Beli LPG 3 Kg Kini Wajib Pakai KTP, Warga Pontianak Setuju, Pedagang Kelontong Teriak

Seperti diketahui, untuk registrasi dan pendataan pengguna elpiji 3 kg di sub penyalur atau pangkalan sudah dilakukan oleh Pertamina sejak 1 Maret 202

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Tri Pandito Wibowo
salah seorang pedagang kelontong atau kaki lima di Jl Uray Bawadi, Pontianak Kota, Ashabil kahfi memberikan komentarnya mengenai beli LPG 3 kg harus terdata sistem pertamina mulai 1 Januari 2024. 

Selain itu, dikatakannya hal ini juga sejalan dengan 3 ( tiga) Strategi dalam Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang salah satunya dengan Penurunan Beban Pengeluaran.

“Kita harapkan juga kebijakan ini dapat membantu Pemerintah untuk dapat mencapai target angka kemiskinan Ekstrem di tahun 2024, yaitu di angka 0 persen,” pungkasnya.

Nasib Pedagang Kelontong, Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP

Respon Warga Pontianak

Menanggapi hal itu, salah seorang warga Jl Dr Wahidin, Pontianak Kota, Tutik mengatakan setuju-setuju saja dengan kebijakan tersebut.

Ia berharap, melalui kebijakan ini, LPG bersubsidi dapat betul-betul diminati oleh masyarakat yang membutuhkan.

"Semoga lah kebijakan ini sesuai dengan yang diharapkan, LPG 3 kg betul-betul disalurkan kepada masyarakat kurang mampu," tuturnya, Senin 1 Januari 2024.

Lanjutnya, kebijakan ini juga dapat mengakibatkan pasokan LPG 3 kg yang lebih terjaga.

Hal ini dikarenakan LPG 3 kg tidak diperjualbelikan secara bebas lagi.

"Kalau dulu kan LPG 3 kg ini dijual bebas gitu ya, semua orang kaya atau miskin bisa beli," imbuhnya.

"Nah kalau diatur kaya sekarang belinya ndak suka-suka lagi, subsidi betul-betul tepat sasaran, dan LPG 3 kg ndak kekurangan stok terus," tandasnya.

Beli LPG 3 Kg Harus Terdata Sistem Pertamina, Begini Respon Masyarakat Pontianak

Pemilik Warung Kelontong Teriak

salah seorang pedagang kelontong atau kaki lima di Jl Uray Bawadi, Pontianak Kota, Ashabil kahfi memberikan komentarnya.

Menurutnya, kebijakan ini sepertinya akan menyulitkan keberlangsungan usahanya.

Tentunya, kata Kahfi, toko kelontong miliknya ini akan sulit memenuhi kebutuhan konsumen.

"Sebagai orang yang memiliki usaha ini kan kita kalau 1 itu tuh biasanya kurang, karena banyak permintaan dari masyarakat, apalagi kalau misalnya agen itu habis, apalagi kalau dibatasi 1 orang 1 bakal sulit untuk memenuhi kebutuhan konsumen," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Senin 1 Januari 2024.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved