Buka Rakor Verifikasi PBI, Satono Minta Petugas Lapangan Data Anak Putus Sekolah

"Saya tidak ingin di era pemerintahan saya, ada putra putri masyarakat Kabupaten Sambas, di usia sekolah tapi tidak sekolah," imbuhnya.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Bupati Sambas Satono saat membuka rakor teknis verifikasi dan validasi peserta aktif segmen Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) APBN dan APBD tahun 2024. Satono harap optimalisasi jaminan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI) bidang kesehatan, Minggu 4 Februari 2024. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas Satono mewanti-wanti petugas verifikasi dan validasi data penerima bantuan iuran (PBI) yang turun ke lapangan untuk terjun mendata anak-anak putus sekolah, Minggu 4 Februari 2024.

Satono mengatakan dirinya tidak ingin terdapat anak usia pelajar terpaksa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.

"Melalui momentum pembukaan rakor kemarin, Satono berpesan dua hal kepada petugas verval di lapangan. Yang pertama meminta agar para petugas meluangkan waktunya untuk mendata anak yang tidak sekolah," ucap Satono.

Selain itu, melalui petugas verifikasi dan validasi untuk mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Sebab saat ini kasus demam berdarah dengue (DBD) sedang meningkat.

"Saya tidak ingin ada anak di usia sekolah tapi tidak melanjutkan sekolah. Kemudian juga berpesan agar masyarakat selalu menjaga kesehatan, karena pada saat ini kasus DBD sedang meningkat," ungkapnya.

Baca juga: Bupati Satono Hadiri Pencanangan WBBM Kejari Sambas

Kebersihan yang terjaga, ucap Satono sangat diperlukan untuk mengantisipasi maraknya kasus DBD.

“Cuma saya berpesan dua hal, pertama saya berpesan di samping verifikasi data PBI, mohon keikhlasannya untuk menanyakan apakah ada anak yang tidak sekolah," ujarnya.

Satono mengaku, dirinya masih mendapati di beberapa tempat, ada anak tamat SD yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMP.

"Saya tidak ingin di era pemerintahan saya, ada putra putri masyarakat Kabupaten Sambas, di usia sekolah tapi tidak sekolah," imbuhnya.

Kemudian, lanjut dia, menyampaikan pesan untuk menjaga kebersihan, karena tingkat DBD itu meningkat.

"Saat ini sudah ada 9 kasus DBD. Saya tidak ingin akibat kebersihan kurang terjaga berakibat fatal penyakit demam berdarah," sambungnya. (*)

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved