Cuaca Ekstrem

Potensi Banjir Mulai Terjadi, Walhi Kalbar: Ini Sinyal Krisis Lingkungan

Adanya kerusakan massif yang terjadi, dikatakannya tidak dibarengi dengan upaya pemulihan yang dilakukan. Akibatnya daya dukung dan daya tampung lingk

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Kepala Divisi Kajian dan Kampanye WALHI Kalbar, Hendrikus Adam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar, Hendrikus Adam mengatakan intensitas bencana ekologis banjir yang mulai kembali terjadi di sejumlah wilayah Kalimantan Barat akhir-akhir ini merupakan sebuah sinyal bahwa krisis kondisi lingkungan terus berlangsung.

"Ini merupakan sinyal bahwa krisis lingkungan saat ini memang terus berlangsung," katanya kepada tribunpontianak.co.id Jumat, 1 Desember 2023.

Ia mengatakan, krisis tersebut selain sebagai akibat, juga menjadi pemicu bencana ekologis lainnya.

"Bencana ekologis banjir sebagaimana yang terjadi pada sejumlah wilayah baik di Ketapang, Kapuas Hulu dan beberapa daerah akhir-akhir ini mengisyaratkan bahwa alam kita saat ini tidak sedang baik-baik saja," katanya.

Adanya kerusakan massif yang terjadi, dikatakannya tidak dibarengi dengan upaya pemulihan yang dilakukan. Akibatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup mengalami ketidakseimbangan.

Sekolah Terdampak Banjir, Ini Penjelasan Disdikbud Kapuas Hulu Terkait Ulangan Sekolah

"Ini sebenarnya diperlukan langkah kebijakan serius untuk memastikan kerusakan alam dan lingkungan hidup tidak terus terjadi melalui komitmen para pembuat kebijakan," ujarnya.

Selain itu, deteksi dini atas potensi bencana ekologis banjir dengan memastikan informasi rawan bencana bisa mudah diakses masyarakat juga sangat diperlukan.

Termasuk juga respon tanggap darurat untuk melakukan evakuasi terhadap warga korban dan membantu meringankan beban mereka yang terdampak bencana ekologis.

"Potensi bencana ekologis dengan intensitasnya yang terjadi, mestinya menjadi peringatan yang sangat serius bagi para pembuat kebijakan terutama para kandidat yang akan mengikuti pemilu ke depan. Agar permasalahan terkait keselamatan rakyat dan lingkungan hidup dijadikan agenda prioritas untuk jadi perhatian yang mesti diselesaikan," harapnya.

Tak hanya itu, dirinya menilai bencana ekologis yang terjadi juga mengingatkan bahwa praktik ekstraksi sumberdaya alam dengan daya rusaknya yang massif selama ini sudah semestinya dihentikan.

Namun praktik pengurusan sumberdaya alam dan lingkungan yang memastikan kelestarian layanan alam dibarengi dengan mengadopsi praktik-praktik baik dan berkelanjutan. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved