Kunci Jawaban

Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 135 Kurikulum Merdeka, Kerajaan Islam di Indonesia

soal dan kunci jawaban kelas 8 SMP pada soal aktivitas 1 Halaman 135 Tema 3 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa dikutip dari buku kurikulum merdeka...

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 135 Kurikulum Merdeka, Kerajaan Islam di Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Jangan lewatkan soal dan kunci jawaban pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) kelas 8 SMP pada kurikulum merdeka belajar halaman 135.

Pada pembahasan soal dan kunci jawaban 8 SMP yakni soal lembar aktivitas 22 pada materi bagian C Interaksi Budaya pada Masa Kerajaan Islam Tema 2 Kemajemukan Masyarakat Indonesia.

Adapun untuk materi IPS kelas 8 SMP kurikulum merdeka ada 4 Bab diantaranya Tema 1 Kondisi Geografis dan Pelestarian Sumber Daya, Tema 2 Kemajemukan Masyarakat Indonesia, Tema 3 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa dan Tema 4 Pembangunan Perekonomian Indonesia.

Inilah soal dan kunci jawaban kelas 8 SMP pada soal aktivitas 1 Halaman 135 Tema 3 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa dikutip dari buku kurikulum merdeka serta beberapa sumber :

Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 145 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1 Kondisi Geografis Indonesia

Lembar Aktivitas 22

Kerjakan tugas kelompok berikut ini untuk memahami berbagai kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia pada waktu itu!

1. Bentuklah kelompok dengan anggota masing-masing 4- 5 orang!

2. Carilah informasi melalui buku, ensiklopedia, internet atau literatur lainnya terkait dengan kerajaan Islam di Indonesia. Masing-masing kelompok membahas satu kerajaan Islam yang telah dipilih!

Berikut adalah nama-nama kerajaan Islam, yaitu:

a. Kerajaan Malaka

b. Kerajaan Aceh

c. Kerajaan Demak

d. Kerajaan Banten

e. Kerajaan Gowa Tallo

Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 146 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 2 Penjelajahan Samudra

3. Carilah beberapa informasi yang berkaitan dengan kerajaan tersebut:

a. Lokasi kerajaan

b. Sumber sejarah

c. Raja-raja yang memerintah

d. Kondisi sosial-politik-budaya keraajaan tersebut

4. Tuliskan hasil pencarian kalian ke dalam sebuah mind map dengan kertas berukuran A3. Kreasikan sesuai dengan kreativitas kalian!

5. Presentasikan hasil temuan di depan kelas bersama dengan kelompok kalian!

Kunci Jawaban

Kerajaan Majapahit

a.       Lokasi Kerajaan Majapahit

Sejumlah catatan sejarah menjelaskan bahwa pusat Kerajaan Majapahit terletak di Trowulan, Jawa Timur. Untuk membuktikan hal tersebut, pemerintah kolonial Belanda pun membentuk badan purbakala bernama Oudheidkundige Vereeniging Majapahit (OVM) pada 15 April 1924.

OVM didirikan oleh para insinyur dan arkeolog Belanda yang diprakarsai oleh Henry Maclaine Pont. Mereka meneliti setiap artefak yang ada di Trowulan, mulai dari bangunan, arca, relief, hingga strukturnya. Lantas, setelah melakukan penelitian tersebut, benarkah Trowulan merupakan ibu kota Kerajaan Majapahit?

Merujuk pada Kitab Pararaton, Raden Wijaya mendirikan Majapahit di sekitaran Hutan Trik, tepi Sungai Brantas.

Sementara itu, Situs Trowulan yang dikenal sekarang terletak di daerah pedalaman dan cukup jauh jaraknya dari Sungai Brantas. Namun, terdapat sebuah bukti kuat yang mengarah ke Trowulan sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit, yaitu laporan pelayar China, Ma Huan.

b. Sumber sejarah

Kitab Negarakertagama menjadi salah satu yang menjadi bukti sejarah keberadaan Kerajaan Majapahit. Kitab Negarakertagama yang ditulis di media lontar ini merupakan hasil karya dari salah satu mpu termasyur dalam sejarah Majapahit, Mpu Prapanca.

c.       Raja-raja yang memerintah

Raden Wijaya/Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309 M)

Kalagamet/Sri Jayanagara (1309-1328 M)

Sri Gitarja/Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 M)

Hayam Wuruk/Sri Rajasanagara (1350-1389 M)

Wikramawardhana (1389-1429 M)

Suhita/Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447 M)

Kertawijaya/Brawijaya I (1447-1451 M)

Rajasawardhana/Brawijaya II (1451-1453 M)

Purwawisesa/Girishawardhana/Brawijaya III (1456-1466 M)

Bhre Pandansalas/Suraprabhawa/Brawijaya IV (1466-1468 M)

Bhre Kertabumi/Brawijaya V (1468 -1478 M)

Girindrawardhana/Brawijaya VI (1478-1489 M)

Patih Udara/Brawijaya VII (1489-1527 M)

d.      Kondisi sosial-politik-budaya keraajaan tersebut

- Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit

Tokoh pendiri kerajaan Majapahit bernama Raden Wijaya, ia mendirikan kerajaan ini pada tahun 1293 masehi. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Kertajasa Jayawardhana. Namun masa pemerintahannya hanya berlangsung sebentar, sebab setelah 16 tahun memimpin ia kemudian wafat.  Penggantinya bernama Kalagemet dengan gelar Sri Jayanegara.

Ia merupakan putera Raden Wijaya. Berkuasa dari tahun 1309 hingga 1328 masehi. Berakhirnya kekuasaaan Sri Jayanegara disebabkan karena dibunuh oleh seorang tabib yang memiliki dendam. Kalagemet kemudian digantikan oleh Tribuwanatunggadewi yang merupakan saudara perempuannya. 

Raja ketiga ini memerintah dari tahun 1328 hingga 1350. Pada masa pemerintahannya, muncul tokoh pemberani dan kuat bernama Gajah Mada yang kemudian diangkat menjadi Mahapatih Amangkubumi, sebab berhasil meredam pemberontakan yang terjadi.

Tribuwanatunggadewi memiliki seorang putera bernama Hayang Wuruk yang kemudian menggantikannya sebagai raja pada tahun 1350. Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk bersama patih Gajah Mada, kerajaan Majapahit mengalami puncak kejayaan dengan berhasil menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara.

Kehidupan politik kerajaan Majapahit sudah teratur dengan baik. Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara, seperti dengan kerajaan China, Champa, Siam dan Kamboja. Hal ini dibuktikan dari beberapa sumber yang menyebutkan bahwa pada tahun 1370 hingga 1381, kerajaan Majapahit telah mengirimkan beberapa kali utusan persahabatan ke kerajaan di China (Tiongkok).

Kekuasaan di kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan desentralisasi, didukung dengan birokrasi yang rinci. Raja Majapahit dianggap sebagai penjelmaan dewa tertinggi, maka memiliki otoritas politik tertinggi sebagai penguasa. Seorang raja dibantu oleh pejabat-pejabat birokrasi.  

Berikut ini susunan pemerintahan dari pusat ke daerah di Kerajaan Majapahit :

- Bhumi (pusat kerajaan), dipimpin oleh Maharaja.
- Negara (provinsi), dipimpin oleh bhre (pangeran), rajya (gubernur), natha (tuan), adipati atau bhatara.
- Watek (Kabupaten), diperintah oleh Tumenggung
- Kuwu (lebih tinggi dari Kecamatan), diperintah oleh demang.
- Wanua (desa), dipimpin oleh thani.
- Kabuyutan (dusun kecil) atau padukuhan, dipimpin oleh kepala dukuh atau seorang buyut.

- Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit

Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan Majapahit diketahui dalam beberapa isi prasasti yang berhasil ditemukan. Di dalam prasasti-prasasti disebutkan bahwasanya masyarakat di kerajaan Majapahit telah mengenal mata pencaharian sebagai pengrajin emas, penjual minuman, tukang daging, dan pengrajin perak.

Jika kita analisis, kehidupan masyarakat di bidang ekonomi sudah mengalami perkembangan ke arah kemajuan, di mana mata pencaharian mulai bervariasi, tidak hanya mengandalkan bidang pertanian saja. Penduduk yang bermata pencaharian di luar pertanian semakin meningkat.

Berdasarkan catatan dari Wang Ta-Yuan (pedagang Tiongkok), ia menyebutkan bahwa komoditas ekspor di Pulau Jawa pada zaman kerajaan Majapahit meliputi kain, garam, lada dan burung kakak tua. Sementara jenis barang yang diimpor seperti emas, perak, mutiara, sutera, perak, besi dan keramik.

Kemajuan kehidupan ekonomi di Kerajaan Majapahit tercermin pada mata uang yang sudah dipergunakan. Jenis mata uang yang berhasil dibuat yaitu dari bahan campuran perak, timah putih, timah hitam dan tembaga. Selain itu, berdasarkan catatan biarawan Katolik Roma bernama Odorico, ia menyebutkan bahwa saat mengunjungi istana Jawa, ia melihat istana tersebut penuh dengan perhiasan emas, perak dan permata.

- Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Majapahit

Di dalam kehidupan sosial masyarakat kerajaan Majapahit mengenal sistem kasta seperti di India, karena kerajaan ini bercorak Hindu. Namun sistem kasta di kerajaan Majapahit hanya bersifat teoritis saja dalam kehidupan Istana. Seperti yang kita ketahui, terdapat empat kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisaya dan Sudra. 

Namun terdapat golongan lain di luar lapisan tersebut, yaitu Candala, Melccha, dan Tuccha. Golongan tersebut merupakan orang-orang terbawah dari lapisan sosial masyarakat di kerajaan Majapahit.  Brahmana adalah kaum pendeta, kesatria merupakan keturunan raja atau pewaris raja, waisya terdiri dari pedagang dan orang-orang yang menggeluti bidang pertanian dan peternakan, sedangkan kaum Sudra adalah budak.

Berdasarkan aspek kedudukan sosial dalam masyarakat di Kerajaan Majapahit, status wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Hal ini terlihat dari kewajiban wanita hanya melayani suami, tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun. Peraturan ini tertera dalam perundang-undangan di kerajaan Majapahit dengan tujuan pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat dihindari.

Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama di bidang seni sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra yang dihasilkan, seperti kitab Negarakretagama, Kitab Sutasoma, Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya. Kerajaan Majapahit juga meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa prasasti dan candi.

Cek Informasi Tentang Kunci Jawaban Lainnya Disini

(*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved