Juda Agung Yakin UMKM Kalbar Mampu Naik Kelas dan Berdaya Saing
memiliki makna bahwa UMKM tidak boleh sendiri, harus dirangkul agar bisa berdiri sama tegak
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengapresiasi kegiatan Saprahan Khatulistiwa yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar dan telah masuk ke dalam agenda Kalender Event Kalbar 2024.
Juda Agung menilai Saprahan Khatulistiwa adalah sebuah upaya untuk stakeholder dan mitra strategis UMKM berkumpul bersama dan memiliki visi serta berkomitmen agar UMKM menjadi lebih berdaya saing dan naik kelas.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri Puncak Saprahan Khatulistiwa 2024 dan Launching Calender of Events Kalbar 2024 di Pontanak Convention Center (PCC) pada Jumat, 23 Februari 2024.
Menurutnya istilah Saprahan adalah tradisi masyarakat Kalbar untuk makan bersama di atas daun pisang yang digelar di lantai.
Hal Ini memiliki makna sangat dalam yakni kebersamaan, gotong royong dan kesataraan.
“Istilah saprahan yang dilekatkan dengan puncak expo UMKM sangatlah tepat, memiliki makna bahwa UMKM tidak boleh sendiri, harus dirangkul agar bisa berdiri sama tegak.
Atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, kami sangat apresiasi kepada semua stakholder, semua mitra strategis dari UMKM bisa hadir dalam acara selebrasi atas kemajuan yang kita capai dalam pengembangan UMKM di Kalbar,” ujarnya.
• Top 3 Pontianak Hari Ini: Festival Cap Go Meh Resmi Dibuka, 51 UMKM Hadir di Saprahan Khatulistiwa
Dalam kegiatan ini turut dihadiri Pj Gubernur Kalbar dr. Harrison, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar N A Anggini Sari, Kapolda Kalbar Brigjen Pipit Rismanto serta Ketua Dekranasda Kalbar Windy Prihastari.
Dalam kesempatan tersebut, Juda Agung berpesan untuk memajukan UMKM adalah dengan menerapkan UMKM PINTAR.
“Untuk Huruf P yaitu Produk. Produk UMKM harus mumpuni dari sisi kualitas dan kualitas. Sering kali kita promosikan UMKM untuk Go Export. Kita bawa UMKM keNew York, Paris Korea, sehingga masyarakat dunia sudah tertarik dengan UMKM kita.
Baik itu untuk produk kopi, fashion hingga home decor. Tapi ketika mereka mau beli dalam jumlah besar, seperi Amerika Serikat yang mau beli produk home decor Indonesia dalam jumlah besar tapi tidak bisa terpenuhi.
Sarannya adalah UMKM harus bentuk kelompok agar kuantitas produk bisa memadai. Bisa membentuk menjadi koperasi, kluster, atau korporat supaya kita bisa memenuhi kwantitas,” sarannya.
Selanjutnya Huruf I adalah inovasi. Menurutnya, UMKM harus terus melakukan inovasi, karena selera pasar terus berubah.
Bank Indonesia juga membantu pendampingan untuk melihat tren pasar seperti apa.
“Ada yang kita tugaskan melihat tren pasar. Bahkan untuk warna yang digemari bisa berubah tiap tahun. Misalkan ada kurator di New York bilang untuk sekarang warna yang disukai itu biru monokrom. Makanya, produk home decor kita sesuaikan dengan warna yang diminati ketika dipasarkan mendapatkan penjualan yang tinggi,” jelasnya.
• Melalui Saprahan Khatulistiwa 2024, BI Sinergikan Sejumlah Kegiatan Bersama Pemprov Kalbar
Berikutnya Huruf N yang berarti Narasi. Juda Agung menyarankan produk UMKM memuat narasi. Misalkan seperti kain tenun yang dijual, harus ada story atau narasi menyertai. Bahwa ini dibuat oleh para Ibu-ibu UMKM yang berjuang untuk meningkatkan penghasilan keluarga.
Selain itu narasi juga menyampaikan Kain Tenun tersebut dibikin dengan menggunakan pewarna alami.
“Cerita seperti itu akan menambah value dari UMKM sehingga harga jual lebih tinggi.
Contohnya di Eropa dengan menambahkan cerita Green Economy, maka produk itu harga bisa naik dan laris pula,” ujarnya.
Huruf T yakni teknologi. Hal ini termasuk pula pemanfaatkan teknologi digital, agar membuat produk lebih berkualitas, teknologi dalam pemasaran, dalam pembayaran juga.
Pemasaran yang menggunakan digital bisa melalui marketplace dan E-commerce baik dalam negeri dan luar negeri.
Sementara itu pemanfaatan pembayaran dengan teknologi seperti QRIS yang saat ini sudah masif digunakan.
Saat ini sudah ada 30 juta merchant atau pedagang yang pakai QRIS. 90 persennya adalah UMKM.
“Kami imbau UMKM baik binaan BI atau perbankan ataupun BUMN gunakan QRIS. Masyarakat kita sudah malas pakai cash cukup pakai handphone saja untuk menyimpan uang dan membayar,” ujarnya.
Berikutnya adalah Huruf A yang bermakna Akses keuangan.
Juda Agung mengingatkan perbankan untuk memperhatikan akses permodalam bagi UMKM. Jika memang masalah pada pencatatan keuangan UMKM yang masih belum ada, perbankan pun bisa membantu atau melatih UMKM.
“Bank Indonesia sudah punya aplikasi SIAPIK untuk mencatat transaksi UMKM. Agar bisa terlihat kinerja keuangan. Ini juga bisa memudahkan perbankan melakukan assessment kelayakan dari UMKM tersebut,” paparnya.
Terakhir Hurif R yang memiliki arti Regulasi dan ditambah sinergi. Menurutnya UMKM bisa maju maka harus mendapatkan dukungan regulasi seperti untuk masalah perizinan, perpajakan.
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW disini
11 Ruko di Pasar Senggol Kuala Dua Ludes Terbakar Diduga Karena Konsleting Listrik |
![]() |
---|
KRONOLOGI Mencekam Api Hanguskan 14 Bangunan di Pasar Senggol Alas Kusuma Kubu Raya |
![]() |
---|
6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Kebakaran Hebat Pasar Senggol Alas, Terminal Baru Bandara Pangsuma |
![]() |
---|
DUGAAN Penyebab 14 Bangunan di Pasar Senggol Alas Kusuma Kubu Raya Hangus Terbakar |
![]() |
---|
MOTIF Pasangan Lesbian Aniaya Anak Kembar di Jaksel, Kondisi Mengenaskan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.