Kalbar Masuk 10 Provinsi Inflasi Terendah Pemprov Terus Gencarkan Operasi Pasar & Gelar Pangan Murah
Disampaikannya, dari pantaunnya saat turun ke pasar bahwa untuk saat ini harga-harga kebutuhan pokok masyarakat cenderung masih dalam kondisi stabil.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar masih akan terus melakukan Operasi Pasar, dan Gelar Pangan Murah dalam rangka pengendalian inflasi yang dianggap cukup efektif.
Dikatakan Harisson, yang tadinya provinsi Kalbar masuk 10 provinsi paling tinggi inflasinya. Namun pada bulan berikutnya setelah dilaksanakan gelar pangan murah dan operasi pasar, Provinsi Kalbar berada pada rangking 18 pengendalian inflasi se-Indonesia.
“Lalu pada Oktober ini kita berada rangking 8 atau 10 daerah dengan pengendalian inflasi terbaik. Jadi tingkat inflasi kita 10 terendah se Indonesia,” ujar Harisson, Senin 13 November 2023.
Pada hari ini, Harisson juga turun langsung meninjau harga kebutuhan pokok, sekaligus Operasi Pasar yang digelar Pemprov Kalbar, di Pasar Mawar Pontianak, Senin 13 November 2023.
Disampaikannya, dari pantaunnya saat turun ke pasar bahwa untuk saat ini harga-harga kebutuhan pokok masyarakat cenderung masih dalam kondisi stabil.
• Pj Gubernur Harisson Turun Langsung Tinjau Operasi Pasar di Pasar Mawar Pontianak
"Seperti yang telah kita lihat di pasar (Pasar Mawar) harga gula saat ini Rp 14.000 per/Kg, cabe rawit Rp.60.000 / Kg, dan saat ini sayur-sayuran harganya turun. Ini akan terus menjadi perhatian kita," ujarnya.
“Pada intinya Gelar Pangan Murah dan Operasi Pasar ini akan terus kita laksanakan dan memang efektif menurunkan harga dan terlihat dari angka inflasi yang terus turun. Dimana saat ini persentase inflasi kita diangka 2,51 persen. Kemudian harga- harga juga terkendali,” tambah Harisson.
Ia mengatakan tidak bisa bayangkan kalau Pemprov tidak melakukan operasi pasar atau gelar pangan murah. Pastinya harga -harga akan terus melonjak tidak terkendali.
“Jadi operasi pasar ini akan terus kita laksanakan mungkin akan semakin sering menjelang natal dan tahun baru,” ujarnya.
Ditambah lagi saat ini ditengah situasi dunia yang tidak menentu akibat perang Ukraina dan Rusia, kemudian ditambah lagi dengan perang Hamas dan Israel. Ditambah lagi adanya efek dari Elnino.
“Efek iklim dimana kemarau panjang, akan ada banyak negara -negara yang menahan ekspornya, dimana selama ini dapat membantu Indonesia, yang biasanya kita menerima Impor beras, bahan baku lain dari negara lain, misalnya Thailand, Vietnam yang biasanya kita menerima pasokan dari mereka. Nah sekarang dengan adanya situasi dunia yang tidak membaik, masih kacau. Sehingga mereka menahan ekspornya, dan mereka tidak mau memberi ke kita, kalau pun ada sangat sedikit,” ujarnya.
Hal ini merupakan dampak dari situasi dunia yang tidak baik yang bisa mengancam inflasi atau menaikkan harga bahan- bahan pangan dan kebutuhan pokok di dunia maupun Indonesia, termasuk Kalbar.
“Maka untuk itu sebenarnya Pak Presiden sudah mewanti- wanti agar kenaikan harga ini dapat dikendalikan. Jadi kalau naik itu jangan sampai terlalu meningkat, yang akan menyebabkan masyarakat kesusahan,” tegasnya
Maka dari itu, salah satu program pengendalian inflasi ini adalah dengan operasi pasar dan gelar pangan murah.
“Ini hanya salah satu kegiatan yang kita lalukan dalam pengendalian inflasi, dan kalau untuk mengendalikan kenaikan harga banyak sekali program kita yang lain,” pungkasnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini
Pasar Murah di Pemangkat, Bupati Satono Disambut Ratusan Warga |
![]() |
---|
Kelangkaan Beras, DPRD Dorong Operasi Pasar dan Pemanfaatan SPHP |
![]() |
---|
Dandy Senpai, Dari Hobi SD hingga Mendirikan Komunitas Rubik Pontianak |
![]() |
---|
Kebakaran di Pontianak Timur, Diduga Akibat dari Tabung LPG |
![]() |
---|
Pria 22 Tahun Meninggal di Tempat Usai Terlindas Truk Tangki di Kubu Raya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.