marx tersebut berbunyi "Para buruh yang ada di seluruh dunia, Bersatulah!".

Lalu, setelah negara-negara komunis mengalami kekalahan dan para buruh juga nasibnya menjadi lebih baik, tanggal 1 Mei pun diperingati sebagai parade kultural belaka.

Bukan lagi terkenal sebagai ritual untuk yang menganut politik kiri.

Kalender 2024 Daftar Tanggal Merah Mei Lengkap Cuti Bersama, Terdapat 2 Hari Libur Nasional!

Apa yang terjadi dengan buruh negara kita pada saat politik reformasi?

Secara politik, memang benar adanya bahwa buruh beserta serikatnya memiliki kebebasan.

Namun, apabila dilihat dari sisi ekonomi, kondisi kehidupan buruh terlihat semakin buruk.

Sebelum jatuhnya Soeharto, organisasi buruh bersifat korporatis dan tunggal.

Hanya SPSI yang boleh mewakilkan politik buruh. Organisasi lain tidak diperbolehkan mewakili para buruh.

Orde Baru tidak memperbolehkan adanya pluralisme politik. Semua organisasi harus ditunggalkan.

Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan oleh SPSI.

Yang sebelumnya menekan pemerintah untuk lebih memperhatikan para buruh, malah melakukan sebaliknya.

Mereka menjadi kaki tangan pemerintah untuk mengendalikan para buruh yang ada di tanah air.

Terlebih lagi, Orde Baru juga memeliki masa lalu yang traumatis dengan PKI yang terkenal dekat dengan para buruh.

Maka jadilah para pemerintah memonopoli dan mengharamkan adanya aksi politik dan insudtrial seperti demo dan mogok kerja.

Namun, saat ini di era Reformasi , semua hal tersebut sudah mengalami perubahan menjadi lebih baik.

Sekarang, tidak hanya terdapat satu perserikatan kerja, tapi ada dua sampai tiga serikat pekerja.

Dan para buruh juga bebas berekspresi. bahkan hampir setiap minggu ada demo yang dilakukan oleh mereka.

Namun, terlepas dari mereka yang mendapatkan lingkungan politik yang kondusif, kebebasan yn mereka dapatkan juga membuat investor yang datang merasa tidak nyaman.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved