Khazanah Islam

Contoh Dua Khutbah Jumat Bulan Maulid, Tentang 3 Sejarah Besar Nabi Muhammad SAW

Cocok sekali menjadi pembahasan dalam Khutbah Jumat kali ini di Bulan Mualid tahun 2023................

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id / sid / google
Pelaksanaan Khutbah Jumat tentang sejarah Nabi Muhammad SAW di mimbar, lengkap dalam dua khutbah sebagai contoh dan referernsi. 

Dan benar. Hanya dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus menjadi Rasul, cahaya tauhid tersebar ke seluruh jazirah Arab. Dan hari ini, kita mendapati lebih dari 1,7 miliar penduduk dunia adalah muslim.

Baca juga: CONTOH Materi Khutbah Jumat Bertema Penting dan Keharusan Menjaga Air Sebagai Sumber Kehidupan

- Hijrah ke Madinah

Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah. Di saat semua sahabat telah berhijrah ke Madinah, hanya tinggal Rasulullah dan Abu Bakar yang belum berangkat. Beliau menunggu perintah Allah, kapan waktu yang tepat untuk berangkat.

Setelah turun perintah Allah, Rasulullah dan Abu Bakar pun berangkat ke Madinah, setelah malamnya Ali bin Abu Thalib menggantikan beliau di tempat tidur untuk mengecoh kafir Quraisy yang akan membunuhnya.

Rasulullah dan Abu Bakar pergi ke Madinah dengan mengambil rute yang tidak biasanya. Mereka berdua bersembunyi di Gua Tsur terlebih dahulu untuk menghindari pengejaran oleh kaum kafir Quraisy.

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa Rasulullah tiba di Madinah tepat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal.

- Wafatnya Rasulullah

Bulan Rabiul Awal juga merupakan bulan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi di dalam bukunya Sirah Nabawiyah menjelaskan bahwa beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 hijriyah dalam usia 63 tahun.

Kaum muslimin sangat sedih di hari itu hingga Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Saat Rasulullah tiba di Madinah, itulah hari yang menyinari segala sesuatu. Saat beliau wafat, itulah hari yang membuat segalanya gelap.”

Menjelang beliau wafat, yang paling beliau pikirkan adalah umatnya. Maka beliau pun mengucapkan “ummati.. ummati…” Beliau sangat mengkhawatirkan umatnya.

Umat yang selama ini dibela dan diperjuangkan. Umat yang selama ini senantiasa dibinanya. Umat yang selama ini dikasihinya.

Allah menggambarkan kecintaan dan kasih Rasulullah kepada umat dalam firman-Nya:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. At Taubah: 128)

Begitu berat terasa oleh beliau penderitaan umat sehingga beliau bersedia menebus dan meringankan penderitaan itu. Misalnya sakaratul maut yang demikian berat. Saat menjelang wafat, putri beliau Fatimah radhiyallahu ‘anha bertanya, “apakah sakaratul maut sakit ya Rasulullah.” Rasulullah justru meminta kepada Allah agar sakitnya sakaratul maut umat ditanggung beliau.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved