Berita Viral

Alasan Harga Pertalite Masih Bertahan Meski BBM Nonsubsidi Kompak Turun

Inilah alasan mengapa harga Pertalite tetap bertahan Rp 10.000 meski harga BBM Nonsubsidi kompak turun beberapa bulan terkahir.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Pertamina
Ilustrasi. Alasan Harga Pertalite Masih Bertahan Meski BBM Nonsubsidi Kompak Turun. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Inilah alasan mengapa harga Pertalite tetap bertahan Rp 10.000 meski harga BBM Nonsubsidi kompak turun beberapa bulan terkahir.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Ia mengungkapkan syarat untuk harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite bisa turun.

Syarat itu yakni harga minyak mentah berada di bawah 60 dollar AS per barrel.

"Kalau harga minyak di bawah 60 dollar AS, baru (turun). Kayak dulu," ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Resmi Naik Tipis! Harga BBM Terbaru Per 13 Desember 2023 di SPBU Seluruh Indonesia Cek Disini

Adapun saat ini harga Pertalite dibanderol pemerintah sebesar Rp 10.000 per liter.

Sementara untuk minyak mentah, mengutip Bloomberg, saat ini harga minyak mentah berjangka Brent masih sebesar 75,49 dollar AS per barrel.

Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 70,67 dollar AS per barrel.

Arifin enggan mengungkapkan berapa harga keekonomian Pertalite saat ini. Ia hanya menyebut bahwa harga jual saat ini masih lebih murah atau ada selisih dibandingkan harga keekonomiannya.

"Masih ada selisih. Jadi yang jelas kalau di bawah 60 dollar AS, baru (turun)," kata dia.

Untuk diketahui, harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax dkk trennya menurun dalam dua bulan terakhir.

Hal ini seiring dengan pergerakan harga minyak mentah yang trennya juga menurun.

Sementara BBM bersubsidi, seperti Pertalite tidak mengikuti penurunan harga seperti Pertamax dkk.

Hal ini dikarenakan penetapan harga dilakukan oleh pemerintah yang memperhitungkan sejumlah faktor, termasuk kemampuan anggaran subsidi.

Sebelumnya, Arifin Tasrif mengatakan, pada dasarnya pergerakan harga BBM non subsidi mengikuti harga minyak mentah di pasar internasional.

Harga minyak mentah sempat naik beberapa waktu lalu, sehingga sempat diikuti kenaikan harga Pertamax dkk. Namun, seiring dengan mulai melemahnya harga minyak mentah maka harga Pertamax dkk kini turun.

"Jadi kalau BBM non subsidi itu bebas (sesuai pasar), mengikuti indeks harga minyak internasional.

(Harga) minyak kan sempat 92 dollar AS, 96 dollar AS juga kan pernah ya, sekarang balik lagi 86 dollar AS, jadi fluktuasi," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 3 November 2023.

Kendati begitu, BBM bersubsidi seperti Pertalite tidak serta-merta langsung mengalami perubahan harga ketika terjadi gejolak harga minyak mentah.

Resmi Naik! Kuota Subsidi BBM Nelayan hingga Kuota Solar Subsidi 2024 Capai 2 Juta Kiloliter

Lantaran, penetapan harga bergantung pada keputusan pemerintah yang memperhitungkan sejumlah faktor, termasuk kemampuan anggaran subsidi.

Hal itu pula yang membuat harga Pertalite tidak mengalami kenaikan ketika tren harga minyak mentah naik, begitu pun sebaliknya ketika harga minyak mentah turun.

Arifin pun menegaskan, untuk saat ini memang harga Pertalite tidak ikut turun. Meski begitu, ia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait potensi penurunan harga Pertalite ke depannya.

"Jadi ini (BBM non subsidi) turun-naiknya itu mengukuti fluktuasi harga minyak internasional, tapi yang BBM subsidi (harganya) tetap," kata dia.

# Berita Viral

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Info Komputer
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved