Tekan Angka Stunting, Pemprov Beri Edukasi Ibu-ibu di Sanggau Terkait Komponen Wajib di Menu Mpasi

“Maka ketika menjadi negara maju Indonesia membutuhkan tenaga kerja, maka tugas kita semua mempersiapkan tenaga kerja yang akan bekerja pada 2045,” pe

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ADPIM PEMPROV KALBAR
Pj Gubernur Kalbar Harisson saat berkunjung ke Posyandu Mangga di Kabupaten Sanggau. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Penjabat (Pj) Gubernur Harisson didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Barat (Kalbar) Windy Prihastari turun langsung memberikan edukasi gizi ibu-ibu di Kabupaten Sanggau pada Selasa 19 Desember 2023.

Di pos pelayanan terpadu Posyandu Mangga Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, Harisson mengingatkan pentingnya mencegah stunting. Terutama dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Kalbar yang unggul.

“Jangan sampai anak-anak kita mengalami stunting, karena kita tidak memperhatikan mereka,” kata Pj Gubernur Kalbar Harisson.

Dalam momentum Harisson tersebut berpesan kepada ibu-ibu untuk mempersiapkan generasi emas dalam menyambut bonus demografi 2024 mendatang.

Pada tahun tersebut dikatakan Harisson, Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara maju.

“Maka ketika menjadi negara maju Indonesia membutuhkan tenaga kerja, maka tugas kita semua mempersiapkan tenaga kerja yang akan bekerja pada 2045,” pesan Harisson.

Produksi Sampah di Kota Pontianak Capai 406 Ton Perhari

“Jangan sampai anak-anak kita pada 2045 nanti tumbuh tidak sesuai kompetensi, jangan sampai tenaga kerja kita menjadi tenaga kasar,” sambungnya.

Harisson menyebutkan upaya untuk mempersiapkan SDM yang mempuni harus digencarkan dari sekarang.

Terutama dalam mewujudkan tenaga kerja yang handal untuk menduduki posisi berbagai strategis.

Ia menambahkan persiapan tersebut bisa dilakukan sejak dini misalnya pengetahuan pola asuh yang baik kepada ibu-ibu.

Maka menurutnya upaya untuk turun langsung memberikan edukasi gizi sangat penting.

“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” ujarnya.

Ia menjelaskan terdapat tiga komponen penting yang harus terkandung didalam MPASI tepat gizi.

Pertama yakni karbohidrat yang bisa didapatkan dari bubur, lalu protein hewani dari ikan serta lemak dari minyak makan, minyak sayur, santan dan margarin.

Dirinya menekankan prinsip utama dalam penurunan stunting yakni pemenuhan protein hewani bagi anak-anak. Protein hewani dapat diperoleh dari ikan, hati, udang, ayam dan daging sapi.

“Protein hewani yang paling penting untuk balita bukan protein nabati karena asam aminonya lebih banyak disitu,” ungkap Harisson.

Harisson berharap adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran menurutnya stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang.

Lalu akibat stunting kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan disekolah.

Maka stunting harus dicegah sejak dini mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun.

“Jika sudah lewat dua tahun kalau anak sudah stunting maka kita tidak bisa apa-apa lagi jadi kesempatan itu di 1000 Hari Pertama Kehidupan. Lewat dari situ kita sudah tidak bisa apa-apa lagi,” tutup Harisson. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved