Kunker Menko PMK ke Pontianak, Muhadjir Effendy Bicara soal Pernikahan Dini hingga Stunting

Menurutnya, perempuan yang menikah di usia dini dan memiliki riwayat kesehatan yang tidak baik, akan berpotensi melahirkan bayi yang tidak sehat pula.

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Muhammad Firdaus
Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy saat memberikan ceramah umum dalam agenda Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Hotel Harris Pontianak, Sabtu 13 Januari 2024. Ia mengatakan pernikahan usia dini, kesehatan perempuan, dan stunting adalah lingkaran setan yang saling memengaruhi satu sama lain. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kota Pontianak, Sabtu 13 Januari 2024.

Salah satu agenda Muhadjir Effendy di Pontianak adalah memberikan ceramah umum dalam agenda Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah di Hotel Harris Pontianak.

Kepada generasi muda, Muhadjir Effendy mengatakan Pernikahan Dini, kesehatan perempuan, dan stunting adalah lingkaran setan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Menurutnya, perempuan yang menikah di usia dini dan memiliki riwayat kesehatan yang tidak baik, akan berpotensi melahirkan bayi yang tidak sehat pula.

Oleh karenanya, ia meminta Nasyiatul Aisyiyah ikut serta dalam menyiapkan generasi ibu masa depan yang juga sudah menjadi program utama pemerintah tersebut.

“Generasi Indonesia masa depan yang betul-betul bisa diandalkan harus sehat, kuat, dan berkepribadian mulia,” ujar Muhadjir.

Top 3 Pontianak Hari Ini: Hotel Kapuas Palace Ditutup, Menko PMK Kunker ke Pontianak

Ia mengungkapkan, angka Pernikahan Dini di Indonesia masih cukup tinggi, mencakup 30 persen.

Sementara, permohonan Pernikahan Dini dengan berbagai alasan masih terus meningkat.

Akibatnya, tumbuh lebih dari 25 persen rumah tangga miskin baru.

Untuk menekan angka tersebut, yang pihaknya lakukan sekarang adalah memperketat prasyarat pernikahan.

"Kalau mau nikah harus dipastikan siapa yang bekerja, siapa yang jadi sumber penghasilan keluarga,” ujar Muhadjir.

Selain itu, bagi pasangan yang menikah dini, diperlukan perencanaan yang matang sebelum memiliki anak.

“Kalau bisa, setelah nikah belum boleh punya anak bila belum betul-betul siap punya anak,” tegas Muhadjir.

Kunker ke Pontianak, Menko PMK: Pernikahan Dini, Kesehatan Perempuan dan Stunting Lingkaran Setan

Pasalnya, lanjutnya, perempuan yang belum siap punya anak bisa menjadi sumber stunting, kelahiran bayi tidak sehat, bahkan berpotensi autisme.

Menghadapi fenomena ini, Muhadjir Effendy meminta Nasyiatul Aisyiyah harus memastikan tidak ada remaja yang terkena anemia kronis.

Sebab, kesehatan perempuan sebagai cikal-bakal ibu yang melahirkan bayi cerdas dapat disiapkan sejak masa remaja, salah satunya melalui remaja bebas anemia.

Pada kesempatan tersebut, Muhadjir juga mendorong kader-kader Nasyiah yang memiliki minat dan potensi tinggi di bidang ekonomi.

“Saya melihat peluang besar pada kader Nasyiah untuk terjun di ranah bisnis,” tutur Muhadjir.

Bisnis yang dipandangnya berpeluang besar adalah bisnis retail.

Menurut Muhadjir, sifat feminin yang melekat pada kader Nasyiah menjadi kekuatan besar untuk mengembangkan bisnis.

Tak sedikit ia melihat banyak perempuan-perempuan muda yang sukses mengelola bisnis.

Tak sekadar mendorong, Muhadjir siap memfasilitasi Nasyiah untuk bekerja sama dengan pelaku usaha dan merancang action plan. Muhadjir berharap ada kebangkitan pengusaha-pengusaha perempuan muda dari Nasyiatul Aisyiyah.

“Nasyiah harus mengamankan nasib perempuan Indonesia melalui keluarga,” tukas mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved