HUKUM Puasa Setelah Nisfu Syaban dan Amalan yang Dianjurkan hingga Ramadhan Tiba

Diterangkan oleh sejumlah ulangan hari-hari setelah Nisfu Syaban ulama menyebutnya sebagai Yaumul Syak atau hari ragu-ragu.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/Endro
Hukum puasa sunnah setelah Nisfu Syaban berdasarkan keterangan ulama. Serta amalan yang dianjurkan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hukum terkait melaksanakan ibadah puasa sunnah setelah Nisfu Syaban.

Artinya di saat bulan Puasa Ramadhan sudah tinggal 15 hari lagi.

Diterangkan oleh sejumlah ulangan hari-hari setelah Nisfu Syaban ulama menyebutnya sebagai Yaumul Syak atau hari ragu-ragu.

Berdasarkan keterangan dari hadis bahwa puasa setelah Nisfu Syabah justru dilarang atau diharamkan.

Alasannya karena berpuasa di hari Syak atau ragu-ragu itu tidak dibolehkan.

Larangan puasa di hari Syak diterangkan dalam sebuah hadis dengan sejumlah ketentuan sebagai berikut.

"Janganlah kalian mendahului Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari, melainkan seseorang yang terbiasa berpuasa, maka berpuasalah."

"Artinya, puasa setelah setengah Syahban diperbolehkan bagi mereka yang sudah terbiasa puasa. Seperti mereka yang terbiasa puasa Senin-Kamis atau menjalani Puasa Daud,"

Baca juga: NIAT Bayar Puasa Sekaligus Senin Kamis Amalan Sunnah Syaban Jelang Ramadhan 1445 Hijriah

Puasa setelah Nisfu Syaban, dan dalam riwayat al-Bukhari, Nabi juga melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadan.

Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

"Ulama mazhab Syafi'i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya'ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa Senin-Kamis, puasa nadzar, puasa qadha', baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah Nisfu Syaban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari Nisfu Syaban. Dalil mereka adalah hadis, 'Apabila telah melewati Nisfu Syaban janganlah kalian puasa'. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif."

Namun menurut sebagai ulama lain hadis terkait larangan puasa tersebut dianggap lemah dan termasuk hadis munkar, karena ada perawi hadisnya yang bermasalah.

Maka dari itu sebagian ulama tidak melarang puasa setelah Nisfu Syaban selama dia mengetahui kapan masuknya awal Ramadan.

Jadi bagi yang ingin melaksanakan atau tidak melaksanakan puasa sunnah setelah Nisfu Syaban silahkan sesuai dengan keterangan para ulama.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved