Jadi Narasumber di Rakorgub se-Indonesia, Harisson Sampaikan Isu Layanan Dasar Pendidikan di Kalbar
Dari data yang ada, sebanyak 32 persen dari total angka pernikahan, merupakan pernikahan dini. Angka tersebut dinilai masih relatif tinggi.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menjadi salah satu narasumber pada Rapat Koordinasi (Rakorgub) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan gubernur se-Indonesia Tahun 2024 di The Ritz-Carlton, Selasa 2 April 2024.
Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Kalbar Harisson menyampaikan tentang akar masalah, dan solusi strategis dalam menangani isu layanan dasar pendidikan di Provinsi Kalbar.
Orang nomor satu di Kalbar itu juga turut mendorong pemerintah pusat agar dapat membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam mendukung penyediaan pelayanan dasar, khususnya dibidang pendidikan.
Dimana usulan tersebut mendapat respon langsung oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, yang akan menindaklanjuti berupa Instruksi Presiden (Inpres) tentang peningkatan layanan pendidikan di daerah.
Harisson menerangkan, dirinya diminta melakukan presentasi atau menjadi narasumber karena Kalbar dinilai telah mempu mengambil langkah-langkah konkret untuk percepatan peningkatan angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan angka Harapan Lama Sekolah (HLS).
Baca juga: Soal Kemacetan di Jembatan Kapuas I, Harisson: Idealnya Dilanjutkan dengan Pembangunan Flyover
Meski diakuinya angka RLS, dan HLS Kalbar masih cukup rendah, sehingga tetap perlu dukungan pemerintah pusat.
Dalam penjelasannya di forum tersebut, Harisson menyebutkan angka HLS Kalbar baru 12,67 tahun, sementara angka rata-rata nasional sudah 13,15 tahun.
Sedangkan untuk RLS, Kalbar masih berada di angka 7,71 tahun, atau di bawah angka rata-rata nasional sebesar 8,77 tahun.
“Ini yang sebenarnya diminta untuk saya menjadi narasumber, dan untuk dibahas nanti perencanaan Bappenas ke depan. Karena kita (Kalbar) telah mengambil langkah-langkah untuk percepatan peningkatan HLS, dan RLS,” ungkapnya.
Lebih lanjut Harisson menjelaskan, sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan angka RLS, dan HLS Kalbar masih di bawah nasional.
Pertama karena kondisi geografis provinsi ini yang sangat luas. Jika dibanding dengan Pulau Jawa, Provinsi Kalbar memiliki luas sekitar 147.307 kilometer persegi, sementara luas Pulau Jawa hanya sebesar 128.297 kilometer persegi.
Jadi Pulau Jawa yang terdiri dari enam provinsi luasnya hanya 87 persen dari luas wilayah Kalbar.
“Saya mengistilahkan, bahwa sebenarnya dari segi geografis Kalbar ini yang jumlah penduduknya sekitar 5,5 juta, ini daerahnya banyak yang terpencil, terpencar dan terserak,” katanya.
Terpencil lanjut dia, dalam artian masih banyak daerah-daerah yang sulit diakses karena infrastruktur yang belum memadai.
Kemudian terpencar, menggambarkan jarak antara pemukiman, dusun, dan desa cukup berjauhan.
Update Harga Sembako di Kalimantan Barat Hari Ini Terbaru: Cabai Naik, Bawang dan Daging Turun |
![]() |
---|
Gubernur Kalbar Ria Norsan Imbau Massa Aksi Jaga Kondusifitas dan Sampaikan Aspirasi dengan Damai |
![]() |
---|
Aksi Damai Berlanjut ke Bundaran Digulis |
![]() |
---|
6 Fakta Dibalik Sosok Salsa Erwina Hutagalung Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka |
![]() |
---|
Klasemen Super League Indonesia Terbaru usai Persija Perpanjang Rekor Buruk Dewa United FC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.