Harga Beras Naik, Bank Indonesia Optimis Inflasi Kalbar Tetap Terkendali

Paling kurang ada 15 kali gerakan pangan murah kita lakukan. Tentunya menyasar komoditas beras, cabe, dan hortikultura sayuran.

Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat N.A Anggini Sari menjelaskan saat ini inflasi Kalbar pada September 2023 sebesar 0,08 persen (mtm) dan secara year to date (ytd) inflasi Kalbar sebesar 1,3 persen. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu. Kekhawatiran kenaikan harga komoditas beras tersebut akan menyumbang inflasi di Kalbar, cukup beralasan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar, inflasi Kalbar pada September 2023 sebesar 0,08 persen (month to month).

Adapun andil komoditas pendorong inflasi Kalbar (mtm) adalah beras sebesar 0,1158.

Dari catatan BPS Kalbar pula andil komoditas pendorong inflasi Kalbar (yoy) juga komoditas beras dengan andil 0,3815.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat N A Anggini Sari menjelaskan terkait perkembangan inflasi kalbar yang diperkirakan akan bergerak naik seiring kenaikan harga pangan yaitu beras, dirinya menyakinkan bahwa inflasi Kalbar masih terkendali.

“Saat ini inflasi Kalbar pada September 2023 sebesar 0,08 persen (mtm). Secara year to date (ytd) inflasi Kalbar sebesar 1,3 persen.

Target inflasi nasional dan Kalbar itu 3 plus minus 1 persen. Maka, Kalbar masih sesuai target. Kami optimis inflasi Kalbar tetap terkendali,” kata Anggini Sari.

Baca juga: Pj Gubernur Kalbar Tegaskan Isu Beras Plastik Hoaks

Meski demikian Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Infalasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus berupaya mengantisipasi ini dengan gerakan pangan murah sampai dengan akhir tahun nanti.

“Paling kurang ada 15 kali gerakan pangan murah kita lakukan. Tentunya menyasar komoditas beras, cabe, dan hortikultura sayuran.

Terkait ketersediaan pasokan khususnya beras, kita sudah koordinasi dengan Bulog, untuk stoknya cukup sampai akhir tahun terutama untuk menyambut moment Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.

Masih sebagai program upaya pengendalian inflasi yakni menerapkan 4K.

4K terdiri dari keterjangkauan harga melalui gerakan pangan murah yang bersinergi dengan Pemda.

Lalu memastikan Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, melalui fasilitasi ongkos angkut.

Serta Komunikasi Efektif, melalui perluasan Kerjasama Antar Daerah.

“Kami sudah memberikan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa bibit untuk 14 kabupaten kota, ini juga untuk mendukung ketersediaan pasokan,” ujarnya.

Anggini Sari juga menyampaikan bahwa sudah dibangun Early Warning System (EWS).

“Kami sudah bangun early warning system. Yang dilakukan dengan adanya survei harian dan mingguan.

Jadi jika ada komoditas tertentu yang harganya naik bisa segera diantisipasi dengan melakukan operasi pasar,” ujarnya.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved